Showing posts with label Motivasi. Show all posts
Showing posts with label Motivasi. Show all posts

16 October 2018

Tolonglah walau Sekecil Apapun


*Jalan hidup manusia, tidak ada yang kebetulan. Ada tangan yg tidak kelihatan (invisible hands) yang mengaturnya*
Ini kisah nyata yg terjadi pada thn 1892 di Stanford University. Pesan moralnya masih relevan saat ini.

Ada seorang mahasiswa muda berusia 18 tahun yg berjuang untuk membayar biaya kuliahnya. Dia seorang yatim piatu, dan tidak tahu ke mana harus mendapatkan uang. Akhirnya dia dapat ide yg cemerlang. Bersama seorang temannya, ia memutuskan utk menggelar konser musik di kampus guna mengumpulkan uang untuk biaya pendidikan mereka. Konser itu mereka adakan dgn mendatangkan pianis besar Ignacy J. Paderewski. Manajer sang pianis  meminta biaya sebesar $2.000 untuk konser piano. Sebuah kesepakatan pun terjadi.

Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk membuat konser sukses. Hari besar tiba. Paderewski akan melaksanakan konser piano di Stanford University. Tapi sayangnya, si kedua mahasiswa tidak berhasil menjual tiket sesuai target. Total tiket yg terjual hanya $ 1,600. Keduanya kecewa, Mereka lalu pergi ke Paderewski dan menjelaskan keadaan mereka. Mereka memberikan seluruh uang $1,600, ditambah dgn cek sebesar $ 400. Kedua mahasiswa tsb berjanji untuk melunasi cek cepatnya.
"Tidak" kata Paderewski. "Aku tidak dapat menerima." Dia menyobek cek, mengembalikan uang $1,600 sambil berkata kepada kedua mahasiswa, "Ini uang $1,600 kalian ambil. Gunakanlah untuk biaya kuliah kalian."

"Aku akan mainkan konser piano tanpa perlu kalian bayar!" Kedua mahasiswa  terkejut, dan mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya. Bagi Paderewski, yang dilakukannya adalah tindak kebaikan yang kecil. Tapi jelas itu menunjukkan bahwa Paderewski seorang manusia yang besar. Mengapa ia harus membantu kedua mahasiswa tsb yang bahkan dia tidak kenal sama sekali? 

Kita semua juga sering menemukan situasi seperti ini dalam hidup kita. Dan kebanyakan dari kita hanya berpikir "Jika saya membantu mereka, apa yang akan terjadi padaku?" Kalau seseorang itu benar-benar baik dan bijak, dia akan berpikir, "Jika saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi dengan mereka?" Orang-orang yang baik dan bijak tidak akan melakukannya dengan mengharapkan balasan. Mereka melakukannya karena mereka merasa itu adalah hal yang benar yang harus dilakukan. 

Sebagaimana diketahui, Paderewski kemudian menjadi Perdana Menteri Polandia. Dia seorang pemimpin yg besar, tapi sayangnya ketika Perang Dunia I dimulai, Polandia dilanda kelaparan. Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya, dan tidak ada uang utk memberi makan mereka. Paderewski tidak tahu ke mana harus berpaling utk minta bantuan.

Dia mengulurkan tangan ke Administrasi Makanan dan Bantuan AS untuk minta bantuan. Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, setuju utk membantu dan cepat dikirim berton-ton bahan makanan untuk rakyat Polandia yg kelaparan. Akhirnya sebuah bencana dapat dihindari.

Paderewski lega.
Dia memutuskan untuk pergi bertemu dengan Hoover secara pribadi guna berterima kasih kepadanya. Ketika Paderewski mengucapkan terima kasih kepada Hoover atas sikap mulianya, Hoover cepat menyela dan berkata:
"Anda tidak harus berterima kasih kepada saya, Pak Perdana Menteri. Anda mungkin sudah lupa, tetapi saya tidak akan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun yg lalu, Anda membantu biaya kuliah dua mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka...."

Dunia adalah tempat yg indah.
Apa yg terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yg telah kita lakukan.

*Pada saat kita ada kesempatan untuk membantu sesama, JUST DO IT!!*


Jangan pernah menghitung-hitung dan mengharapkan balas budi.
Kita tidak perlu tahu dari mana dan dengan cara apa balasan itu akan datang kepada kita.

12 October 2018

Pitutur Wong Jowo Kuno


  • Wong Nrimo, Uripe Dowo
  • Wong Sabar, Rejekine Jembar
  • Wong Ngalah, Uripe bakal Berkah
  • Sopo sing Jujur, uripe Makmur
  • Sopo sing Suloyo, uripe Sengsoro
  • Sopo sing Sombong, amale bakal Kobong
  • Sopo sing Telaten, bakal Panen
  • Ojo podo Nggresulo, mundak gelis Tuwo
  • Sing wis Lungo, Lalekno
  • Sing durung Teko, Entenono
  • Sing wis Ono, Syukurono
  • Iki pituture wong tuwo, ojo nganti lali, eling-elingono lan lakonono..
-----------------------------------------------------------------------------------------

SEHAT KUWI YEN:

  • Awake waras,
  • Nduwe beras,
  • Utange lunas,
  • Mangan enak,
  • Turu kepenak,
  • Ngibadah jenak,
  • Tonggo semanak,
  • Keluarga cedhak,
  • Bondo cemepak,
  • Suwargo mbukak,
  • Sedulur grapyak,
  • Ono panganan ora Cluthak,
  • Ketemu konco grapyak,
  • Ora seneng nggetak-nggetak,
  • Gaweane ora mung macak,
  • Opo maneh mung mencak-mencak,
  • Karo konco yo semanak,
  • Omongane ora tau sengak,
  • Di rungokke yo kepenak .
-----------------------------------------------------------------------------------------
  • Urip ing donyo
  • Minangkane mampir ngombe
  • Kudu nrimo, kudu sabar
  • Kudu momong karo awake dhewe ugo wong liyo
  • Syukur karo sing kuoso
  • Sifat Adigang, Adigung, Adiguno ora bakal menangke lakon
  • Ojo dumeh dadi wong biso
  • Ojo dumeh dadi wong sugih
  • Ojo dumeh dadi wong kanggo
  • Kui kabeh naming pacoban urip
  • Balung biso ajur, bondo biso enthek
  • Wong bagus ora saklawase, Wong ayu ora saksuene
  • Ora ono sing langgeng liyane Allah SWT
  • Sing jujur ojo ngapusi, sing pinter ojo keblinger
  • Nek koe kroso loro di jiwet, ojo njiwet wong liyo
  • Sing do eling ngger...leh mu dadi menungso
-----------------------------------------------------------------------------------------
  • Urip kuwi cumo mampir ngombe
  • Ojo dipekso yen ora biso
  • Kabeh kuwi wis ono sing ngatur
  • Di oyak soyo adoh
  • Di pikir soyo bingung
  • Digelani soyo rekoso
  • Wis kersane gusti allah mawon

-----------------------------------------------------------------------------------------
  • Ono awan,
  • Ono pangan,
  • Ono bengi,
  • Ono rejeki,
  • Gelem obah bakal mamah,
  • Gelem temandang bakal kesandang,
  • Gelem sedekah bakal berkah,
  • Gelem tetulung ora kepentung.
  • Ojo kuatir ora keduman,
  • Selagi isih gelem temandang.
  • Rejeki bakal mili,
  • Jodho wis ono sik ngeteri,
  • Mati wis ono jek nakdiri,
  • Intine garik le do nglakoni.


-----------------------------------------------------------------------------------------
  • Urip iku sakdermo,
  • Yen ora biso yo ojo di pekso,
  • Di oyak sansoyo adoh,
  • Di gelani ora bali,
  • Dipikir dadi kentir,
  • Kabeh iku wis ono sing ngatur,
  • Nerimo ing pandum.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Ojo mung eling butuhe urip, nganti lali gunane urip
Akehno anggonmu syukur nikmat, ben lali carane sambat

11 October 2018

Kisah Anak dan Ayahnya Tentang Disiplin


Putranya tidak suka tinggal di rumah, karena ayahnya selalu ‘ngomel’: "Nak, kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan kipas angin".
“Matikan TV. Jangan biarkan menyala di ruangan di mana tidak ada siapa-siapa menontonnya..
“Simpan pena di tempatnya, itu jatuh ke bawah meja”
Putranya tidak suka ayahnya mengomelinya untuk hal-hal kecil ini..
Tapi dia harus mentoleransi hal-hal ini sejak kecil, ketika dia bersama keluarganya di rumah yang sama.
Datanglah hari ini, dimana dia mendapat undangan untuk wawancara kerja...
 “Dia membatin dalam hatinya, Begitu saya mendapatkan pekerjaan itu, saya akan meninggalkan kota ini. Tidak akan ada lagi  omelan dari ayah saya..
"Begitulah pikirannya.
Ketika dia hendak pergi untuk wawancara, sang ayah menyarankan:
“Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan kepadamu tanpa ragu-ragu.
Bahkan jika engkau tidak tahu jawabannya, sebutkan itu dengan percaya diri..." Ayahnya memberi uang yg lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan untuk menghadiri wawancara...
Putranya tiba di pusat wawancara...
Dia memperhatikan bahwa tidak ada penjaga keamanan di gerbang. Meskipun pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, hal itu bisa membuat orang masuk melalui pintu menjadi tertabrak.
Dia meletakkan gerendel kembali dengan benar, menutup pintu dan memasuki kantor. Di kedua sisi jalan dia bisa melihat tanaman bunga yang indah.  Air mengalir di pipa selang dan tidak terlihat seseorang di mana pun. Airnya meluap di jalan setapak.Dia mengangkat selang dan meletakkannya di dekat salah satu tanaman dan melangkah lebih jauh.Tidak ada seorang pun di area resepsionis. Namun, ada pemberitahuan yang mengatakan bahwa wawancara berada di lantai pertama. Dia perlahan menaiki tangga.
Cahaya yang dinyalakan tadi malam masih menyala pukul 10 pagi. *Dia ingat peringatan ayahnya* "Mengapa kamu meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu" Dan dia masih bisa mendengarnya sekarang. Dia merasa sedikit jengkel oleh pikiran itu, namun dia mencari saklar dan mematikan lampu. Di lantai atas di aula besar dia bisa melihat banyak calon duduk menunggu giliran.
Dia melihat banyaknya pelamar, hatinya bertanya-tanya apakah dia punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu. Dia pun memasuki aula dengan sedikit gentar dan menginjak tikar yg bertuliskan *Selamat Datang* yang ditempatkan di dekat pintu. Diperhatikannya bahwa tikar itu terbalik... spontan saja dia meluruskan matras, walaupun dengan sedikit kesal.Dia melihat bahwa dalam beberapa baris di depan ada banyak orang yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong, tetapi sejumlah penggemar berlari di atas deretan kursi itu.Dia mendengar kipas angin, Dia mematikan kipas yang tidak diperlukan dan duduk di salah satu kursi yang kosong..
Dia melihat banyak pria memasuki ruang wawancara dan segera pergi dari pintu lain. Jadi tidak mungkin ada yang bisa menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara. Ketika tiba gilirannya, Dia pergi dan berdiri di hadapan pewawancara dengan sedikit gemetar dan pesimis...
Sesampainya didepan meja, pewawancara langsung mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya, mereka langsung berkata "Kapan Anda bisa mulai bekerja?"
Dia terkejut dan berpikir, "Apakah ini pertanyaan jebakan, atau sebuah sinyal bahwa saya telah diterima untuk pekerjaan itu?" Dia bingung.
Apa yang kamu pikirkan?" Tanya sang bos.
Kemudian melanjutkan kata-katanya... "Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini. Karena dengan mengajukan hanya beberapa pertanyaan, kami tidak akan dapat menilai siapa pun. Tes kami adalah untuk menilai sikap orang tersebut... Kami melakukan tes tertentu berdasarkan attitude para kandidat...
Kami mengamati setiap orang melalui CCTV. Untuk mengamati apa saja yg dilakukannya, ketika melihat  gerendel di pintu, pipa selang yg mengalir air, keset selamat datang, kipas atau lampu yang tidak berguna.Anda adalah satu-satunya yang melakukan itu. Itu sebabnya kami memutuskan untuk memilih Anda”.Hatinya terharu, dia ingat ayahnya... Dia yg selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ayahnya ayahnya... Sekarang  menyadari bahwa omelan dan disiplin yg ditanamkan ayahnya yang telah membuat dia diterima pada pekerjaan yg diinginkannya... Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna.
Ayah, ma'afkan anakmu, demikian bisiknya..
Dia memutuskan akan meminta maaf kepada ayahnya, dia akan membawa ayahnya melihat tempat kerjanya.Dia pulang ke rumah dengan bahagia.Apapun yang ayah katakan kpd kita,  hanyalah untuk kebaikan kita... Semua bertujuan untuk memberi kita masa depan yang cerah!
*Batu karang tidak akan menjadi benda yang indah dan berharga, jika ia menahan rasa sakit dari pahat yang memotongnya*.
Agar kita menjadi pribadi  yang indah, maka kita perlu menerima dan mematuhi peringatan... Memahat kebiasaan baik dari perilaku buruk yg muncul dari diri kita sendiri...
Ibu mengangkat anak di pinggangnya untuk memeluk, memberi makan dan untuk membuatnya tidur..
Tetapi ayah mengangkat anak itu ke pundaknya untuk membuatnya melihat dunia yang tidak bisa diihatn anaknya..
Ayah dan ibu adalah pahlawan dan guru kehidupan... Petunjuk dan kasih sayangnya mendampingi kita sepanjang kehidupan..
Perlakukanlah mereka dengan baik..
Hal ini akan menjadi  contoh dan bimbingan dari generasi ke generasi berikutnya, sebagai estafet kehidupan..


Sumber: grup Facebook.com. Sumber artikel asli saya tidak tahu.

Belajar Ikhlas dengan Mas Samin



Cuplis : kang, sampeyan ngasih duit ke si A ?
Samin : Iya
Cuplis : sampeyan diapusi, dia itu kaya
Samin : ngapusi aku? iku dudu urusanku. Kui urusane dekne karo Gustine
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : Lho sendalmu endi, kang ? Kok cekeran ?
Samin : ilang
Cuplis : ora mbok golek'i sopo sing nyolong ?
Samin : ora, ah? mbiyen lahir yo ora sandalan
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : kang, sampeyan dirasani karo si kae
Samin : ben wae
Cuplis : sampeyan ora nesu
Samin : Lha saiki kowe yo ngrasani si kae, si kae yo ra nesu
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Cuplis : kang, pitikmu dipangan asune si kae
Samin : wes ben
Cuplis : kok sampeyan biasa wae ? Ora njaluk ganti ?
Samin : walah... aku malah kaget nek pitikku sing mangan asune si kae
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : kang, tanduranmu rusak dipangan weduse pak kae
Samin : ben. Untung doyane tanduran. Yen weduse doyan papan , malah omahku sing dipangan
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : kang, kowe ki ket mau mlaku ngalor ngidul ora jelas?
Samin : Lha yo kui. Nek jelas , mesthi aku mlakune ngalor thok opo ngidul thok
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Cuplis : kang, klambi sing mbok jemur dicolong uwong
Samin : ben. Wong salahku dewe, aku njemur klambi tak pamer-pamerke ning njobo
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : kang, kok mlaku? Sapi sing biasa mbok tumpaki endi?
Samin : ilang...hehehe
Cuplis : kok malah ngguya ngguyu?
Samin : lha untunge dicolong pas ora tak tumpaki
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : kang, bayarane kae luweh gede timbang kowe, lho
Samin : Ben
Cuplis : kan ora adil
Samin : adil ora kudu podo. Kowe tak pakani katul podo karo pitik yo emoh tho
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=
Cuplis : kang, pelem-mu dicolong si kae
Samin : Ben
Cuplis : kok ben ?
Samin : lha kowe kok iyik tho? Biasane dicolong codot wae aku yo meneng wae
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Cuplis : kang, jare wingi omahmu kelebon maling?
Samin : Iyo
Cuplis : kok iyo ? Brarti sampeyan ngerti ?
Samin : ngerti. Tp aku mumet mergo isin ra duwe barang sing iso dimaling..
=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-=-
Semoga menginspirasi ....

Sumber: facebook.com