Berkomunikasi Dengan Gaib.
Pada prinsipnya, berkomunikasi dengan sesuatu yang gaib, termasuk roh leluhur atau khodam pendamping dan khodam benda-benda gaib, adalah dengan cara kontak rasa dan batin. Untuk bisa berkomunikasi dengan gaib itu tidak harus seseorang bisa melihat gaib, dan yang sudah bisa melihat gaib juga belum tentu bisa berkomunikasi dengan gaib.
Kalau sudah bisa melihat gaib, maka berkomunikasinya itu bisa dilakukan dengan cara melihat gaib saling bertatap muka seperti orang yang sedang mengobrol.
Kalau belum bisa melihat gaib, maka berkomunikasinya itu dilakukan dengan mengedepankan kontak rasa dan batin.
Bila kita berhasil menguasai tahapan ini berarti kita sudah belajar mempertajam kepekaan rasa batin, sehingga walaupun keberadaan suatu sosok mahluk halus tidak terasakan / terdeteksi kehadiran energinya dan tidak dapat dilihat dengan kemampuan melihat gaib (karena mahluk halus yang berkesaktian tinggi dan berdimensi tinggi semakin sulit dirasakan keberadaan energinya dan semakin sulit dilihat dengan penglihatan gaib mata ketiga), tetapi kita akan bisa mendeteksi keberadaannya dari adanya benturan energi di dada, dari adanya rasa berat di dada, pada jarak yang cukup jauh (sebelum muncul rasa merinding) dan bisa juga terbayang sosok wujudnya seperti apa. Sesudah terbayang bentuk awal sosok wujudnya barulah kemudian kita fokuskan batin kepada sosok gaibnya itu untuk menegaskan lagi detail sosoknya seperti apa.
Kalau jaraknya dekat kita bisa mendeteksi keberadaannya dengan merasakan keberadaan energinya secara langsung dengan rabaan tangan kita. Kalau jaraknya jauh maka kita menggunakan sugesti olah rasa di atas untuk mendeteksi keberadaan gaib yang jaraknya jauh. Selain itu dengan kepekaan rasa kita juga bisa mengetahui tujuan keberadaan sesosok mahluk halus, baik atau bertendensi negatif, sifatnya berbahaya atau tidak, dsb.
Ketika sudah terbayang wujud sesosok mahluk halus (yang adalah pemberitahuan dari para sedulur papat), kemudian kita fokuskan batin untuk bisa lebih jelas lagi melihat detail sosoknya, supaya penglihatannya jelas, tidak mengawang-awang. Usahakan untuk bisa lama memfokuskan batin, jangan sekelebatan lagi.
Dengan kata lain, dalam proses awal melihat gaib di atas kita meminta diberikannya gambaran awal dari sedulur papat, tapi kemudian kita sendiri (pancer) pertegas sendiri gambaran gaibnya sampai lengkap. Artinya, dalam melihat gaib itu kemampuan kita yang utama adalah pada pancernya untuk bisa melihat gaib (supaya pancernya bisa juga berperan sebagai roh, jangan hanya berperan secara biologis saja). Kalau masih sekelebatan saja, berarti pancer kita masih belum aktif berperan sebagai roh, kita hanya bisa menerima bisikan / gambaran gaib saja dari sedulur papat.
Sambil melakukan itu usahakan untuk juga bisa merasakan sifat-sifat watak mahluk halusnya, baik / jahat, apa tujuan keberadaannya, dsb, dengan mendengarkan bisikan ilham di pikiran kita (yang juga adalah pemberitahuan dari para sedulur papat). Dengan cara itu pancer dan sedulur papatnya saling berinteraksi.
Di tempat lain yang berpenghuni gaib mungkin kita juga akan mendapatkan pemberitahuan yang sama dari para sedulur papat berupa rasa berat di dada, merinding, dan sekelebatan gambaran wujud sosok gaib di lokasi itu, juga ilham dan bisikan gaib berupa sifat-sifatnya apakah baik / jahat, berbahaya ataukah tidak, dsb. Sesudahnya barulah kita (pancer) pertegas lagi untuk melihat detail sosok wujudnya.
Dengan melakukan latihan di atas berarti kita sudah dengan sengaja berlatih mendengarkan dan "tanggap" atas informasi yang disampaikan oleh sedulur papat kita. Usahakan untuk sehari-harinya kita juga "tanggap" atas informasi pemberitahuan dan komunikasi dari mereka berupa rasa dan firasat, ide dan ilham (dan mimpi). Dengan berbuat begitu maka sukma kita secara keseluruhan akan aktif memberikan manfaat dalam hidup kita. Kecerdasan batin kita akan tinggi dalam banyak hal, ide dan ilham mengalir lancar, dan kita tidak akan menemukan kebuntuan dalam kesulitan.
Rasa berat di dada adalah benturan energi sukma kita (kesatuan pancer dan sedulur papat). Itu adalah dasar dari "kekuatan rasa". Jika anda sudah mempunyai kekuatan sukma yang cukup tinggi, dengan menekan rasa, dengan kekuatan rasa, anda dapat melakukannya untuk mengusir mahluk halus atau untuk melakukan pembersihan gaib. Untuk melakukan itu anda perlu lebih dulu "membangun" kekuatan sukma dengan latihan olah energi atau dengan laku kebatinan / spiritual yang lain. Usahakan untuk lebih dulu berlatih membuat pagaran diri sebagai benteng anda dalam berhadapan dengan sesuatu yang gaib (baca : Pagaran Gaib).
Mungkin ada banyak kejadian dan fenomena yang anda alami ketika bermeditasi, yang Penulis tidak bisa menjelaskan satu per satu semua fenomena yang anda alami itu.
Latihan olah rasa di atas tujuannya adalah untuk mempertajam rasa dan insting dan untuk belajar fokus batin, jangan dipaksakan untuk langsung bisa melihat gaib seperti melihat gaib dengan mata ketiga. Khusus untuk bisa melihat gaib dengan mata ketiga itu Penulis ada menuliskan meditasinya di bagian akhir halaman berjudul Terawangan / Melihat Gaib , tetapi untuk keberhasilannya dituntut ketekunan yang lebih, karena tidak selalu mudah bagi semua orang untuk bisa berhasil dan tidak semua orang berhasil melakukannya.
Dalam latihan olah rasa di atas melihat gaibnya adalah dengan kepekaan rasa dan kontak energi.
Biarkan gambaran gaibnya mengalir di pikiran anda. Sesudah tampak gambaran gaibnya, barulah batin anda difokuskan kepadanya, sehingga penglihatan anda tidak mengawang-awang dan tidak berilusi. Jika anda sudah berhasil menguasainya maka kemampuan anda mendeteksi dan melihat gaibnya adalah yang disebut melihat gaib secara batin.
Rabaan tangan untuk mendeteksi keberadaan gaib yang kita lihat adalah untuk membantu kita supaya kita bisa lebih yakin dengan apa yang kita lihat dan bisa lebih pasti menentukan bahwa yang kita lihat itu benar ada dan benar berada di tempat posisinya yang kita lihat. Dengan demikian penglihatan kita itu tidak mengawang-awang dan penglihatannya benar, bukan ilusi / halusinasi.
Tujuan mendeteksi keberadaan energinya dengan tangan adalah untuk memastikan apakah benar sosok gaibnya itu berada di hadapan anda ataukah sebenarnya ada di samping kanan, kiri, dsb, sesuai gambaran gaib yang anda dapat, sehingga penglihatan gaib anda tidak mengawang-awang, ataukah sebenarnya mahluk halusnya tidak ada (hanya ilusi / halusinasi). Jika anda sudah memiliki kekuatan kebatinan / spiritual atau tenaga dalam, dsb, yang cukup tinggi, maka dengan cara kontak energi itu anda akan bisa berinteraksi langsung dengan mahluk halusnya untuk tujuan berkomunikasi, atau bahkan untuk bertarung mengusirnya (pembersihan gaib).
Mungkin kita bisa melihat contohnya di televisi dimana Ustad Soleh Pati selalu melakukan kontak rasa dan kontak energi untuk mendeteksi / melihat gaib, berinteraksi dan berkomunikasi dengan sosok-sosok halus, atau untuk menangkap / mengusirnya. Itu bisa menjadi bahan motivasi untuk kita bisa juga seperti beliau.
Jika dalam latihan olah rasa di atas anda menggunakan benda-benda gaib, misalnya keris atau batu akik berkhodam, jika anda memegang bendanya, akan lebih baik kalau anda menyalurkan energi di tangan untuk merasakan persentuhan dengan energi bendanya. Dengan cara itu biasanya kemudian akan ada kontak rasa dan akan terbayang sosok gaibnya seperti apa, termasuk tuah dan kekuatannya.
Untuk menayuh benda-benda gaib melalui fotonya, akan lebih baik jika dilakukan dengan cara sambil anda membayangkan benda aslinya anda menyalurkan energi di tangan untuk bersentuhan dengan energi benda aslinya di dalam fotonya, bayangkan benda di dalam foto adalah benda aslinya, sehingga biasanya kemudian akan ada kontak rasa dan akan terbayang sosok gaibnya seperti apa, termasuk tuah dan kekuatannya. Dengan sambil membayangkan / bersugesti pada benda aslinya nantinya pada fotonya itu anda juga bisa merasakan rasa setruman halus, panas / dingin di tangan anda yang menandakan apakah bendanya itu mengandung energi / berkhodam. Begitu juga kalau melihat foto orang, cara di atas dilakukan sambil membayangkan orang aslinya, bukan sekedar memperhatikan fotonya.
Cara-cara latihan olah rasa di atas serupa dengan cara-cara olah rasa dalam menayuh keris. Untuk belajar olah rasa, selain mengikuti panduan seperti cara-cara di atas, sebaiknya anda juga belajar olah rasa dalam menayuh keris, panduan latihannya sudah dituliskan dalam halaman yang berjudul Ilmu Tayuh / Menayuh Keris untuk menambah variasi latihan untuk kematangan anda.
Sebaiknya juga anda belajar menayuh untuk melengkapi cara-cara anda mencari jawaban atas sesuatu yang menjadi pertanyaan anda atau atas suatu kejadian yang anda alami. Dengan cara olah rasa dan menayuh itu nantinya anda akan semakin mudah mencari jawabannya sehingga akan lebih jelas juga dalam membuat kesimpulan berikut solusinya untuk ditindaklanjuti barangkali saja ada sesuatu yang penting yang harus segera anda tindaklanjuti.
Cara-cara latihan di atas juga akan melatih rasa kepekaan dan ketajaman batin kita dalam banyak hal, dan termasuk juga menjadi salah satu cara untuk belajar "mendengarkan" (membaca) pikiran orang lain.
Kelemahan melihat gaib secara batin adalah sifat penglihatannya yang dianggap tidak langsung, tidak seperti melihat dengan mata kepala kita, seringkali terjadi pada para pemula, penglihatannya hanya bisa dibatin saja, mengawang-awang, tidak bisa dipastikan apakah yang dilihatnya itu sungguhan atau hanya halusinasi saja.
Kelemahan itu bisa diatasi kalau saja kita bisa kuat lama dalam fokus batin (pancer) kepada sosok gaibnya dan bisa berinteraksi langsung secara energi (ada persentuhan / kontak energi) dengan sosok-sosok gaib yang kita lihat seperti dengan cara latihan di atas, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok gaibnya itu benar ada di tempat keberadaannya yang kita lihat ataukah sebenarnya hanya ilusi.
Pada orang-orang kebatinan jaman dulu, kegaiban batin dan sukma mereka selain bisa untuk mendeteksi suasana gaib di lingkungan mereka, mereka juga dapat menggerakkan kekuatan batin dan sukma mereka untuk mengusir / menyerang / menarik / menundukkan atau berkomunikasi dengan sosok-sosok gaib, sehingga kelemahan melihat gaib secara batin itu tidak berlaku bagi mereka. Kelemahan itu hanya terjadi pada orang-orang yang hanya mengandalkan kepekaan rasa dan batin saja dan tidak punya kemampuan lain yang lebih dari itu.
Karena itu sebaiknya kita juga melatih "membangun kekuatan gaib", dengan cara olah energi, dengan latihan tenaga dalam murni atau meditasi energi (baca: Meditasi dan Energi), atau cara-cara kebatinan lain yang ada.
Jika anda sudah berhasil membangun kekuatan gaib, sudah mempunyai suatu kekuatan yang bisa digunakan di alam gaib, latihan olah rasa ini bisa ditingkatkan kualitasnya untuk membentuk kemampuan anda "bermain" di alam gaib, yaitu dengan latihan yang dicontohkan dalam tulisan berjudul Meditasi Olah Rasa dan Energi. Satu hal yang harus diperhatikan, gunakan selalu sebelumnya pagaran diri, dan jika naluri anda merasakan hal berbahaya, sebaiknya jangan diteruskan. Yang penting : sama-sama selamat.
Bagi anda yang sudah mengikuti pelatihan tenaga dalam murni, dalam rangka mendeteksi keberadaan mahluk halus di atas anda dapat memancarkan energi anda melalui telapak tangan dan usahakan peka rasa untuk merasakan adanya persentuhan energi anda dengan energi sosok mahluk halusnya (sugestikan bahwa energi anda tidak bersifat menyerang atau mengganggunya, hanya bersentuhan saja). Dari persentuhan energi itu cobalah untuk menentukan bentuk wujud mahluk halus tersebut, besar-kecil tubuhnya, dsb.
Dalam penggunaan sehari-hari kepekaan rasa dapat digunakan untuk merasakan suasana alam di sekitar kita. Misalnya untuk mendeteksi rumah kita sendiri atau tempat kerja kita apakah berpenghuni gaib, apakah ada gaib-gaib yang tidak baik, apakah ada yang berpengaruh negatif terhadap suasana kerja dan kerejekian, dsb. Ataukah ada orang lain yang menggunakan cara-cara kegaiban untuk tujuan yang tidak baik, seperti untuk pengasihan, pelet, kewibawaan, penundukkan, dsb. Itu berguna untuk kita melatih juga ketahanan terhadap pengaruh gaib, juga pembersihan gaib, kalau bisa, untuk menangkal / mengusir gaib-gaib yang ditujukan untuk mempengaruhi kita sendiri atau orang lain dalam bentuk pengasihan, pelet, kewibawaan, penundukkan, atau yang tujuannya membuat sakit atau yang tujuannya untuk menjatuhkan.
Atau jika ada anggota keluarga atau teman kita yang sedang sakit. Dengan kepekaan rasa kita bisa mengetahui apakah anggota keluarga atau teman kita itu sakit fisik biasa dan alami saja ataukah sakit karena adanya gangguan / ketempelan / kesambet mahluk halus. Dengan demikian kita menjadi lebih tahu cara menyembuhkannya, apakah harus dibawa ke dokter ataukah harus dengan cara-cara kegaiban.
Dengan sudah terbukanya kepekaan rasa kita juga dapat memanfaatkannya di tempat kerja atau dimana saja. Kita akan lebih mudah mendapatkan jawaban-jawaban permasalahan dalam bentuk mengalirnya ide dan ilham, atau gambaran dan bisikan gaib. Permasalahan akan lebih mudah terpecahkan dan kita tidak akan terus terjebak di dalam kesulitan. Kita akan banyak mendapatkan pencerahan, tidak akan buntu di dalam kesulitan.
Sama dengan melihat orang lain atau fotonya, kita bisa merasakan apakah orang tersebut berwatak baik atau jahat. Begitu juga dengan mahluk halus dan khodam, kita juga bisa merasakan hawa teduh atau panas, baik atau jahat, berbahaya atau tidak, dsb.
Suasana gaib alam di sekitar kita yang berasal dari keberadaan "sesuatu" yang gaib, masing-masing rasanya akan berbeda antara keberadaan sesosok kuntilanak, jin, gondoruwo, juga berbeda bila ada mustika dan pusaka di alam gaib. Sosok-sosok halus yang kita rasakan keberadaannya juga bisa dikenali perwatakannya, apakah berwatak baik atau jahat, dari golongan putih ataukah hitam, juga bisa dikenali dari rasa energinya, apakah energi mahluk halus itu bersifat positif ataukah negatif (apakah energinya selaras dengan energi manusia ataukah justru bisa menyebabkan sakit-penyakit pada manusia).
Berarti tinggal ditambah lagi latihan kepekaan rasa, yaitu selain untuk mengetahui posisi keberadaannya dan melihat rupa sosoknya, juga belajar supaya bisa mengenali hawa / rasa energi masing-masing mahluk halus, karena masing-masing sosok halus mempunyai rasa sendiri-sendiri mengenai hawa / aura energinya yang juga melambangkan sisi perwatakannya.
Langkah awal latihannya adalah dengan berusaha mengenali perbedaan rasa energi sesosok mahluk halus yang berjenis laki-laki dengan yang perempuan, karena masing-masing rasanya berbeda. Sesudah terbiasa dan mahir, maka jika kita mendapatkan sosoknya perempuan (misalnya sosoknya seperti kuntilanak), tetapi dari hawa energinya terasa berasal dari sosok gaib laki-laki, maka itu bisa menjadi bahan kehatian-hatian kita, jangan-jangan sosok gaibnya sedang menipu kita, menampilkan sosok yang lain yang bukan aslinya. Ini akan juga melatih ketajaman insting kita supaya kita tidak mudah tertipu dengan apa yang kita lihat.
Tambahan :
Latihan pada tahapan awal olah rasa di atas tujuan utamanya adalah untuk kita belajar memisahkan antara pikiran dengan rasa dan batin. Tujuan akhir latihan olah rasa di atas adalah untuk membuka dan mengasah kepekaan rasa dan batin, mengasah kemampuan pancer dan sedulur papat supaya mampu juga berperan aktif sebagai roh, dan supaya sebagai roh mampu berinteraksi dengan roh-roh lain, tidak lagi hanya berperan secara biologis saja.
------------------------------------------------
Sudah banyak pembaca yang mengirimkan email tentang hasil latihan mereka bermeditasi olah rasa tersebut.
Ada orang yang mudah menjalankannya, sehingga latihannya bisa terus berlanjut sampai tahapan akhirnya, tapi ada juga yang mengalami kesulitan.
Yang kesulitan untuk berhasil dalam latihan tahap awalnya, yaitu masih belum bisa merasakan setruman halus di ujung-ujung jarinya, biasanya adalah karena orangnya masih belum bisa mengendorkan pikirannya untuk beralih mengedepankan rasa batinnya, belum bisa memisahkan pikiran dengan batinnya. Belajarlah untuk mengendorkan pikiran, jangan terus-terusan keras berpikir.
Ada juga yang sudah bisa peka rasa merasakan adanya setruman dari benda-berda "berenergi", tetapi tidak berhasil sampai bisa melihat gaib secara batin, komunikasi gaib atau kontak rasa dan batin dengan gaib, tidak berhasil menguasai kemampuan seperti disebutkan sampai tahap terakhir latihan meditasi di atas.
Biasanya yang mengalami kesulitan itu adalah yang ingin langsung bisa menguasai tahapan akhirnya.
Bagi yang mengalami kesulitan, sebaiknya tahapan latihannya dilakukan intens secara bertahap, setahap demi setahap sampai mahir pada masing-masing tahapannya, jangan buru-buru ingin cepat bisa dan jangan ada tahapan latihan yang disepelekan.
Secara keseluruhan, tujuan latihan olah rasa di atas adalah untuk melatih kepekaan rasa kita dan untuk membangkitkan indera keenam kita atas segala sesuatu yang bersifat gaib, atas segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca indera kita. Jangan semata-mata ditujukan untuk langsung bisa melihat gaib.
Kepekaan rasa adalah dasar yang harus lebih dulu dikuasai. Kalau itu tidak bisa dikuasai, kemungkinan besar akan ada kesulitannya ketika kita ingin belajar yang lebih tinggi lagi. Sesudah bisa peka rasa, akan lebih mudah untuk kita mempelajari yang lainnya, apalagi jika ingin mempelajari yang lebih tinggi lagi.
Yang jangan sampai dilupakan adalah bahwa latihan olah rasa di atas, termasuk sampai tujuan bisa melihat gaib, didasarkan pada keilmuan kebatinan, harus dilakukan dengan sugesti kebatinan, harus ada penghayatan pada setiap tahapan lakunya. Karena itu jangan terburu-buru melakukannya, dan jangan terburu-buru ingin cepat mencapai hasil.
Meditasi olah rasa di atas jangan disamakan dengan meditasi-meditasi lain yang biasa diajarkan orang, dan jangan disamakan dengan mewirid doa / amalan. Meditasi di atas punya tujuan sendiri dan menjalankannya harus dengan sugesti kebatinan. Semua lakunya harus dihayati.
Bagi para pembaca yang masih mengalami kesulitan dalam mencapai hasil akhir latihan di atas Penulis mengingatkan lagi bahwa ilmu kebatinan adalah jenis keilmuan yang mengolah potensi kebatinan manusia, mengolah potensi kegaiban sukmanya, rohnya. Dan itu tidak selalu mudah bagi semua orang, karena tidak semua orang mampu "masuk" ke dalam dirinya yang terdalam, lebih banyak orang yang hanya mampu mengolah apa yang ada di luar, kulitnya saja, bukan yang ada di dalam, isinya. Dan jangan berharap ada jalan pintas atau belajar cara mudah dengan hanya menghapalkan dan mewirid amalan gaib dan mantra saja atau mengedepankan keampuhan khodam jimat dan pusaka.
Dalam rangka mempelajari ilmu kebatinan seseorang harus bisa mengedepankan batinnya, bukan pikirannya, untuk bisa peka rasa merasakan apa yang ada di dalam batinnya yang terdalam, dan dengan olah kebatinan potensi kegaiban kebatinan / sukma manusia itu digali lagi dan ditingkatkan kualitasnya, yang jika orangnya berhasil mencapai tingkatan tertentu kegaiban sukma manusia itu akan dapat melebihi kegaiban roh-roh gaib yang ada di bumi ini.
Dalam hubungannya dengan latihan kepekaan di atas berarti kita harus tahu dulu tujuan latihannya. Sesudah itu semua proses lakunya dihayati, membangkitkan potensi kepekaan kita. Tahap per tahap latihannya harus dihayati, jangan terburu-buru ingin cepat mencapai hasil. Apapun kepekaan yang sudah kita dapatkan, itu kita gali lagi, kita "masuk" terus semakin dalam ke dalam diri kita sendiri. Sesudah terbangkitkan kepekaannya kemudian ditingkatkan lagi kualitasnya, jangan mengambang dan jangan asal bisa.
Karena itu walaupun kelihatannya mudah dan sepele, tapi ternyata itu tidak selalu mudah bagi semua orang. Tidak semua orang mampu mencapai hasil yang baik. Tidak semua orang cukup tekun untuk masuk dan menggali potensi dirinya, lebih banyak orang yang inginnya cara mudah dan instan saja, hanya mengolah kulitnya saja.
Ilmu kebatinan memang seperti itu. Dan kalau anda ingin menekuninya, anda harus menempatkan sikap berpikir dan penghayatan anda dalam suasana kebatinan.
Berarti anda masih perlu menjiwai suasana keilmuan kebatinan.
Singkatnya, nuansa keilmuan kebatinan lebih mengedepankan rasa batin, banyak mengawang-awang, banyak mengendorkan pikiran, dan harus menghayati setiap proses lakunya, bukannya keras berpikir seperti merapal amalan dan mantra. Itu harus selalu dijiwai selama anda menjalankan sesuatu yang bersifat kebatinan.
Metode latihan olah rasa di atas memang sudah disusun sedemikian rupa sebagai metode latihan yang sangat sederhana, praktis dan efisien, juga sudah dibabarkan dengan bahasa yang juga sederhana, sehingga kelihatannya sepele, walaupun sebenarnya sangat efektif. Tapi walaupun kelihatannya sepele belum tentu kita benar bisa menguasainya.
Faktor terbesar dari para pembaca yang sudah bisa peka rasa merasakan adanya setruman dari benda-berda "berenergi" tetapi tidak berhasil menguasai kemampuan seperti disebutkan di tahap terakhir latihan meditasi di atas adalah karena menyepelekannya. Karena metode latihan di atas sudah sangat dipermudah, disusun sedemikian rupa untuk para pemula sehingga kelihatannya sederhana, kelihatannya mudah dimengerti, kelihatannya mudah dijalankan, maka para pembaca banyak yang merasa dirinya sudah "mengerti", merasa sudah bisa. Tapi sesungguhnya kalau belum dijalankan sendiri sampai terbukti sudah bisa, maka tidak bisa dikatakan ia sudah bisa. Itu hanya bersensasi saja, merasa bisa.
- Merasa bisa belum tentu sungguh-sungguh kita bisa. Itu hanya perasaan kita saja yang merasa bisa.
- Sudah bisa ataukah belum, itu harus dibuktikan dulu.
- Dijalankan dulu sampai terbukti kita benar sudah bisa, ataukah nantinya ternyata kita masih belum bisa.
- Diperlukan kemauan dan ketekunan kita untuk menjalankannya, jangan menyepelekannya.
- Mudah-mudahan kita bukan hanya sekedar bisa, tapi benar-benar menguasainya.
Kalau kita mengikuti latihan di perguruan kebatinan lain, untuk latihan olah rasa kita akan diberikan program untuk bertirakat di tempat-tempat yang wingit dan angker untuk belajar merasakan kegaiban di tempat tersebut (semacam uji nyali atau seperti orang bertirakat ngelmu gaib / ngalap berkah). Yang seperti itu Penulis tidak prefer untuk level pemula. Akan merepotkan, memberatkan, dan berbahaya, tapi belum tentu efektif, karena belum tentu sesudahnya pesertanya langsung bisa peka rasa, langsung bisa mendeteksi keberadaan mahluk halus, apalagi melihat gaib. Yang dirasakannya mungkin hanya rasa takut saja dari adanya suasana gaib di tempat tersebut, belum lagi adanya tambahan resiko dari keberadaan gaib-gaib di tempat itu yang bisa membuat orangnya ketempelan, kerasukan, celaka, dsb yang gurunya sendiri pun belum tentu mampu menangkalnya.
Kepekaan rasa adalah dasar yang harus lebih dulu dikuasai. Kalau itu tidak bisa dikuasai, kemungkinan besar akan ada kesulitannya ketika kita ingin belajar yang lebih tinggi lagi. Sesudah bisa peka rasa, akan lebih mudah untuk kita mempelajari yang lainnya, apalagi jika ingin mempelajari yang lebih tinggi lagi.
Latihan awal olah rasa di atas tujuan utamanya adalah untuk belajar memisahkan antara pikiran dengan rasa dan batin. Walaupun kelihatannya sepele, tetapi jangan disepelekan. Sebaiknya dilatih dulu tahapan 1 di atas sampai anda berhasil mendeteksi setruman listrik di tangan dan di benda-benda gaib. Kalau itu sudah bisa, berarti anda sudah berhasil memisahkan antara pikiran dengan rasa.
Kalau anda masih kuat berfokus dengan pikiran, maka anda tidak akan merasakan apa-apa.
Kalau itu sudah benar dikuasai, barulah kemudian anda melangkah ke tahapan latihan berikutnya.
Begitu juga dengan latihan tahap 2 di atas, dikuasai dulu sampai mahir, barulah kemudian anda melangkah ke tahapan latihan berikutnya.
Kalau sudah bisa memisahkan pikiran dan rasa nantinya bisa dipraktekkan untuk kita memanipulasi pikiran kita sendiri. Dengan cara memanipulasi pikiran akan lebih mudah untuk kita bisa menghilangkan rasa sakit, sakit perut, pusing, dsb, dengan cara tidak merasakannya (tidak memikirkan rasa sakitnya). Atau ketika sedang dipijat refleksi, atau sedang diurut karena keseleo, akan lebih mudah untuk kita tidak terlalu merasakan rasa sakitnya. Kita juga akan lebih mudah untuk memanipulasi pikiran kita sendiri untuk tidak berlarut-larut dalam rasa sedih ketika putus cinta atau kasus lain yang membuat kita stress / depresi (bahkan kita bisa membalik perasaan dan pikiran untuk seketika melupakannya).
Kalau digunakan untuk mendeteksi mahluk halus, sebaiknya dicoba dulu untuk mendeteksi yang ada di kamar atau di bagian lain di rumah anda. Itu saja dulu yang anda coba deteksi. Jangan langsung mendatangi tempat-tempat yang banyak berpenghuni gaib atau tempat-tempat yang angker dan berbahaya.
Tujuan akhir latihan olah rasa di atas adalah untuk membuka dan mengasah kepekaan rasa dan batin.
Kepekaan rasa dan batin adalah dasar, tetapi pokok, di dalam semua keilmuan kebatinan dan spiritual. Manfaatnya luas, bukan hanya untuk tujuan melihat gaib dan tidak semuanya melulu berhubungan dengan mahluk halus. Tujuan utamanya adalah untuk mengaktifkan fungsi roh / sukma kita, pancer dan sedulur papat, supaya bisa juga berperan sebagai roh. Implementasinya akan bisa kita manfaatkan dalam banyak aspek di kehidupan kita.
Jika kepekaan rasa dan batin belum dikuasai, maka kita akan kesulitan dalam melangkah ke keilmuan kebatinan yang lebih tinggi.
Jika dihubungkan dengan mahluk halus, kalau sudah bisa peka rasa, dengan anda berdiam diri saja nantinya akan ada rasa / tanda / bisikan, dsb, tentang keberadaan mahluk halus di sekitar anda berikut posisi keberadaannya. Sesudahnya barulah ditindaklanjuti dengan interaksi energi atau dengan melihat batin untuk menegaskan sosok wujudnya.
Kontak rasa dan batin itu berarti membuka frekwensi gaib.
Awalnya kita menerima kontak rasa-batin berupa aliran ilham, anggap saja seperti radio - suara, rasanya seperti bisikan gaib / obrolan / komunikasi maya.
Kalau bisa ditingkatkan kualitasnya nantinya kita bisa menerima sinyal gambar, seperti televisi, bisa melihat gaib secara batin.
Tapi kalau sudah bisa kontak rasa / batin sebaiknya kita membatasi diri untuk tidak kontak dengan sosok-sosok gaib yang tidak baik, jangan sampai yang tidak baik itu menjadi perhatian kepada kita, atau malah mendatangi kita. Jadi kita harus peka rasa untuk bisa seketika itu juga menilai baik-tidaknya mahluk halusnya.
Perhatian :
Dalam latihan olah rasa di atas Penulis sangat menekankan supaya para pembaca yang interest untuk melatihnya supaya belajar keras untuk bisa membedakan mahluk halus yang baik dengan yang tidak baik. Itu adalah upaya kita untuk berhati-hati karena segala sesuatu perbuatan selalu saja ada resikonya. Termasuk juga walaupun selama ini kita tidak berhubungan langsung dengan sesuatu yang gaib, tetap saja kita beresiko mendapatkan gangguan gaib. Ada banyak kasus gangguan gaib yang dialami orang terhadap kesehatan dan psikologisnya yang sulit disembuhkan oleh dokter, karena sebenarnya sakitnya itu bukanlah semata-mata bersifat medis, tetapi adalah dari perbuatan gaib.
Dalam kita menerawang atau mendeteksi sesuatu yang gaib usahakan supaya secara otomatis kita bisa langsung mengetahui apakah yang sedang kita terawang itu perwatakannya baik ataukah tidak baik. Atau jika kita mendeteksi keberadaan gaib di sekitar rumah tinggal kita sebaiknya kita bisa juga menilai perwatakan gaibnya itu apakah baik ataukah tidak baik.
Sebaiknya anda juga belajar mendeteksi sesuatu yang negatif, sehingga kalau anda merasakan ada sesuatu yang tidak baik atau tidak "beres" anda bisa mencaritahu sumbernya dan bisa diupayakan penanganannya.
Jika dalam langkah awal kita sudah merasakan bahwa sosok gaibnya itu tidak baik wataknya, sebaiknya penerawangannya jangan dipertegas, jangan sampai karena adanya kontak rasa dan batin sesuatu yang tidak baik itu menjadi perhatian kepada kita, atau malah mendatangi kita. Karena itu untuk langkah awalnya lebih baik kalau kita menggunakan minyak jafaron dan membuat pagaran gaib untuk perlindungan kita.
Untuk perlindungan fisik anda bisa membentuk pagaran gaib yang sifatnya memfilter ataupun absolut.
Sebaiknya anda juga belajar membangun "ketahanan" gaib, baik fisik maupun psikologis, karena walaupun yang gaib-gaib itu tidak bisa menembus pagaran anda tetapi mereka masih bisa mempengaruhi pikiran anda.
Kalau sudah punya pagaran gaib tinggal anda memperkuat psikologis anda sendiri supaya tidak mudah dipengaruhi oleh sesuatu yang gaib, bukan hanya oleh gaib-gaib tingkat tinggi, termasuk juga yang kelas rendah yang banyak bersarang di pinggir jalan / laut / sungai. Diperlukan juga kekritisan anda untuk tanggap atas sesuatu yang tidak kelihatan mata. Semuanya itu akan menjadi ketahanan anda terhadap pengaruh gaib, termasuk juga akan menjadi ketahanan anda terhadap pengaruh ilmu pelet, pengasihan, kewibawaan, penundukkan, dsb yang dilakukan oleh orang lain.
Jika anda berkeinginan untuk mengasah indera keenam, kepekaan / ketajaman insting dan naluri (dan melihat gaib), sebaiknya anda membiasakan diri berdiam diri di tempat yang sepi dan gelap (seperti acara uji nyali di TV).
Latihan ini sebaiknya jangan dilakukan di tempat-tempat yang angker dan wingit seperti halnya orang-orang yang sedang bertirakat ngelmu gaib, tetapi lakukanlah di tempat yang aman di rumah kita sendiri seperti di ruang tamu atau di depan rumah kita sendiri dengan cara mematikan semua lampu ketika orang lain sudah tidur.
Di dalam kondisi normal yang terang penuh cahaya, tubuh dan sukma kita akan mengedepankan panca indera, penglihatan, pendengaran, dsb.
Di dalam kondisi yang sepi dan sedikit cahaya, tubuh dan sukma kita akan secara alami memunculkan kepekaan panca indera, penglihatan, pendengaran, dsb, supaya dalam kondisi sepi dan minim cahaya itu kita tetap bisa melihat, bisa mendengar, dsb.
Di dalam kondisi yang sepi dan gelap tanpa cahaya (gelap gulita), tubuh dan sukma kita akan secara alami memunculkan dan mempertajam kepekaan panca indera, penglihatan, pendengaran, dsb, supaya dalam kondisi sepi dan minim cahaya itu kita tetap bisa melihat, bisa mendengar, dsb.
Tetapi dalam hal kita sengaja berlama-lama berada dalam kondisi sepi dan gelap gulita itu yang mata kita tidak dapat melihat apa-apa, yang dalam kondisi itu panca indera kita tidak banyak berguna, maka secara otomatis sukma kita akan lebih banyak berperan daripada panca indera fisik kita, sukma kita akan mengedepankan indera keenam kita, yaitu kepekaan rasa dan batin, insting dan naluri. Karena sukma kita bersifat roh, maka aktivitas roh kita itu akan menjadikan kita lebih peka dengan hal-hal yang bersifat roh, menjadikan kita lebih peka terhadap keberadaan mahluk halus dan bisikan-bisikan gaib. Mungkin juga akan menjadikan kita bisa melihat gaib.
Kondisi di atas adalah kondisi kita tidak memejamkan mata, kondisi santai melihat di dalam kegelapan ketika kita sengaja berlama-lama di dalam kondisi yang sepi dan gelap gulita. Dalam kondisi itu sukma kita akan mempertajam kemampuan deteksinya terhadap sesuatu yang berada di "luar tubuh".
Jika kita ingin memunculkan aktivitas batin dan sukma yang sebenarnya, maka dalam kondisi di atas itu seharusnya kita memejamkan mata, "masuk" ke dalam diri kita sendiri, ke dalam batin kita sendiri. Kondisi ini akan lebih efektif "membangkitkan" aktivitas sukma kita dalam hal-hal yang bersifat gaib.
Karena itu aktivitas sengaja berlama-lama berada di dalam kegelapan di atas, yang tidak memejamkan mata, bisa kita jadikan latihan awal untuk kita mengasah kepekaan sukma kita. Sedangkan kondisi memejamkan mata bisa kita jadikan latihan tingkat lanjut untuk dengan sengaja memunculkan aktivitas sukma kita. Tetapi latihan di atas sebaiknya jangan dilakukan di tempat-tempat yang angker dan wingit seperti halnya orang-orang yang sedang bertirakat ngelmu gaib, tetapi lakukanlah di tempat yang aman di rumah kita sendiri seperti di ruang tamu atau di depan rumah kita sendiri dengan cara mematikan semua lampu ketika orang lain sudah tidur.
Bagaimana caranya supaya bisa mendapatkan suasana hening ?
Yang gampang ya berdiam diri di tempat yang sepi.
Sesudah terbiasa hening, kemudian bisa dilanjutkan dengan mencari keheningan di dalam keramaian.
sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists
Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.