17 February 2024

Budaya Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Budaya Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Secara umum semua keilmuan gaib dan perbuatan-perbuatan gaib dan ajaib pada jaman dulu disebut ilmu sihir. Tapi jalur keilmuan orang-orang penggunanya bermacam-macam, ada yang berasal dari kemampuan dirinya sendiri, ada juga yang ilmunya mengandalkan kekuatan dari mahluk halus (khodam).

Dunia keilmuan gaib terbagi dalam 2 penggolongan besar, yaitu keilmuan yang berlatar belakang pengolahan potensi diri (kebatinan/spiritual, tenaga dalam, kekuatan pikiran seperti hipnotis, telekinetik, dsb)  dan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam.

Jadi keilmuan gaib dan perbuatan-perbuatan gaib dan ajaib (dan sihir) bisa dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya oleh praktisi ilmu gaib dan yang memiliki khodam mahluk halus, tetapi juga oleh praktisi tenaga dalam, kebatinan dan spiritual (dalam hal ini kegaibannya berasal dari tenaga dalam dan kebatinan/spiritual mereka sendiri).

Ilmu Tenaga Dalam, Kebatinan dan Spiritual, sejatinya menggunakan potensi kekuatan dari diri sendiri, yaitu kekuatan tenaga dalam, kekuatan kebatinan dan kekuatan spiritual manusianya sendiri. Sedangkan ilmu gaib berkhodam menggunakan jasa kegaiban mahluk gaib (khodam ilmu/prewangan). Ilmu yang menggunakan kekuatan dari diri sendiri adalah yang disebut ilmu sejati, sedangkan yang menggunakan bantuan kekuatan lain disebut ilmu pinjaman, karena keampuhan ilmunya meminjam kekuatan lain, bukan kekuatan dirinya sendiri.

Bentuk-bentuk ilmu dan perbuatan gaib dalam ilmu gaib banyak yang mirip dengan yang ada di keilmuan lain seperti di keilmuan tenaga dalam dan kebatinan/spiritual, seperti bisa mematahkan besi, mementalkan orang, menyembuhkan orang, transfer energi, dsb. Bentuk ilmunya bisa juga sama dengan ilmu hipnotis, telekinetik, dsb. Sulit untuk tahu dengan benar apakah keilmuan seseorang itu berasal dari kekuatan/kemampuan dirinya sendiri ataukah menggunakan kekuatan dari khodam, karena untuk tahu dengan pasti jawabannya orang harus tahu apakah orang itu berkhodam dan apakah khodamnya itu yang sudah menjalankan perbuatan ilmunya. Secara awam orang hanya bisa memperhatikan saja ciri-cirinya, yaitu apakah orangnya selalu mengucapkan doa/amalan/mantra dalam keilmuannya itu.

Secara umum di seluruh dunia orang melakukan ilmu gaib dengan bantuan khodam mahluk halus yang awal mulanya berasal dari pemujaan manusia terhadap mahluk halus dan dewa-dewa berhala, terkait dengan agama-agama kuno animisme-dinamisme. Termasuk di dalamnya adalah penggunaan sesaji pengasapan dan minyak bakaran dan jimat dan senjata-senjata yang ampuh karena berkhodam.

lmu gaib dan ilmu khodam sudah banyak digunakan di berbagai belahan dunia, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di tanah Arab, Afrika, Eropa, Asia dan Amerika (Indian) dalam berbagai bentuk keilmuan gaib/perdukunan sesuai pemahaman keilmuan masyarakatnya masing-masing. Dari sisi keilmuan sosiologi perilaku ilmu gaib dan khodam oleh sebagian orang dikatakan terkait dengan budaya ilmu sihir, tenung dan nujum, penyembahan berhala, kepercayaan animisme dan dinamisme dan perdukunan (okultisme).

Sekalipun ilmu gaib dan sihir itu termasuk sebagai ilmu-ilmu kuno dan primitif dan konotasinya adalah perbuatan-perbuatan yang menggunakan kekuatan mahluk halus dan menduakan Tuhan, tetapi orang tetap melestarikan perbuatan-perbuatan itu sampai sekarang, sekalipun orangnya agamis dan sudah hidup dalam peradaban modern.

Pada jaman dulu, di tanah Arab dan Eropa, ilmu gaib dan ilmu khodam sering disebut sebagai ilmu sihir, tenung dan nujum. Ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam dalam prakteknya memang terbagi dalam 3 kelompok besar tersebut. Sedangkan di tempat-tempat lain ilmu gaib dan ilmu khodam dikonotasikan sebagai ilmu-ilmu perdukunan (okultisme).

Ilmu Sihir adalah istilah untuk segala macam keilmuan yang terkait dengan kegaiban dan perbuatan-perbuatan gaib. Praktek ilmu sihir biasa digunakan untuk menggerakkan benda-benda tanpa disentuh, menciptakan kekuatan tubuh, membuat tubuh kebal dan sakti, atau ditujukan kepada orang lain untuk mempengaruhi/menguasai pikiran dan tubuhnya untuk maksud tertentu, menyihir penglihatan/pikiran orang lain (halusinasi, ilusi dan halimunan), atau menyihir orang lain menjadi terhipnotis, lupa diri, lupa ingatan, lupa kesadaran, berubah menjadi tunduk (penundukan), menjadi asih/kepelet, dsb, atau untuk menyakiti dan membunuh orang lain dengan cara gaib (teluh/tenung), atau perbuatan-perbuatan gaib lain yang ajaib seperti sulap.

Ilmu sihir sering disebut sebagai ilmu magic, karena berhubungan dengan perbuatan-perbuatan gaib/ajaib di mata umum. Pengertian ilmu sihir sangat luas, meliputi semua ilmu dan perbuatan gaib, dan tercakup juga di dalamnya ilmu tenung dan nujum.

Di dunia Arab dulu konotasi penggunaan ilmu sihir adalah untuk tujuan yang tidak baik, sehingga sering disebut ilmu black magic (ilmu sihir jahat). Contohnya yang terkenal adalah cerita tentang Nabi Musa yang berhadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun Mesir. Ada juga cerita legenda 1001 Malam, atau cerita tentang Jin Aladdin.

Sedangkan di Eropa, selain ada yang digunakan orang untuk tujuan yang tidak baik (black magic), ada juga ilmu gaib yang digunakan untuk tujuan kebaikan, misalnya untuk menyembuhkan orang sakit, menangkal gangguan gaib atau untuk mengusir roh-roh jahat, sehingga ilmu-ilmu yang seperti itu disebut sebagai ilmu white magic (ilmu sihir yang baik). Dalam beberapa hal ilmu sihir ada juga yang digunakan untuk kemampuan ketrampilan dalam pertunjukan hiburan seperti sulap, sehingga ilmu itu disebut ilmu magic (sulap) dan orangnya disebut magician (pesulap).

Budaya ilmu sihir di Eropa salah satunya digambarkan dalam cerita dan legenda tentang nenek sihir dengan sapu terbangnya, putri tidur, atau seperti di dalam film Harry Potter.

Di Eropa, seiring dengan perkembangan peradaban dan agama, banyak pelaku ilmu sihir yang dikucilkan atau dihakimi massa (dibunuh), karena dituduh sebagai orang yang melakukan perbuatan jahat terhadap orang lain (tenung). Pelaku ilmu sihir dianggap sebagai orang jahat penganut ilmu sesat.

Di Afrika budaya ilmu sihir lebih banyak disamakan dengan ilmu perdukunan (okultisme). Contohnya yang terkenal adalah ilmu Voodoo yang menjadikan orang tersihir hilang kesadaran menjadi seperti zombi atau teluh dan tenung dengan perantaraan boneka.

Ilmu Tenung adalah ilmu gaib yang digunakan untuk tujuan negatif, yaitu untuk menguasai pikiran/kesadaran orang lain atau untuk menyakiti/membunuh orang lain dengan cara gaib. Pada masa sekarang ilmu tenung ini sering disebut sebagai ilmu guna-guna, pelet, penundukan, teluh dan santet. Ilmu tenung ini termasuk sebagai ilmu black magic (ilmu sihir jahat).

Ada banyak kesamaan ilmu sihir dan ilmu tenung dalam perbuatan-perbuatan gaib yang dilakukan terhadap seseorang, seperti membuat seseorang sakit atau mati, berhalusinasi, berilusi, terhipnotis/digendam, atau terpengaruhi pikirannya/disihir menjadi lupa diri, lupa ingatan, menjadi tunduk, menjadi asih/kepelet, dsb, sama dengan penggunaan ilmu gaib jaman sekarang. Pada ilmu sihir perbuatan-perbuatan itu bisa dilakukan secara langsung berhadapan dengan si manusia objeknya, bisa juga di belakangnya, sedangkan pada ilmu tenung perbuatan-perbuatan itu dilakukan di belakangnya (dilakukan jarak jauh dengan bersembunyi).

Ilmu Nujum adalah ilmu gaib dan perbuatan-perbuatan gaib dan ajaib yang digunakan untuk tujuan peramalan atau untuk terawangan gaib. Dalam prakteknya ilmu ini biasa digunakan untuk meramal kehidupan seseorang, baik untuk melihat kehidupannya yang sekarang, kehidupan masa lalunya, ataupun untuk meramal masa depannya, atau untuk melihat suatu lokasi di tempat yang jauh atau untuk melihat/mencari keberadaan seseorang di tempat lain, dilakukan langsung dengan penglihatan gaib atau dengan menggunakan alat-alat bantu seperti bola kristal, cermin kaca dan cermin air, bandul pendulum, kartu bergambar, papan ramalan atau alat-alat seperti dalam permainan jaelangkung.

Selain yang penerapannya mendasarkan diri pada kemampuan gaib (termasuk yang menggunakan alat bantu), ilmu nujum juga banyak yang didasarkan pada hasil pengamatan manusia terhadap kondisi alam (ilmu astrologi/zodiak, ilmu perbintangan, ramalan cuaca, ramalan musim/pranata mangsa, dsb) dan ilmu dari hasil pengamatan pada bentuk tubuh dan tanda-tanda pada tubuh manusia (garis tangan, garis dan bentuk wajah, katuranggan, dsb).

Sebelum lahirnya agama Islam, di tanah Arab keilmuan gaib sangat membudaya. Selain kondisi kehidupan manusia jaman itu yang mayoritas moralitasnya rendah sekali (seperti kondisi moralitas masyarakat kota Sodom dan Gomora yang dibinasakan Allah), ilmu sihir atau ilmu gaib biasa digunakan di masyarakat untuk tujuan yang tidak baik dan kental hubungannya dengan kehidupan berhala. Semua orang memuja dewanya sendiri-sendiri, dan masing-masing bangsa menciptakan sendiri dewa-dewa yang lebih "hebat" dibanding dewa-dewa bangsa lain untuk dipuja, sehingga bila ditinjau dari pandangan agama modern kondisi peradaban dan moralitas manusia disana pada masa itu benar-benar disebut jaman kegelapan.

Keilmuan gaib juga digunakan dalam ketentaraan, salah satunya digunakan untuk membentuk pasukan khusus yang patuh luar biasa kepada tuannya (karena disihir/dihipnotis/digendam), yang tubuhnya kuat dan tidak merasakan sakit ketika diserang atau dikenai senjata lawan. Ketika kerajaan-kerajaan di Arab menyerang kerajaan lain, ilmu gaib/sihir juga digunakan untuk melumpuhkan kekuatan atau psikologis tentara lawan, sehingga bila satu kerajaan Arab berperang melawan kerajaan Arab yang lain, maka yang terjadi bukan hanya perang ketentaraan, tetapi juga perang ilmu gaib.

Ilmu gaib dan ilmu khodam dari tanah Arab terkenal sekali sampai ke Eropa dan Afrika, biasa disebut sebagai ilmu sihir, tenung dan nujum. Dan terkenal juga pada masa itu bahwa ilmu gaib Arab hanya bisa dikalahkan oleh Allah-nya Israel seperti dalam kisah Nabi Musa yang berhadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun Mesir. Pada masa itu tanah Israel sangat terkenal, selain karena daerahnya adalah yang paling subur dan banyak sumber air dibandingkan tanah Arab lainnya sehingga menjadi rebutan bangsa-bangsa, batas-batas wilayahnya juga tidak bisa ditembus oleh ilmu sihir Arab. Pada masa itu sangat terkenal bahwa Allah sebagai "Dewa"- nya bangsa Israel adalah kekuatan yang tidak terlawan oleh dewa-dewa bangsa manapun, dan terkenal juga bahwa  selama bangsa Israel patuh kepada Tuhan dan Nabi-Nabi mereka, kekuatan Allah melindungi bangsa Israel, sehingga tidak ada satu pun kerajaan besar Arab pada masa itu yang dapat menaklukan kerajaan kecil Israel.

Tuhan-nya Israel dipuja oleh banyak bangsa, bukan hanya oleh penganut agama Israel, Nasrani, dan Islam, tetapi juga oleh bangsa-bangsa di Afrika dan Eropa (Yunani/Romawi) yang menyediakan kuil khusus untuk menyembahNya dengan menyebutNya sebagai "Dewa yang tidak kami kenal namaNya".  Bangsa Israel sebenarnya adalah juga bangsa Arab, karena Nabi Abraham nenek moyang mereka adalah juga orang Arab. Tetapi setelah Nabi Abraham diperintahkan Allah keluar dari lingkungan keluarganya untuk tinggal di tanah Israel sebagai tanah yang dijanjikan Allah untuknya dan untuk keturunannya, keturunan Yakub (cucu dari Nabi Abraham) membentuk sebuah bangsa baru, bangsa Israel, yang terpisah dari bangsa Arab lain. Dengan demikian yang disebut Israel itu sebenarnya adalah bangsa arab keturunan Yakub. Abraham menjadi nenek moyang mereka.

Keilmuan gaib dari India dan Hindu hampir sama, tetapi yang dari India lebih luas ragamnya karena berlatar belakang budaya keilmuan yang tidak semuanya berlatar belakang agama Hindu, tapi juga berlatar belakang sama, yaitu kepercayaan kepada dewa-dewa dan mahluk halus lainnya. Tetapi disana kebanyakan ilmu gaib dan ilmu khodam bersifat kombinasi dengan kebatinan/spiritual dan tenaga dalam (prana/kundalini), sehingga kadar kekuatannya jauh lebih tinggi dibandingkan keilmuan dari daerah lain. Mereka juga mampu mengenal mahluk halus tingkat tinggi, sehingga mereka bisa mempunyai khodam ilmu kelas atas, juga jimat dan pusaka berkesaktian gaib tinggi.

Di negara India dan sekitarnya, yang hingga saat ini masih tetap merupakan wilayah dengan budaya kebatinan dan spiritual nomor 1 tertinggi di dunia, ada banyak sekali ajaran dan praktek ilmu gaib dan ilmu khodam (penyatuan manusia dengan roh lain sebagai sumber kesaktian). Penyatuan yang paling tinggi antara manusia dengan roh lain adalah berupa penitisan Dewa ke dalam diri seseorang, seperti penitisan Dewa Wisnu ke dalam diri Prabu Kresna.

Penitisan Dewa itu menghasilkan kesaktian dan kewaskitaan yang luar biasa, bahkan sejak si manusia masih kecil dan belum belajar ilmu kesaktian dan kegaiban. Orangnya disebut  "'Manusia Titisan Dewa". Penitisan itu tidak disebut sebagai ilmu khodam, tetapi dasar kekuatan ilmunya sama, yaitu roh halus (dewa). Dewanya menjadi khodam bagi orangnya.

Yang berlatar belakang agama Budha kebanyakan bersifat kombinasi tenaga dalam, kebatinan dan spiritual, yang diolah dengan tata cara meditasi seperti yang diajarkan di dalam agama Budha. Dalam meditasi mereka mantra-mantra dibacakan/diwirid dengan bunyi intonasi khusus yang bisa membuka dan mengaktifkan cakra-cakra tubuh dan membangkitkan kekuatannya. Nada-nada intonasi tersebut bisa juga digunakan untuk menyerang mahluk halus dan untuk menembus pagaran gaib lawan. Keilmuan gaib mereka biasanya tidak dikhususkan untuk menyerang atau menyakiti orang lain, karena didasarkan pada ajaran cinta kasih Budha, tetapi bersifat menangkal, menenggelamkan/menghapuskan keampuhan ilmu gaib lawan.

Ilmu gaib dan khodam di tanah Jawa (termasuk Sunda) awalnya banyak didasarkan pada kekuatan kebatinan dan spiritual asli masyarakat setempat, tetapi dalam perkembangannya juga banyak mengadaptasi keilmuan yang berlatar belakang agama Hindu dan Budha sebagai agama masyarakatnya pada masa itu. Sesudah berkembangnya agama Islam di tanah Jawa, muncul banyak keilmuan gaib yang mantranya berbahasa Arab, dan keilmuan asli setempat banyak yang dibelokkan menjadi bernuansa agama Islam (disebut keilmuan Sunda Islam dan ilmu Islam kejawen) yang malah menjadikan kekuatan gaibnya menurun karena sugestinya dirubah, menjadi tidak asli lagi seperti saat pertama ilmu itu diciptakan.

Keilmuan gaib Arab bersifat murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam dan variasi ilmunya banyak sekali, tetapi kekuatannya tidak setinggi keilmuan gaib yang asli Jawa atau Sunda atau yang dari India, Hindu atau Budha, karena tidak dilandasi oleh kekuatan kebatinan/spiritual yang tinggi, hanya mengandalkan kekuatan sugesti mantra/amalan gaib dan khodam saja. Di Eropa dan Afrika ilmu gaib juga banyak digunakan, tetapi kadar kekuatannya masih di bawah ilmu sihir Arab dan variasi ilmunya juga tidak sebanyak ilmu sihir Arab.

Ilmu gaib yang murni bersifat ilmu gaib, secara rata-rata kekuatannya sama, tetapi pada prakteknya kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sugesti, kekuatan mantra dan kekuatan khodam masing-masing orang pelakunya. Banyaknya variasi dan koleksi ilmu seringkali dijadikan ukuran kehebatan keilmuan seseorang dibandingkan orang lain. Tetapi ilmu gaib yang murni bersifat ilmu gaib (yang hanya mengandalkan kekuatan mantra dan khodam) secara umum kekuatan ilmunya jauh lebih rendah dibandingkan kekuatan ilmu gaib yang didasarkan pada kekuatan kebatinan/spiritual, apalagi bila orangnya juga berkhodam.

Di Indonesia, terutama di Jawa, sehubungan dengan penyebaran agama Islam, supaya ilmu gaib tidak dianggap sesat, ada banyak penghalusan dalam penyebutan istilah-istilah dan nama. Istilah ilmu sihir, tenung dan nujum sudah disingkirkan karena dianggap sesat, digantikan dengan ilmu gaib dan ilmu khodam bernuansa Islam yang sering dianggap orang "halal" (tetapi istilah ilmu gaib dan ilmu khodam pun seringkali ditutup-tutupi karena ada yang menganggap syirik/musyrik, sehingga istilahnya disamarkan dan disamakan dengan ilmu kebatinan/spiritual atau karomah). Penggunaan mahluk halus sebagai khodam ilmu pun dibagi dalam 2 pengertian, yaitu mahluk halus umum (disebut jin kafir) yang sering dianggap "haram" penggunaannya dan mahluk halus yang sudah di-Islam-kan (jin Islam) yang seringkali dianggap orang "halal". Istilah mantra, karena dianggap kental konotasinya dengan perdukunan, sudah digantikan dengan istilah amalan, amalan doa atau amalan ilmu, walaupun "isi"-nya sama dan sejalan dan perbuatannya juga sama.

Dalam hubungannya dengan budaya Islam di Jawa, aliran keilmuan gaib terbagi dalam 3 aliran besar, yaitu Aliran Kejawen, Aliran Hikmah dan Aliran Islam Kejawen.

Keilmuan gaib dalam Aliran Kejawen masih menggunakan amalan-amalan doa yang asli berbahasa Jawa. Sebagian ada yang merupakan ilmu-ilmu tua yang masih asli dan diturunkan secara turun-temurun menjadi ilmu keluarga. Tetapi ilmu gaib kejawen itu kadar kekuatannya sudah tidak lagi sekuat ilmu aslinya dulu karena dalam menekuninya tidak lagi berdasarkan kekuatan kebatinan jawa dan sudah tidak lagi dilakukan cara-cara berat yang sama dengan aslinya dulu, misalnya laku puasanya tidak lagi puasa ngebleng, tetapi hanya puasa biasa saja dari subuh sampai mahgrib atau hanya puasa berpantang makanan tertentu saja.

Keilmuan gaib dalam Aliran Hikmah banyak berkembang di kalangan pesantren dan perguruan-perguruan silat berlatar belakang agama Islam dengan ciri khas doa/amalan ilmu berbahasa Arab. Keilmuan ini didasarkan pada penghayatan ketuhanan dalam agama Islam.

Keilmuan gaib aliran Islam Kejawen adalah ilmu gaib kejawen yang dilakukan oleh penganut agama Islam yang dalam prakteknya ilmu gaib kejawen itu sudah ditambahkan dengan basmalah dan kalimat syahadat (supaya terkesan bernuansa agama Islam dan tidak dibilang sesat), yang seringkali menyebabkan kekuatan gaibnya menurun menjadi tinggal sepertiganya saja (karena sugestinya dirubah). Misalnya amalan gaib kejawen yang awalan pembukanya aslinya berbunyi Hong ........ , kemudian diganti dengan Bismillah ........... ,  atau yang aslinya menyebut Kakang Kawah Adi Ari-ari ....... , kemudian diganti dengan kalimat syahadat.

Dalam hubungannya dengan budaya Islam, terutama di Jawa, ilmu-ilmu gaib, ilmu gaib kejawen dan ilmu-ilmu kebatinan seringkali dikatakan sesat/musryik/syirik, dan dikonotasikan sama dengan ilmu-ilmu perdukunan atau disamakan dengan budaya animisme/dinamisme. Di sisi lain, semua keilmuan gaib dan kegaiban yang dilakukan oleh praktisi dan tokoh-tokoh agama Islam dianggap sebagai karomah dan ilmu-ilmu gaib yang menggunakan amalan-amalan bernuansa agama Islam (berbahasa arab) sering disebut sebagai "Ilmu Allah"  (namun ada juga pihak-pihak yang mengkritisi istilah tersebut, apakah benar ilmu itu diajarkan oleh Allah ?,  apakah Allah mengajarkan ilmu gaib untuk menciptakan kegaiban ? ).

Ilmu gaib dan berkhodam dalam aliran kejawen dan aliran Islam kejawen cara mendapatkannya dan dalam penggunaannya banyak yang masih mengikuti budaya lama, yaitu masih harus dilakukan dengan cara berpuasa, menyepi, tirakat, sesaji kembang, tumpengan, dsb. Ilmu gaib dan berkhodam dalam aliran Islam lebih praktis, seringkali hanya perlu puasa ringan dan mewirid amalan gaibnya saja (walaupun harus berjam-jam atau berhari-hari melakukannya), ada juga yang hanya perlu membaca syahadat saja untuk transfer ilmunya dan menggunakan sesaji minyak arab dalam penggunaannya.

Di Arab Saudi, negara kiblat agama Islam, keberadaan ilmu-ilmu gaib sudah tidak kelihatan lagi sehubungan dengan adanya larangan penggunaannya oleh agama mereka, karena disinyalir penggunaannya sama dengan ilmu sihir, tenung dan nujum dan sama dengan perbuatan bersekutu dengan setan - iblis. Hukumannya : mati ! 

Negara Arab Saudi mengikrarkan diri untuk tidak mentolerir ilmu gaib dan ilmu sihir, apapun bentuknya, karena kental hubungannya dengan budaya berhala dan bersekutu dengan setan dan iblis, bersekutu dengan selain Allah. Dan agama harus steril dari orang-orang sesat yang menunggangi agama untuk kepentingan keilmuan mereka. Tetapi di negara-negara lain ilmu-ilmu tersebut masih berkembang dan masih banyak digunakan. Justru ilmu-ilmu itulah yang sering dijadikan alat untuk menarik pengikut, sehingga kemudian berkembang suatu pandangan (sampai sekarang), bahwa seorang tokoh agama akan terkenal dan dianggap istimewa (memiliki karomah)  jika orang itu memiliki kegaiban atau menguasai keilmuan gaib. Jika tidak, maka orang itu akan dianggap biasa saja, tidak ada istimewanya.

Di Arab Saudi segala sesuatu yang bisa dihubungkan dengan doa amalan dan ilmu gaib adalah terlarang. Disana anda boleh berjualan batu akik dan batu permata. Tetapi bila anda mengatakan batu akik jualan anda atau cincin akik yang anda pakai bertuah pengasihan, kewibawaan, dsb, itu sudah cukup untuk membuat anda dibawa ke dalam tahanan dan dihukum pancung. Begitu juga bila anda berjualan minyak wangi, minyak wangi umum atau minyak wangi arab, atau berjualan benda-benda lain, jangan sekali-kali mengatakan hubungannya dengan gaib. Dan jangan sekali-kali mencari atau menjual benda-benda seperti menyan arab, buhur, candu dan madat arab yang jelas sekali hubungannya dengan gaib.

Begitu juga bila anda bekerja sebagai TKI/TKW di Arab Saudi, sebaiknya anda berhati-hati. Di negeri kita ilmu gaib seperti pengasihan supaya disayang atasan, kewibawaan supaya terlihat berwibawa dan dihormati orang, ilmu keselamatan, dsb, sifatnya umum, banyak diamalkan orang. Tetapi ilmu-ilmu itu terlarang disana, bisa dijadikan alasan oleh majikan atau teman kerja anda untuk anda dijerat hukum dan dihukum mati, entah anda benar mengamalkan ilmu itu ataupun tidak. Hati-hati juga bila anda berlama-lama berdoa sesudah sholat, jangan sampai anda dianggap mendoakan majikan atau keluarganya yang bisa disamakan sebagai anda mengguna-gunai mereka. Bahkan bila majikan anda di dalam mimpinya bertemu dengan anda, yang di dalam negeri itu sudah umum dalam penggunaan ilmu pelet dan penundukkan, itu sudah cukup untuk mereka menuduh anda mengguna-gunai mereka, entah anda benar mengamalkan ilmu itu ataupun tidak.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.