Kekuatan Rasa dan Sugesti
Di dalam semua jenis keilmuan dan aktivitas manusia, ada satu hal mendasar yang seringkali pengertiannya dikesampingkan orang, yaitu adanya unsur kebatinan. Unsur kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, bukan hanya dalam mempelajari dan menekuni berbagai jenis keilmuan batin, tetapi juga dalam semua aktivitas keseharian dan pekerjaan teknis modern. Unsur kebatinan itu adalah apa yang biasa disebut sebagai penjiwaan atau penghayatan, yang sangat erat hubungannya dengan rasa dan sugesti.
Di dalam aktivitas manusia berolah raga, kanuragan, mengolah tenaga dalam, maupun ilmu gaib dan ilmu khodam, atau olah spiritual, bahkan dalam berkeagamaan / berketuhanan atau dalam menjalankan aktivitas kehidupan modern yang menggunakan alat-alat canggih dan modern ataupun dalam mempelajari keilmuan modern seperti ilmu kimia dan fisika ataupun ilmu teknik dan sistem komputer, selalu terkandung di dalamnya unsur kebatinan berupa penjiwaan dan penghayatan pada masing-masing hal yang dijalani, yang seringkali kualitas penjiwaan dan penghayatan itu akan sangat membedakan hasil dan prestasi yang diraih seseorang dibandingkan orang lain yang sama-sama melakukan aktivitas yang sama.
Secara umum unsur kebatinan hadir pada semua aspek kehidupan manusia, tidak hanya dalam hal keilmuan, tetapi dalam semua aspek kehidupan manusia, termasuk di jaman modern ini, tetapi istilah kebatinan sendiri seringkali secara dangkal dikonotasikan sebagai kegiatan klenik. Namun di luar itu memang ada orang-orang tertentu yang secara khusus mempelajari keilmuan kebatinan, bukan hanya pada aspek yang bersifat umum, tetapi juga secara khusus dan mendalam mengenai keilmuan kebatinan itu sendiri.
Ilmu Tenaga Dalam, Kebatinan dan Spiritual, sejatinya menggunakan potensi kekuatan dari diri sendiri, yaitu kekuatan tenaga dalam, kekuatan sukma dan kekuatan spiritual dari diri sendiri. Ilmu yang mendayagunakan potensi kekuatan diri sendiri inilah yang disebut ilmu sejati.
Sejatinya kesempurnaan penguasaan ilmu seseorang ada pada menyatunya suatu ilmu dengan diri seseorang. Artinya, untuk mengetrapkan suatu ilmu, dengan telah menyatunya suatu ilmu dengan diri seseorang, orang tersebut bisa melakukannya secara spontan, atau cukup dengan kehendak dan konsentrasi batinnya saja untuk mewujudkannya, dan bisa dilakukan kapan saja. Dengan demikian orang tersebut bisa dikatakan sudah sempurna menguasai suatu ilmu, bukan sekedar memiliki koleksi ilmu, karena ilmu-ilmu tersebut sudah merasuk, menyatu dengan dirinya, tinggal niatnya saja untuk mengetrapkannya. Dengan telah menyatunya suatu ilmu dengan seseorang, maka orang itu bisa kapan saja mengetrapkannya, dan keilmuannya itu tidak akan hilang hanya karena lupa bunyi mantranya, atau karena hilang khodam ilmunya, atau karena lupa membawa jimat dan pusaka.
Menyatunya ilmu itu akan menjadi suatu perbawa yang bisa dirasakan oleh orang lain yang juga berilmu atau peka batinnya, sehingga masing-masing akan saling menghormati dan menjaga jarak. Dan dengan kepekaan rasa seseorang akan dapat mengukur kekuatan dirinya sendiri ketika sedang berhadapan dengan orang lain atau ketika sedang berhadapan dengan kekuatan suatu mahluk halus.
Karena itu dalam filosofi Jawa dikatakan ilmu tertinggi manusia adalah digdoyo tanpo aji, digdaya tanpa perlu tambahan jimat / khodam dan mantra dan tidak harus menunjukkan ilmu kesaktian yang kelihatan mata, karena semua kekuatan bersumber dari dirinya sendiri dan dengan perbawa kebatinan, menang tanpa harus mengalahkan atau unjuk kesaktian. Seandainya pun terpaksa harus mengetrapkan ilmunya, dengan kekuatan kebatinannya seseorang hanya perlu mengkonsentrasikan suatu kejadian, atau mengkonsentrasikan kemauan terlaksananya suatu perbuatan gaib, tanpa harus bergantung pada suatu bentuk amalan ilmu atau mantra, khodam jimat atau pusaka.
Orang-orang yang menekuni suatu kebatinan tertentu biasanya memiliki batin yang peka, kuat dan tajam, dan memiliki kedekatan dengan roh sedulur papatnya, sehingga orang-orang tersebut dapat mengerti tentang kegaiban, rasa dan firasat. Kepekaan dan ketajaman batin mereka bersifat umum dalam segala bidang, tidak semata-mata dimaksudkan untuk ilmu gaib ataupun melihat gaib.
Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya bukan hanya peka untuk melihat tanda-tanda alam beserta kegaiban di dalamnya, tetapi juga dapat untuk mendeteksi keberadaan sosok mahluk gaib, peka dalam menilai kepribadian orang lain, peka rasa tentang kejadian yang akan terjadi (weruh sak durunge winarah) dan sering mendapatkan ilham / wangsit tentang suatu kejadian tertentu yang akan terjadi. Kepekaan dan ketajaman batin itu juga dapat untuk mengetahui kegaiban tingkat tinggi, tergantung pencapaian masing-masing orang. Bukan sekedar untuk melihat gaib, kekuatan batinnya juga dapat digunakan untuk mengusir roh-roh halus atau untuk menjadikan suatu kejadian gaib.
Kekuatan dari olah kebatinan ini dapat dilakukan untuk tujuan perbuatan yang sama dengan penggunaan tenaga dalam atau ilmu gaib dan ilmu khodam. Dengan kekuatan kebatinan dan sugesti mereka mewujudkan kehendak-kehendaknya, dengan kepekaan dan ketajaman rasa mereka juga dapat mengukur apakah kekuatan mereka sendiri cukup untuk mewujudkan suatu kejadian yang mereka kehendaki.
Pada orang-orang yang mendalami kebatinan, kepekaan / ketajaman rasa dan kekuatan kebatinan akan dapat dirasakan di dada sebagai suatu getaran atau tekanan di dada yang dapat disalurkan menjadi kekuatan tangan dan tubuh atau kekuatan kata-kata. Seseorang yang tajam batinnya juga dapat mengukur apakah kekuatan sukmanya cukup untuk mewujudkan kehendak terjadinya suatu perbuatan gaib, atau untuk mengukur apakah kekuatan batinnya dan keilmuannya lebih tinggi ataukah lebih rendah ketika sedang berhadapan dengan seseorang atau ketika sedang berhadapan dengan mahluk halus tertentu.
Secara alami, kekuatan sukma akan dirasakan sebagai kekuatan energi yang besar berupa getaran rasa dan tekanan rasa di dada, dan sebagai kekuatan yang menyelimuti tubuh, merasuk sampai ke hati, dan tergantung pada tingkat penguasaan masing-masing orang, selain melalui amalan kebatinan, kekuatan sukma dapat diwujudkan menjadi kekuatan tangan dan tubuh, kekuatan kehendak perbuatan dan kata-kata, dan getaran perbawa kebatinannya juga akan dapat dirasakan oleh orang-orang di sekitarnya (kecuali orang tersebut merendahkan hati dan menutupi / menyembunyikan kekuatan kebatinannya).
Tergantung pada kekuatan kebatinan dan tingkat penguasaan masing-masing orang, ketika kekuatan rasa dan sugesti sudah menyatu dengan kekuatan fisik, seseorang dapat memecahkan batu, mematahkan kayu atau besi. Kekuatan kebatinan ini juga bisa digunakan untuk menguatkan tubuh dan kebal senjata tajam, untuk menggerakkan tubuh dan batin / pikiran seseorang (gendam / hipnotis / ilmu sugesti) dan bisa diwujudkan menjadi seperti ilmu sihir. Tergantung pada kekuatan kegaiban sukma masing-masing pelakunya, kekuatan gaib dari kebatinan akan bisa jauh melebihi kekuatan tenaga dalam, kekuatan ilmu gaib dan ilmu khodam, ataupun kekuatan susuk dan jimat. Pada tingkatan keilmuan yang tinggi dalam olah kanuragan, kekuatan kebatinan dapat menggantikan kekuatan tenaga dalam.
(Hati-hati bagi yang menggunakan kekuatan kebatinan untuk kekebalan permanen. Kekuatan kebatinan yang berhasil digunakan untuk kekebalan kekuatannya jauh melebihi kekuatan ilmu gaib dan ilmu khodam, ataupun susuk dan jimat kebal, sehingga dapat menyebabkan seseorang yang sudah meninggal jasadnya tidak dapat hancur dan membusuk seperti layaknya jasad manusia pada umumnya dan rohnya sendiri tidak dapat lepas keluar dari tubuhnya, terkunci di dalamnya. Jasad dengan roh di dalamnya tersebut akan menjadi mumi dan beratus-ratus tahun kemudian akan dapat menjadi yang sekarang disebut jenglot atau batara karang. Lebih baik bila kekuatan kebatinan itu dijadikan ilmu lembu sekilan saja, yaitu ilmu kekuatan dan pertahanan tubuh dengan memadatkan kekuatan kebatinan / sukma / tenaga dalam mengisi tubuhnya hingga setebal sejengkal dari tubuh, selain menjadikan tubuh berkekuatan besar, juga akan menjadi perisainya dari adanya serangan gaib, pukulan ataupun senjata tajam).
Ketika lambaran kekuatan kebatinan digunakan untuk membentak orang lain, itu akan membuat orang lain itu menjadi sangat ketakutan. Bentakan kemarahan yang dilambari dengan kekuatan sukma akan sangat berbeda pengaruhnya, karena akan menjadi serupa seperti pengaruh aji senggoro macan atau aji gelap ngampar atau aji gelap saketi, yang membuat orang lain luar biasa ketakutan, walaupun orang lain itu berbadan besar.
Apalagi bila orang itu dengan sengaja menggunakan kekuatan kebatinannya untuk mengetrapkan ilmu-ilmu itu, pada jenis keilmuan yang sama kekuatan ilmunya akan jauh di atas kekuatan ilmu orang-orang yang mengandalkan kekuatan khodamnya.
Kekuatan batin / sukma bisa juga digunakan untuk membuat pagaran gaib atau untuk pembersihan gaib, cukup dengan bersugesti mengeluarkan energi untuk membuat bola pagaran gaib saja atau memancarkan energi gaib untuk mengusir roh-roh halus. Kekuatan gaib dari kebatinan ini jauh lebih tinggi dibandingkan tenaga dalam, sehingga bukan hanya dapat untuk menghadapi mahluk gaib kelas bawah saja, tetapi juga bisa untuk menghadapi mahluk halus kelas atas.
Untuk mengusir mahluk halus dari dalam suatu rumah / pohon misalnya, bila kita sudah terbiasa olah rasa dan batin, kita akan dapat mengukur apakah kekuatan kebatinan kita lebih tinggi ataukah lebih rendah dibandingkan kekuatan gaib para mahluk halus yang ada di rumah / pohon tersebut.
Bila kekuatan kebatinan kita lebih rendah, akan bijaksana bila kita tidak memaksakan kekuatan untuk mengusir mereka. Lebih baik bila kita memberi sesaji untuk "merayu" mereka supaya mau pindah. Tetapi bila kekuatan kebatinan kita jauh di atas mereka, dengan menyalurkan kekuatan kebatinan, dengan menekan rasa di dada, tepuk saja beberapa kali rumah / pohon tempat mereka tinggal dengan niat menyuruh mereka pergi (seperti mengusir burung di pohon). Lebih bijaksana bila mereka kita arahkan untuk pergi ke tempat tertentu yang jauh dari permukiman manusia, supaya tidak bubar begitu saja dan malah akan mengganggu orang lain yang tidak tahu-menahu.
Untuk membantu kerejekian dalam perdagangan (penglaris dagangan) dengan cara kebatinan cukup dilakukan dengan mengsugesti sukma untuk menciptakan suasana gaib yang teduh dan menyenangkan bagi banyak orang, yang menyebabkan orang-orang suka datang, mengobrol dan berbelanja. Suasana gaib itu disugestikan memancar dalam radius 5 meter, 10 meter, 100 meter, dsb (seperti penggunaan tenaga dalam murni).
Atau ketika kita ingin menyembuhkan seseorang dari sakitnya, maka kita mewujudkan kehendak kita, niat batin menyembuhkan, supaya orang itu sembuh dari sakitnya, dengan cara mengkonsentrasikan kekuatan sukma kita ke dalam segelas air, si sakit diberi sugesti untuk sembuh dengan meminum air putih yang kita berikan. Di sisi lain kita mengkonsentrasikan batin tertuju kepada si sakit untuk menyingkirkan semua sakit-penyakit orang tersebut, maka orang itu akan dapat benar sembuh (atau dilakukan langsung dengan menumpangkan tangan kita di atas bagian tubuhnya yang sakit).
Dengan cara itu kita memberikan sugesti kepercayaan supaya si sakit membangkitkan sugesti energi positif dalam dirinya untuk kesembuhannya sendiri. Di sisi lain kekuatan sukma kita dikonsentrasikan kepadanya untuk membersihkan energi-energi penyakit di dalam dirinya, termasuk energi negatif yang berasal dari mahluk halus di dalam tubuhnya, jika ada. Dengan kepekaan batin kita dapat mengukur kekuatan yang dibutuhkan untuk pengobatan tersebut, sehingga kita tahu bahwa proses penyembuhan tersebut cukup sekali saja atau harus dilakukan beberapa kali bila memang diperlukan.
Cara penyembuhan dengan memberikan air putih di atas biasanya dilakukan untuk sakit-penyakit yang kadarnya ringan. Untuk yang kadarnya berat biasanya dilakukan langsung dengan menumpangkan tangan di atas bagian tubuh yang sakit untuk langsung memberikan energi positif untuk kesembuhan si sakit, ditambah dengan ramuan-ramuan dan obat-obatan, jika diperlukan.
Cara memberi air putih seperti di atas juga banyak dilakukan oleh orang-orang yang mempelajari ilmu gaib dan ilmu khodam. Tetapi banyak kejadian, dengan cara meminumkan air putih tersebut ternyata si sakit tidak berhasil disembuhkan. Ini terjadi karena si penyembuh tidak dapat mengsugesti si sakit. Walaupun memiliki ilmu gaib, tetapi tidak memiliki kepekaan batin yang cukup untuk dapat mengukur kekuatan yang cukup yang dibutuhkan untuk dapat menyembuhkan si sakit. Dan bila penyebab sakit orang tersebut adalah karena perbuatan mahluk halus, seringkali si penyembuh malah menjadi celaka karena mahluk halusnya berbalik menyerang si penyembuh.
Ketika langit sedang dalam kondisi mendung tebal dan hujan kita dapat meredakan hujan dan membubarkan konsentrasi mengumpulnya awan dengan sugesti kekuatan rasa yang dilandasi dengan kekuatan kebatinan (ditambah visualisasi / olah pikiran). Dengan menekan rasa di dada kita visualisasikan mengeluarkan segulungan energi yang besar yang mendorong awan-awan ke belakang dan ke samping kiri-kanan, sehingga kemudian konsentrasi awan itu menjadi berkurang dan hujannya mereda. Atau dengan kekuatan rasa di pikiran kita melubangi awan atau menyapunya ke samping.
Rahasia kekuatan rasa adalah adanya penyatuan kekuatan roh sedulur papat dengan roh pancer kita (secara satu kesatuan menjadi kekuatan sukma). Dengan bersugesti menggunakan kekuatan rasa itu berarti kita sudah menyatukan kekuatan roh sedulur papat dan pancer kita, menjadi satu kesatuan kekuatan sukma, sehingga menjadi satu kesatuan perbuatan yang mempunyai efek kegaiban tersendiri, yang hasilnya akan berbeda dibanding hanya menggunakan kekuatan fisik saja walaupun dilakukan sepenuh tenaga.
Kekuatan rasa adalah dasar dari kekuatan kebatinan.
Contoh-contoh di atas adalah contoh-contoh penggunaan sugesti kekuatan rasa dan batin pada tingkatan dasar yang pada tingkatan kemampuan kebatinan yang tinggi (dengan olah kebatinan) kekuatan rasa ini dapat digunakan untuk segala perbuatan yang berhubungan dengan kegaiban, untuk menyembuhkan / mengusir sakit / penyakit seseorang, mengusir / menyerang / menundukkan / menangkap mahluk halus tingkat rendah sampai yang kelas atas, untuk mempengaruhi / mengendalikan pikiran seseorang ataupun mahluk halus, untuk memusnahkan keilmuan gaib, khodam dan tenaga dalam seseorang, dan untuk mendatangkan ide / ilham dan wangsit dan pengetahuan spiritual tingkat tinggi yang mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita.
Kekuatan rasa adalah bagian dari kegaiban sukma manusia.
Contoh-contoh di atas adalah contoh-contoh penggunaan sugesti kekuatan rasa dan batin yang disengaja. Pada saat yang lain ketika orang sudah terbiasa menggunakan kekuatan kebatinan / spiritualnya kekuatan rasa itu akan mengalir sendiri menjadi semacam ide dan ilham untuk si manusia melakukannya, menjadi semacam tuntunan untuk berbuat.
Contoh-contoh bentuk penggunaan sugesti di atas dapat juga dilakukan dengan sugesti ilmu gaib dan khodam, yaitu dengan merapal mantra ilmu gaib dan ilmu khodam atau dengan memerintahkan khodam seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang sama dengan di atas.
Kelebihan ilmu gaib dan ilmu khodam memang adalah pada banyaknya variasi dalam keilmuan gaib mereka (banyaknya variasi amalan gaib dan mantra) dan hasilnya bisa langsung dipraktekkan dan dipertunjukkan, karena tujuan mereka berilmu memang untuk keberhasilannya menguasai dan mempraktekkan berbagai macam keilmuan gaib / khodam. Walaupun ilmunya tampak ampuh, tetapi biasanya kekuatan ilmunya lebih rendah daripada ilmu kebatinan, karena tidak dilandasi dengan kekuatan sukma dan kebatinan yang tinggi, hanya mengandalkan kekuatan khodamnya saja dengan menghapalkan dan mewirid mantra / amalan ilmu gaib dan mantra / amalan ilmu khodam saja.
Selain keilmuan yang bersifat kebatinan dan praktek ilmu gaib dan ilmu khodam, ada banyak bentuk lain keilmuan batin dan keilmuan gaib yang juga mengolah potensi diri, yang merupakan praktek ilmu sugesti, yang digandrungi orang dan dikembangkan dengan metode pembelajaran modern, sehingga tidak dianggap klenik dan bisa dipelajari oleh banyak orang.
Bentuk-bentuk keilmuan ini berfokus pada pemusatan kekuatan pikiran manusia dalam bentuknya seperti ilmu hipnotis (mempengaruhi / mengendalikan pikiran manusia), ilmu telekinetik (memindahkan / menggerakkan benda-benda dengan kekuatan rasa dan pikiran), ilmu telepati (komunikasi pikiran), illusionis (mengelabui penglihatan dan pikiran seseorang), dsb. Cakra tubuh yang bekerja adalah cakra di dahi dan sebagian cakra di ubun-ubun kepala. Ilmu-ilmu ini harus dipelajari dan dipraktekkan dengan sangat hati-hati. Pemusatan kekuatan pada pikiran saja atau memforsir penggunaan kekuatan cakra tubuh tertentu saja dapat berakibat terjadinya ketidak-seimbangan energi tubuh dan harus diperhatikan efeknya dalam jangka panjang.
Selain yang bersifat modern, ada juga keilmuan kebatinan / spiritual yang aslinya adalah ilmu tradisional yang sampai saat ini masih diajarkan orang seperti meditasi prana / chi / reiki / kundalini. Walaupun kebanyakan orang memandang ilmu-ilmu itu modern dan sejenis dengan keilmuan tenaga dalam, tapi sebenarnya itu adalah ajaran dan pelatihan olah sugesti kebatinan / spiritual tradisional, hanya saja diajarkan orang dengan cara-cara praktis masa sekarang. Yang membedakannya adalah bentuk energinya, metode pembelajarannya dan tujuan latihannya saja.
Ada salah satu ciri yang membedakan penggunaan tenaga dalam dengan kebatinan dalam mendeteksi keberadaan sesosok mahluk halus. Dengan menggunakan tenaga dalam, kita mendeteksi keberadaan sesosok mahluk halus dengan cara mendeteksi getaran / bentuk energinya. Tetapi umumnya cara ini sulit untuk bisa digunakan mendeteksi keberadaan mahluk halus yang kekuatan gaibnya tinggi dan yang berdimensi tinggi, karena umumnya energi mereka sangat halus, dan frekwensinya jauh lebih tinggi dibandingkan energi tenaga dalam.
Artinya, jika dengan cara kontak energi itu kita menggunakan tenaga dalam dari hasil kita latihan di perguruan tenaga dalam, umumnya itu hanya bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan gaib-gaib yang kekuatannya rendah dan yang berdimensi gaib rendah saja, tidak bisa digunakan untuk mendeteksi yang kekuatannya tinggi atau yang berdimensi gaib tinggi karena adanya banyak perbedaan pada frekwensi energinya. Jika hendak digunakan untuk tujuan mendeteksi mahluk halus yang kekuatannya tinggi atau yang berdimensi gaib tinggi energi tenaga dalamnya harus disesuaikan lebih dulu frekwensinya dengan frekwensi mahluk halusnya.
Sedangkan bila kita terbiasa dengan olah rasa dan batin, dari jarak yang jauh secara insting / rasa kita akan mengetahui apakah di suatu lokasi ada berpenghuni gaib atau tidak. Dan bila disitu ada sesosok mahluk gaib, apalagi si mahluk gaib mempunyai kekuatan yang besar, kita dapat merasakan kehadirannya secara otomatis, dari jarak yang lebih jauh sebelum muncul rasa merinding, karena dada kita akan terasa berat dan sesak seolah-olah ada yang menekan dada kita sampai kita merasa sulit bernafas. Artinya ada perbenturan kekuatan antara kekuatan energi yang terpancar dari keberadaan gaib itu dengan energi sukma kita, dan dari situ kita juga akan bisa mengukur kekuatan mahluk halus itu apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari kekuatan kita dan secara otomatis kita juga dapat mengetahui posisi keberadaan sosok gaib tersebut.
Sedapat mungkin semua kekuatan kebatinan dan energi yang berhasil dihimpun dapat kita olah menjadi kekuatan rasa dan kebatinan supaya menjadi satu kesatuan kemampuan dan bisa mempertinggi kekuatan sukma kita, menjadi kekuatan kita yang sejati, sedangkan adanya jimat dan pusaka, khodam, mantra-mantra, dsb, sifatnya adalah tambahan yang nantinya bisa kita tambahkan atau kurangkan sesuai kebutuhan kita.
sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists
Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.