Tips Menguji Penglihatan Gaib
Seperti yang sudah Penulis tuliskan dalam halaman berjudul Terawangan Gaib solusi untuk mengatasi atau menguji ulang apakah penglihatan gaib kita sudah benar adalah melakukan kombinasi melihat gaib dengan kepekaan rasa seperti dicontohkan di atas.
Rabaan tangan untuk mendeteksi keberadaan gaib yang kita lihat adalah untuk membantu kita supaya kita bisa lebih yakin dengan apa yang kita lihat dan bisa lebih pasti menentukan bahwa yang kita lihat itu benar ada dan benar berada di tempat posisinya yang kita lihat. Dengan demikian penglihatan kita itu tidak mengawang-awang dan penglihatannya benar, bukan ilusi.
Sosok halus khodam kita lebih baik kalau kita minta untuk duduk atau berdiri di hadapan atau di samping kita untuk kita ajak berkomunikasi, sehingga akan lebih jelas tampilan sosoknya, dan bisa diraba hawa energinya untuk dikenali, sehingga penglihatan kita akan lebih baik setelah ditambah deteksian atas keberadaan energinya, untuk membuktikan bahwa sosok gaibnya itu memang ada di tempat keberadaannya yang kita deteksi, bukan hanya berupa gambaran gaib di awang-awang yang diragukan kebenarannya.
Untuk menguji ulang keakuratan penglihatan gaib kita sendiri supaya penglihatannya tidak mengawang-awang melihat gaibnya dikombinasikan dengan kepekaan rasa dengan rabaan tangan untuk mendeteksi keberadaan energi gaibnya sbb :
Cara Pertama
Untuk menguji apakah benar diri kita berkhodam, kita bisa mendeteksi keberadaan energi khodam-khodam kita itu dengan rabaan tangan ke sebelah kanan, kiri, depan dan belakang tubuh kita dan ke atas kepala kita. Nantinya kita akan tahu apakah benar diri kita didampingi oleh sesosok halus atau khodam, karena masing-masing rasanya akan berbeda pada posisi yang disitu ada sesosok gaib dengan posisi lain yang kosong tidak ada apa-apa.
Misalnya ada orang yang mengatakan bahwa kita berkhodam di depan kita sesosok macan gaib, maka kita coba deteksi keberadaan khodam macan itu dengan rabaan tangan ke arah depan kita. Begitu juga kalau ada orang yang mengatakan bahwa kita berkhodam di belakang kita sesosok gaib berwujud prajurit, maka kita coba deteksi keberadaan khodam prajurit itu dengan rabaan tangan ke arah belakang kita. Kalau dengan rabaan tangan itu kita tidak mendeteksi adanya energi dari keberadaan khodam kita itu, maka kemungkinan besar khodam itu tidak ada. Berarti penglihatan gaib orang itu tentang khodam kita itu mungkin salah. Mungkin sebenarnya diri kita tidak berkhodam, atau mungkin juga benar diri kita berkhodam, tetapi wujudnya bukan macan atau prajurit, dan posisinya tidak di depan atau di belakang kita.
Begitu juga kalau ada orang yang mengatakan bahwa kita berkhodam di sebelah kanan kita sesosok gaib, maka kita coba deteksi keberadaan khodam itu dengan rabaan tangan ke arah kanan kita. Kalau dengan rabaan tangan itu kita tidak mendeteksi adanya energi dari keberadaan khodam kita itu, maka kemungkinan khodam itu tidak ada, karena disitu tidak terdeteksi adanya sesuatu yang gaib. Berarti penglihatan gaib orang itu tentang khodam kita itu mungkin salah. Mungkin sebenarnya diri kita tidak berkhodam, atau mungkin juga benar diri kita berkhodam, tetapi wujudnya dan posisinya tidak sama dengan yang dikatakan orang itu.
Kalau dengan rabaan tangan itu di posisi yang dikatakan oleh orang itu kita benar mendeteksi adanya energi dari keberadaan khodam kita itu, maka mungkin khodam itu memang ada. Berarti penglihatan gaib orang itu tentang khodam kita itu mungkin benar. Mungkin diri kita memang berkhodam. Tetapi mengenai sosok wujudnya apakah benar seperti yang dikatakan orang itu masih harus kita pertegas lagi gambaran gaibnya.
Sesudah terdeteksi bahwa di posisi rabaan tangan kita itu benar terasa ada sesuatu yang gaib, rabaan energi dengan tangan kita itu kita teruskan sampai tergambar sosok wujudnya. Sesudah tergambar sosok wujudnya barulah kemudian kita bisa mengambil kesimpulan apakah benar diri kita berkhodam dan apakah benar sosok wujud khodamnya sama dengan yang disampaikan oleh orang itu.
Jika dari perabaan di sebelah kanan, di depan atau di belakang kita tidak mendeteksi adanya sesuatu yang gaib, dicoba saja untuk meraba dalam jarak 1 centi di badan dan kepala kita, barangkali saja khodam atau mahluk halusnya sebenarnya berdiam di dalam kepala atau badan kita.
Rabaan tangan bisa juga dilakukan se-centi dari tubuh kita untuk mendeteksi keberadaan energi dari sesuatu yang gaib apakah tubuh kita ada ketempatan / ketempelan mahluk halus, atau apakah ada benda gaib yang menempel di badan kita, rabaannya diarahkan ke seluruh tubuh kita mulai dari kepala, badan, tangan sampai kaki.
Dengan cara perabaan dan kontak energi dengan keberadaan khodamnya itu kita tidak mengawang-awang, bisa jelas apakah di posisi rabaan tangan kita itu benar ada sesuatu yang gaib, mudah-mudahan juga bisa jelas tergambar sosok wujud gaibnya dan dengan kontak batin bisa kita tanyakan langsung apa saja tuahnya.
Seandainya pun kita tidak jelas melihat sosok wujudnya, tetapi dengan kita mendeteksi ada keberadaan energinya disitu kita bisa lebih yakin bahwa disitu memang ada sesuatu yang gaib, mungkin saja benar itu adalah khodam kita. Berarti diri kita benar berkhodam.
Begitu juga sebaliknya, jika kita mendeteksi tidak ada keberadaan energinya disitu kita bisa lebih yakin bahwa disitu memang tidak ada apa-apa, tidak ada sesuatu yang gaib, mungkin diri kita tidak berkhodam.
Tetapi jika benar disitu memang ada sesuatu yang gaib, kita harus bisa lebih kritis untuk menentukan apakah benar itu adalah khodam kita, ataukah sebenarnya itu adalah mahluk halus yang sedang menghantui kita (diri kita sedang mengalami kesambet, dipelet, ditenung, dsb). Tapi setidaknya kita menjadi lebih yakin bahwa disitu memang ada sesuatu yang gaib. Ini berguna untuk kehati-hatian kita.
Prinsip pembuktian di atas bisa juga diterapkan untuk menentukan apakah di suatu lokasi tertentu benar dihuni mahluk halus dan untuk mencaritahu sosok wujudnya. Sebaiknya kita juga tahu apakah sosok-sosok halus yang tinggal disitu berwatak baik ataukah jahat.
Cara Kedua
Untuk benda-benda gaib kita seperti keris dan batu akik, dengan cara perabaan pada bendanya kita bisa mendeteksi keberadaan energinya apakah benda gaib kita itu benar berkhodam ataukah kosong isinya.
Jika bendanya kita deteksi benar berkhodam, kemudian khodamnya itu kita perintahkan duduk di samping kita sehingga kita bisa mendeteksi energi keberadaannya dan kita bisa lebih jelas melihat wujudnya.
Jika gambaran sosok gaibnya sudah didapatkan, walaupun samar, fokuskan penglihatan batin anda kepada sosok gaibnya itu untuk mempertajam penglihatan batin anda sampai jelas detail gambarannya, jangan hanya sekelebatan saja. Dengan demikian kita tidak mengawang-awang, bisa mendeteksi keberadaannya dan bisa lebih jelas melihat wujud khodamnya dan dengan kontak batin bisa kita tanyakan langsung apa saja tuahnya.
Sambil kita fokuskan penglihatan batin kepada sosok gaibnya itu kita sampaikan pertanyaan-pertanyaan kita mengenai bendanya kepada sosok gaibnya itu, ajaklah berkenalan, tanyakan apa saja tuahnya, apa saja sesajinya, bagaimana kecocokkannya dengan anda, dsb, dengan cara berkata-kata di dalam hati tetapi ditujukan kepada sosok gaibnya. Dengan cara ini selain kita belajar "melihat" secara batin, kita juga belajar "menyampaikan" komunikasi batin dan belajar "mendengar" secara kontak batin jawaban komunikasi dari sosok gaibnya itu berupa ilham yang mengalir dalam benak kita. Selain itu cobalah menerapkan kepekaan rasa / insting untuk membaca kepribadiannya, apakah sosok halus itu adalah dari jenis yang baik ataukah dari jenis yang tidak baik yang harus dihindari. Lakukanlah dengan hormat dan sopan.
Cara Ketiga
Semua benda gaib, yang bentuknya masih gaib, yang menempel di tubuh kita, sebelumnya kita deteksi dulu dengan rabaan tangan untuk menentukan apakah di posisi rabaan tangan kita itu benar ada sesuatu yang gaib. Jika benar ada, jika itu adalah benda gaib, kemudian kita raih benda gaibnya (dan energinya), dipegang dengan tangan, kemudian kita kontak energi dengan bendanya dan dilihat wujud asli bendanya.
Kemudian khodam benda gaibnya kita perintahkan duduk di samping kita sehingga kita bisa mendeteksi energi keberadaannya dan bisa lebih jelas melihat wujudnya. Dengan demikian kita tidak mengawang-awang, bisa mendeteksi keberadaannya dan bisa lebih jelas melihat wujud khodamnya dan dengan kontak batin bisa kita tanyakan langsung apa saja tuahnya.
Sesudahnya benda gaibnya itu kita kembalikan ke tempatnya semula, atau digeser sejengkal jika posisi keberadaannya terasa mengganggu (misalnya membuat badan pegal), atau dibuang jauh jika tidak diinginkan.
Keseluruhan cara-cara di atas adalah untuk menguji ulang apakah penglihatan kita sebelumnya atas benda gaibnya dan khodamnya (atau penglihatan gaib kita atas sesosok mahluk halus) sama dengan penglihatan kita yang sekarang setelah cara melihatnya dilakukan dengan cara itu.
Cara-cara di atas juga baik untuk dilakukan bersama-sama dengan orang lain yang bisa melihat gaib untuk menguji ulang apakah penglihatan kita dan orang lain itu sebelumnya sama dengan penglihatan yang sekarang setelah cara melihatnya dilakukan dengan cara itu.
Kombinasi melihat gaib dan kepekaan rasa untuk mendeteksi energi keberadaannya itu sebaiknya selalu dilakukan dalam kita menerawang sesuatu yang gaib, supaya penglihatan kita lebih akurat, tidak mengawang-awang dan tidak berilusi atau dikelabui oleh gaib.
Lakukanlah dengan sopan dan hati-hati.
Tambahan :
Melihat gaib itu sebenarnya mudah, hanya saja tidak semua orang bisa menggali potensi dirinya sendiri dalam melihat gaib, lebih banyak yang menginginkan sesuatu yang mudah dan instan dan "indah" katanya orang, yang adanya rasa keinginan itu sebenarnya malah semakin mempersulit orangnya bisa melihat gaib.
Lebih baik kalau anda menggali potensi roh anda sendiri, roh pancer dan sedulur papat, supaya mereka juga bisa aktif berfungsi sebagai roh, supaya tidak hanya aktif secara biologis saja, supaya bisa juga mendeteksi kegaiban. Caranya adalah dengan Olah Rasa seperti yang sudah dicontohkan di atas.
Kalau yang anda inginkan adalah instan melihat gaib seperti yang dikatakan orang melihat dengan mata ketiga, anda harus berusaha keras untuk bisa itu, tapi tetap saja ada kemungkinan anda tidak berhasil. Itu tidak selalu mudah untuk semua orang.
Orang-orang yang bisa melihat gaib dengan mata ketiga kebanyakan adalah kemampuan yang sifatnya "given", kebanyakan adalah orang-orang yang di dalam tubuhnya ketempatan mahluk halus (baca : Pengaruh Gaib Thd Manusia), atau mereka berkhodam, bukan orangnya sendiri yang dulunya melatih diri untuk bisa melihat gaib dengan mata ketiganya. Ia hanya mengasah saja (menikmati saja) apa yang sudah ia terima.
Hanya saja seringnya orang yang "given" itu menyombongkan kebisaannya itu seolah-olah sekarang ini ia bisa melihat gaib karena dulunya ia belajar melihat gaib, sehingga orang lain yang awam ingin juga belajar supaya bisa juga melihat gaib. Tetapi kalau kondisi anda tidak sama dengan mereka, tidak "given", maka tidak mudah untuk anda bisa sama seperti mereka.
Banyak orang inginnya cepat dan instan, ingin langsung bisa melihat gaib, ingin langsung bisa melakukan perbuatan-perbuatan gaib, dsb, apalagi yang sudah terbiasa melakukan cara mudah dengan hanya mewirid / mengamalkan mantra / amalan gaib. Itu hanya cocok untuk keilmuan gaib yang bukan kebatinan - spiritual.
Bahkan orang-orang yang sejak awal sudah bisa melihat gaib kebanyakan akan kesulitan dalam menekuni jenis ilmu kebatinan, karena orangnya sendiri belum tentu peka rasa. Yang kebanyakan dialaminya justru adalah banyaknya ilusi dan halusinasi. Kebanyakan orangnya berkhodam, atau melihat gaibnya dengan bantuan khodam. Penglihatannya banyak ilusinya, tidak bisa membuktikan sendiri penglihatannya dengan cara mengkombinasikan penglihatan gaibnya dengan kepekaan rasa untuk mendeteksi apakah sesosok gaib yang dilihatnya itu benar ada di posisi / lokasi yang dilihatnya ataukah itu hanya ilusi saja, apalagi untuk melakukan perbuatan gaib dengan kekuatannya sendiri tanpa bantuan amalan ilmu dan khodamnya.
Kalau yang ditekuni adalah jenis ilmu kebatinan dan spiritual, walaupun latihan olah rasa itu kelihatannya sepele, tapi jangan disepelekan, karena kepekaan rasa (dan kekuatan rasa dan sugesti dan visualisasi) sifatnya pokok, harus bisa dikuasai, karena itu adalah kemampuan dasar sejak dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi.
Walaupun sudah berhasil membangun kekuatan sukma yang tinggi, orangnya akan kesulitan untuk menekuni yang lain kalau peka rasa, kekuatan rasa dan kekuatan bersugesti (dan visualisasi) belum dikuasai.
Apapun yang kita pelajari, apa yang menjadi dasarnya sebaiknya dikuasai lebih dulu sebelum mempelajari yang lebih tinggi. Kalau dasarnya belum dikuasai kita akan kesulitan untuk mempelajari yang lebih tinggi lagi.
Catatan khusus :
Bila di dalam latihan-latihan di atas anda masih belum bisa merasakan adanya energi-energi gaib atau adanya energi-energi mahluk halus (atau belum bisa melihatnya), itu adalah tanda bahwa anda harus bersungguh-sungguh dalam latihan olah rasa.
Dalam latihan olah rasa itu anda harus menjiwai suasana kebatinan, akan sulit kalau anda keras berpikir, apalagi bila anda sudah terbiasa mewirid amalan-amalan. Jadi latar belakang dan pikiran-pikiran anda yang lain harus anda pinggirkan dulu supaya anda bisa masuk ke dalam suasana kebatinan.
Latihan olah rasa yang sifatnya adalah pelajaran dasar seharusnya tidak disepelekan, seharusnya benar-benar sudah dikuasai. Anda akan kesulitan mempelajari yang lebih tinggi lagi bila pelajaran dasarnya saja belum anda kuasai.
sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists
Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.