23 March 2024

Ilmu Merogoh Sukma

Ilmu Merogoh Sukma (Melolos Sukma).

Dengan menerapkan ilmu ini keseluruhan sukma/roh kita dapat pergi keluar dari raga kita. Jadi secara sadar kita bisa keluar dari badan kita untuk pergi ke tempat lain yang kita ingin datangi.

Secara umum, ketika kita merogoh sukma, yang keluar dari tubuh adalah roh pancer kita, sedangkan roh sedulur papat kita tetap tinggal di dalam tubuh kita. Badan yang kita tinggalkan (bersama roh sedulur papat di dalamnya) akan tampak seperti badan orang yang sedang tidur atau seperti mati suri. Keseluruhan roh pancer dan sedulur papat dapat keluar dari tubuh jika kita menguasai ilmu merogoh sukma sekaligus juga menguasai ilmu medhar sukma.

Secara umum ada 2 macam kondisi merogoh sukma :

  • Rohnya keluar dari tubuhnya untuk rohnya berjalan-jalan di dunia manusia.
    • Dengan ilmu merogoh sukma ini kita (pancer) bisa pergi mendatangi tempat lain yang jauh di dunia manusia. Badan kita ada di rumah, sedangkan kita (pancer) pergi jauh ke tempat lain di dunia manusia.

  • Rohnya keluar dari tubuhnya untuk rohnya berjalan-jalan di dunia mahluk halus.
    • Dengan ilmu merogoh sukma ini kita (pancer) bisa berjalan-jalan di dunia mahluk halus, melihat dunia gaib beserta sosok-sosok halus penghuninya, untuk bertemu dengan sesosok halus tertentu, atau di dunia mahluk halus kita bertarung melawan mahluk halus lain.

Dengan ilmu merogoh sukma ini badan kita ada di rumah tetapi kita sebagai pancer bisa pergi mendatangi tempat lain yang jauh atau berjalan-jalan di dunia mahluk halus melihat dunia gaib beserta sosok-sosok halus penghuninya, untuk bertemu dengan sesosok halus tertentu, atau di dunia mahluk halus kita bertarung secara roh melawan mahluk halus lain. Dan badan yang kita tinggalkan akan tampak seperti badan orang yang sedang tidur atau seperti orang yang mati suri.

Kelemahan ilmu ini adalah roh kita tidak boleh berlama-lama keluar dari badan kita. Roh manusia atau sukma adalah penentu adanya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Jangan sampai karena roh kita kelamaan keluar dari raga kita, maka energi kehidupan di dalam raga kita menjadi mati. Tubuh kita menjadi jenazah.

Kelemahan lainnya adalah pada saat kita merogoh sukma, badan kita tidak boleh disentuh atau dikagetkan atau dibangunkan oleh orang lain yang tidak tahu kalau kita sedang merogoh sukma. Bila hal itu terjadi, maka mungkin kemudian penyatuan sukma kita dengan badan kita tidak sempurna (bisa lemah tubuhnya, atau lemah ingatannya atau terganggu jiwanya).

Karena itu, seringkali orang yang akan menjalankan ilmu ini akan mengunci diri di dalam kamar tertutup, atau menyepi di goa/tempat yang sepi tidak berpenghuni, supaya tidak ada yang mengganggu. Dan di alam gaib, sukmanya tidak boleh sampai ditahan atau ditangkap oleh sosok gaib lain untuk waktu yang lama. Jika itu terjadi, maka sukmanya tidak dapat kembali lagi menyatu dengan raganya, karena raganya itu sudah mati.

Roh/Sukma adalah penentu adanya energi kehidupan di tubuh manusia. Seseorang yang sedang merogoh sukma tidak boleh terlalu lama rohnya keluar dari tubuhnya, jangan sampai ketika ia kembali ternyata tubuhnya telah mati (karena energi kehidupannya telah mati).

Jadi kalau seseorang keasyikan berada di alam roh atau rohnya ada yang menahan sehingga ia tidak dapat segera kembali ke tubuhnya, terlalu lama rohnya berada di luar tubuhnya, mungkin ia tidak akan bisa kembali lagi ke tubuhnya, karena bisa jadi energi kehidupan di tubuhnya itu telah mati.

Resiko merogoh sukma semakin tinggi jika disadari bahwa hitungan waktu di alam gaib tidak sama dengan hitungan waktu di alam manusia. Seberapa lama tubuh manusia mampu bertahan tetap hidup tanpa roh di dalamnya dan tanpa makan dan minum? Sehari? Seminggu? Sebulan? Untuk pemahamannya silakan dibaca tulisan berjudul Sukma/Arwah di Alam Roh.

Pada saat seseorang merogoh sukma ada sinar garis putih keperakan yang menghubungkan pusar tubuhnya dengan pusar di tubuh rohnya. Kandungan energi di tubuhnya dan kekuatan sukma orangnya menentukan tebal tipisnya garis sinar perak itu. Semakin lama rohnya berada di luar tubuhnya, sinar keperakan itu akan semakin memudar. Ketika sinar itu sudah semakin memudar/menipis, itulah tanda bahwa roh orang itu harus secepatnya kembali ke tubuhnya. Kalau sinar itu sampai sirna/hilang, maka putuslah hubungan kehidupan rohnya dengan tubuhnya. Sinar putih keperakan itu juga menjadi petunjuk kemana nantinya ia harus pulang.

Pada jaman dulu orang-orang yang menekuni dan mendalami kebatinan/spiritual dan tapa brata biasanya memiliki kegaiban dan kekuatan batin yang tinggi, yang berasal dari keyakinan batin dan keselarasan dengan ke-maha-kuasa-an Tuhan. Banyak di antara mereka yang memiliki kegaiban tinggi dan menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita. Mereka membentuk pribadi dan sukma yang selaras dengan keillahian Tuhan. Mereka membebaskan diri dari belenggu keduniawian, sehingga berpuasa dan berprihatin tidak makan dan minum berhari-hari bukanlah beban berat bagi mereka, dan melepaskan keterikatan roh mereka dari tubuh biologis mereka, melolos sukma, bukanlah sesuatu yang istimewa. Bahkan banyak di antara mereka yang kemudian moksa, bersama raganya berpindah dari alam manusia ke alam roh tanpa terlebih dulu mengalami kematian.

Ketika sedang merogoh sukma mereka bisa melakukannya selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, karena kuatnya kebatinan dan sukmanya. Biasanya itu mereka lakukan sambil bersemedi dan bertapa brata.

Pada orang-orang tersebut, peka rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan dari kegaiban sukma mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, menjadikan mereka orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari kegaiban sukma mereka, sebagai efek dari ketekunan penghayatan kebatinan/spiritual dan tapa brata mereka. 

Selain mumpuni dalam hal kesaktian kanuragan dan kebatinan, kegaiban sukma mereka juga menjadikan mereka mengerti dunia kegaiban tingkat tinggi, mahluk-mahluk halus tingkat tinggi, dewa dan wahyu dewa, dan weruh sak durunge winarah, dan kekuatan gaib sukma mereka menjadikan mereka berkuasa di alam roh, mengalahkan kekuasaan roh-roh dan mahluk halus tingkat tinggi sekalipun, dan mereka juga berkuasa menciptakan kegaiban-kegaiban, tanpa perlu amalan gaib.

Pada jaman sekarang kebanyakan kemampuan merogoh sukma ini didapatkan dengan cara mengamalkan mantra/amalan ilmu gaib dan ilmu khodam. Seringkali penggunaan ilmu merogoh sukma itu di dalam amalan/mantranya dikhususkan hanya untuk tujuan tertentu saja, tidak bisa digunakan untuk tujuan lain yang tidak disebutkan di dalam mantranya. Misalnya isi sugesti merogoh sukma di dalam mantranya hanya untuk melihat suatu lokasi tertentu di alam manusia saja, atau hanya untuk berjalan-jalan dan melihat sosok-sosok gaib di alam gaib saja, atau dikhususkan hanya untuk melihat/bertemu dengan sesosok halus tertentu saja (tidak untuk melihat sosok-sosok halus yang lain dan tidak untuk melihat lokasi yang lain). Dengan demikian penggunaannya menjadi terbatas karena mengikuti isi sugesti dari amalan gaibnya.

Selain adanya keterbatasan pada penggunaannya seperti disebutkan di atas, para pelaku merogoh sukma, dalam kondisinya ketika tidak sedang merogoh sukma belum tentu orang itu dapat melihat gaib, karena kemampuannya melihat gaib hanya bisa dilakukannya ketika ia sedang merogoh sukma, itu pun hanya untuk tujuan tertentu saja sesuai isi mantranya. Bisa terjadi begitu karena orang itu secara sadar (ketika tidak sedang merogoh sukma) belum bisa membebaskan rohnya dari belenggu biologisnya, rohnya di dalam tubuhnya belum bisa berinteraksi dengan dunia roh.

Tetapi pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa merogoh sukma (atau orangnya merasa bisa merogoh sukma) kebanyakan orang-orang itu hanya berilusi saja, hanya halusinasi saja sebagai akibat dari diri mereka ketempatan mahluk halus, tidak sungguh-sungguh roh mereka keluar dari tubuhnya dan mereka merogoh sukma. Pada mereka itu persyaratan rohnya tidak boleh terlalu lama berada di luar tubuhnya tidak berlaku, karena rohnya tidak sungguh-sungguh keluar dari tubuhnya. Mereka hanya berilusi/berhalusinasi/bersensasi saja dirinya merogoh sukma.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.