23 March 2024

Melihat Gaib Dengan Bantuan Khodam

Melihat Gaib Dengan Bantuan Khodam

Dengan cara ini bisanya orang melihat gaib adalah dengan orangnya menerima penglihatan gaib, yaitu bukan orangnya bisa melihat gaib, tetapi ia menerima suatu gambaran gaib di dalam pikirannya dari sesosok gaib tertentu tentang sosok-sosok gaib, atau tentang suatu objek di suatu tempat, atau tentang suatu kejadian pada masa lalu atau masa depan, atau hal-hal gaib lainnya, sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib.

Cara melihat gaib ini banyak dilakukan oleh peramal-peramal dan spiritualis/paranormal dalam meramalkan suatu kejadian, atau untuk melihat sesuatu yang gaib atau untuk melihat suatu objek di tempat yang jauh, karena dengan cara ini mereka mendapatkan bisikan pemberitahuan atau dapat melihat sesuatu kejadian atau sesuatu yang gaib dengan cukup jelas di dalam pikiran mereka (orang Jawa sering menyebut ini sebagai kaweruh/wangsit/wahyu).

Kemampuan ini seringkali didapatkan sejak seseorang masih kecil, sehingga sering disebut "bakat bawaan lahir". Kondisi ini sama seperti seseorang yang ketempatan gaib, yang tanpa pernah belajar sebelumnya tetapi kemudian ia bisa melihat gaib, bisa mengobati orang atau bisa meramal.

Melihat gaib cara ini banyak terjadi pada orang-orang yang memiliki khodam ilmu/pendamping, orang-orang yang di dalam tubuhnya ketempatan mahluk halus, dan orang-orang yang mengamalkan ilmu gaib/mantra untuk melihat gaib. Penglihatan gaibnya itu diterima orangnya di dalam pikirannya dari khodam ilmunya, khodam pendamping, atau sosok gaib lain yang membantunya, sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib.

Khodam, selain yang sengaja didatangkan atau yang diberikan oleh orang lain, ada banyak mahluk halus yang datang sendiri kepada seseorang, baik yang masih awam maupun yang tekun rajin berzikir/wirid, atau yang sedang ngelmu gaib, dan kemudian menjadi khodamnya.

Selain yang datang untuk menjadi khodam pendamping, banyak mahluk halus yang datang dan masuk bersemayam di dalam badan/kepala seseorang, menjadikan tubuh orangnya sebagai rumahnya yang baru (ketempatan mahluk halus) yang kejadian awalnya melalui proses ketindihan.

Kelemahan melihat gaib dengan bantuan khodam dan dengan amalan/mantra adalah bahwa kondisi alam gaib yang dilihat oleh orangnya mungkin saja adalah kondisi gaib yang sebenarnya, tetapi kadangkala juga palsu (fiktif/ilusi/halusinasi), atau hanya merupakan pencitraan saja atau perlambang saja dari sesuatu yang gaib, karena apa yang dilihatnya itu bukanlah kondisi/kejadian gaib yang sesungguhnya ia lihat, tetapi adalah gambaran gaib yang diberikan oleh khodamnya, yaitu gambaran gaib yang si khodam ingin supaya si manusia melihatnya, bukan sungguh-sungguh orangnya bisa melihat gaib. Kebisaannya melihat gaib lebih banyak ditentukan oleh khodamnya itu.

Tetapi walaupun melihat gaibnya dengan bantuan khodam, bila melihat gaibnya itu tekun dilatih itu akan menjadi kemampuan yang bagus untuk bisa melihat gaib, hanya saja kita harus bisa fokus tahan lama pada objek melihat gaibnya, jangan mengambang, dan jangan sampai berilusi.

Pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga, yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cukup jelas, apalagi yang kemampuannya itu terjadi dengan sendirinya tanpa orangnya pernah melatih kepekaan melihat gaib, kebanyakan sebenarnya adalah orang-orang yang dirinya mengalami ketempatan sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, di dalam kepalanya atau di dalam badannya, atau orangnya berkhodam (walaupun mungkin orangnya tidak menyadari bahwa dirinya berkhodam). 

Pada orang-orang yang ketempatan mahluk halus di dalam kepalanya mahluk gaibnya itu memberinya banyak penglihatan gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Ketika orangnya ingin melihat/menerawang jauh, karena kondisi kekuatan sukma dan kebatinan orangnya masih lemah, tidak cukup kekuatannya untuk bisa melihat/menerawang jauh, maka di luar sepengetahuannya sosok halus di dalam kepalanya itu memaksa sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya supaya penglihatannya menjadi jelas. Sesudah sedulur papatnya itu melihat objeknya, kemudian mereka "melapor" kepada sosok halus yang di dalam kepalanya melalui jalur energi cakra mata ketiga. Sesudahnya barulah kemudian si sosok halus di dalam kepalanya itu memberikan penglihatan gaibnya itu kepada orangnya (pancernya), sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib. Tetapi apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah "disetir", sudah "dibentuk" oleh sosok halus di kepalanya itu, tidak semuanya asli apa adanya.

Tetapi dengan dirinya merasa bisa melihat gaib itu tanpa disadarinya ia sudah "memperbudak" sedulur papatnya sendiri dan meresikokan sedulur papatnya untuk bertemu/berhadapan dengan mahluk-mahluk halus di alam gaib.

Selain yang ketempatan di dalam kepala, ada juga orang-orang yang ketempatan sesosok mahluk halus di dalam badannya. Pada orang-orang ini sosok gaib di dalam badannya itu juga memberikan banyak penglihatan gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Tetapi ketika orangnya ingin melihat/menerawang jauh, biasanya sosok halus di badannya itu tidak memaksa sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya, sehingga penglihatan gaibnya tidak cukup jelas dibandingkan orang-orang yang ketempatan mahluk halus di kepalanya. Tetapi kasusnya sama juga, apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah "disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus di badannya itu, tidak semuanya asli apa adanya.

Selain yang ketempatan mahluk halus di dalam kepala/badan, ada juga orang-orang yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping. Khodam-khodam itu juga banyak yang sering memberikan gambaran gaib kepada orangnya sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib (merasa mengerti gaib).

Pada orang-orang itu, yang merasa bisa melihat gaib karena dirinya menerima penglihatan gaib dari sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, atau menerima penglihatan gaib dari khodam ilmu/pendampingnya, yang sebenarnya bukan orangnya sendiri yang bisa melihat gaib, tetapi orangnya merasa bisa melihat gaib karena si mahluk halus memberinya gambaran gaib, yang orangnya merasa bisa melihat gaib karena ia menerima gambaran gaib yang mengalir di dalam kepalanya dari khodamnya, kemampuan mereka melihat gaib itu oleh Penulis dikategorikan sama dengan melihat gaib dengan bantuan khodam.

Dalam hal ini orang-orang tersebut "merasa" bisa melihat gaib karena mereka menerima suatu gambaran gaib di dalam pikirannya dari sesosok halus yang bertempat di dalam tubuhnya atau dari khodamnya itu. Tetapi seringkali yang dilihatnya itu bukanlah kondisi gaib yang sebenarnya, banyak yang palsu/fiktif. Malah seringkali terjadi sosok halus yang di dalam tubuhnya itu memenuhi kepalanya dengan gambaran-gambaran gaib fiktif, sehingga orangnya sering berilusi/berhalusinasi. Ada yang orangnya sampai "merasa" rohnya dibawa keluar dari tubuhnya (merasa bisa merogoh sukma) untuk berjalan-jalan atau melihat-lihat alam gaib, tetapi seringkali itu juga bukanlah alam gaib yang sesungguhnya, hanya rasa suasananya saja yang mirip, dan tidak sungguh-sungguh rohnya keluar dari tubuhnya, tidak sungguh-sungguh mereka merogoh sukma. 

Kemampuan melihat gaib pada orang-orang ini didapat sendiri tanpa pernah belajar, tanpa usaha, tanpa perlu menjalankan suatu laku tirakat, tanpa melatih kepekaan melihat gaib, dan bukan berasal dari kemampuannya sendiri, karena penglihatan gaibnya itu diterimanya saja di dalam pikirannya yang seringkali siapa yang memberikan gambaran gaibnya itu orangnya juga tidak tahu. Walaupun orangnya "merasa" bisa melihat gaib, tetapi sebenarnya ia tidak bisa melihat gaib kalau tidak dibantu, kalau tidak diberikan gambaran gaibnya. Karena ada gambaran gaib yang diterimanya di dalam pikirannya maka ia merasa bisa melihat gaib.

Dengan adanya uraian di atas, maka untuk kita yang merasa bisa melihat gaib, yang kemampuan itu terjadi dengan sendirinya tanpa kita pernah melatih kepekaan rasa, tanpa kita pernah melatih kepekaan batin untuk bisa melihat gaib, apalagi kalau kita sering melihat gaib di saat-saat yang tidak kita inginkan, melihat gaibnya mengalir sendiri di luar kontrol kita, sebaiknya menjadi bahan tersendiri untuk kita mawas diri, jangan-jangan kita sendiri sudah mengalami diri kita ketempatan sesosok mahluk halus, entah di dalam kepala ataupun di dalam badan kita, atau mungkin juga sebenarnya kita memiliki sesosok khodam pendamping. 

Begitu juga upaya kita untuk meminta dibukakan mata batin atau mata ketiga kita untuk bisa melihat gaib, yang melihat gaibnya bukan hasil usaha kita sendiri dalam melatih kepekaan batin, harus juga diwaspadai, jangan sampai caranya membuat kita bisa melihat gaib itu adalah dengan cara memasukkan/mengisikan mahluk halus (khodam) ke dalam kepala kita, yang kalau itu berhasil terjadi, maka kemudian kita akan merasa bisa melihat gaib, tetapi nantinya kepala kita akan dipenuhi oleh ilusi dan halusinasi, dan penglihatan gaib kita tidak semuanya sesuai dengan aslinya apa adanya. Banyak fiktifnya.

Terhadap semua bentuk pengisian ilmu dan khodam yang langsung mengisikannya ke dalam tubuh kita haruslah kita lebih berhati-hati, terutama pada efek samping selanjutnya, karena jika ternyata nantinya ada resiko negatifnya yang benar-benar kita alami, tidak semua orang mampu mendeteksi faktor penyebabnya, termasuk gurunya sendiri, apalagi untuk menangkal dan menanggulanginya. Tidak semua orang yang bisa melihat gaib, termasuk para spiritualis kawakan, bahkan gurunya sendiri, mampu dengan benar mendeteksi/melihat sosok gaib yang berdiam di dalam badan atau kepala seseorang. Seringkali mereka sendiri malah ditipu penglihatan gaib dan pengertiannya, sehingga mereka akan keliru dan mengatakan bahwa orang yang ketempatan mahluk halus itu mempunyai khodam penjaga, khodam macan, khodam leluhur, dsb. Dengan demikian mereka tidak dapat mendeteksi dengan benar untuk menilai sisi negatifnya, apalagi untuk menangkalnya.

Melihat gaib dengan cara menerima penglihatan gaib itu bisa juga dipelajari sendiri. Ada banyak amalan ilmu gaib yang tujuannya khusus untuk orang bisa melihat gaib, untuk mendatangkan penglihatan gaib, atau untuk menggerakkan khodam ilmu/pendamping untuk memberikan penglihatan gaib atau untuk merogoh sukma.

Proses yang umum untuk mempelajarinya adalah dengan cara "pengisian ilmu/khodam" (diijazahkan). Biasanya sesosok mahluk halus disatukan dengan seorang murid dengan cara memberikan air minum yang dibumbui minyak dan mantra, rajah gaib, kapsul telan (susuk loloh) atau media spiritual lainnya. Tapi banyak juga orang yang tanpa pernah diisi tapi sudah berkhodam, karena ada banyak sosok gaib yang datang sendiri kepada seseorang, termasuk kepada orang yang masih awam, dan kemudian menjadi khodamnya (atau masuk bersemayam di dalam badan atau kepalanya).

Dengan bantuan khodam orang bisa melihat gaib dengan cara:

  1. Sosok gaib itu memberikan gambaran penglihatan gaib di dalam pikirannya.
  2. Orangnya membacakan amalan gaib untuk melihat gaib atau untuk merogoh sukma.
  3. Sosok gaib itu memberikan mimpi-mimpi rohnya keluar dari tubuhnya melihat-lihat alam gaib (bermimpi keluar dari tubuhnya).

Kelemahan melihat gaib dengan bantuan khodam dan dengan amalan/mantra adalah bahwa kondisi alam gaib yang dilihat oleh si manusia mungkin saja adalah kondisi gaib yang sebenarnya, tetapi kadangkala juga palsu (fiktif/ilusi/halusinasi) atau hanya merupakan pencitraan saja, atau perlambang saja dari sesuatu yang gaib, karena apa yang dilihatnya itu bukanlah kondisi/kejadian gaib yang sesungguhnya ia lihat, tetapi adalah gambaran gaib yang diberikan oleh si khodam, yaitu gambaran gaib yang si khodam ingin supaya si manusia melihatnya, bukan sungguh-sungguh orangnya bisa melihat gaib. Kebisaannya melihat gaib ditentukan oleh interaksi khodamnya itu.

Jadi, selain 3 cara utama di atas, yaitu melihat gaib dengan mata ketiga, melihat gaib secara batin dan melihat gaib secara roh, masih ada satu cara lagi untuk melihat gaib, yaitu melihat gaib dengan dibantu khodam atau menggunakan amalan/mantra melihat gaib.

Cara melihat gaib yang terakhir ini, yaitu melihat gaib dengan bantuan khodam dan yang menggunakan amalan/mantra dipisahkan tersendiri dan diurutkan belakangan, karena bukan merupakan cara melihat gaib yang menjadi prefer Penulis, karena seringkali terjadi penglihatan gaib cara ini tidak bisa diandalkan keakuratannya, tidak riil, banyak berupa ilusi dan halusinasi, atau hanya berupa pencitraan dan perlambang saja, bukan kondisi kegaiban yang sesungguhnya, tetapi justru cara inilah yang sekarang umum dan paling banyak dilakukan orang dalam melihat gaib, yang umumnya terjadi pada orang-orang yang bisa melihat gaib tanpa orangnya pernah melatih peka rasa untuk bisa mendeteksi/melihat gaib atau yang melihat gaib dengan mengamalkan amalan/mantra melihat gaib.

Penglihatan gaib yang tidak riil ini biasanya dialami oleh orang-orang yang berkhodam atau orang-orang yang di dalam badannya atau di dalam kepalanya ada ketempatan mahluk halus, atau pada orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan mantra/amalan melihat gaib. 

Penglihatan gaib tidak riil yang biasanya "dilihat" oleh orang-orang yang berkhodam dan yang dirinya ketempatan mahluk halus (selain yang ketempatan mahluk halus jenis sukma) atau pada orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan mantra/amalan melihat gaib biasanya berupa citra dan perlambang saja yang menggambarkan arti dan makna kegaiban yang sesungguhnya. Penglihatan gaibnya bukannya palsu/fiktif, tetapi hanya berupa citra dan perlambang saja dari kegaiban yang sesungguhnya. Kejadian gaibnya benar terjadi, sosok gaib yang dilihatnya benar ada, tetapi yang dilihatnya itu hanya berupa citra/perlambangnya saja dari kejadian gaib dan sosok-sosok gaibnya yang citra dan perlambang itu menggambarkan arti dan makna kegaibannya. 

Penglihatan gaib yang palsu/fiktif paling banyak dialami oleh orang-orang yang ketempatan mahluk halus jenis sukma/arwah manusia di dalam kepala/badannya. Seringkali kejadian gaib yang dilihatnya fiktif/palsu, kejadian gaibnya tidak sungguh-sungguh terjadi dan seringkali sosok-sosok gaibnya juga tidak sungguh-sungguh ada (hanya ilusi/halusinasi), karena itu adalah gambaran gaib rekayasa si sukma tersebut untuk dilihat oleh si manusia. Pikiran orangnya dimanipulasi.

Bahkan ada juga orang yang sampai diberikan halusinasi sedemikian rupa sampai orangnya merasa bisa merogoh sukma, merasa rohnya keluar dari badannya berjalan-jalan di alam gaib, dan di alam gaib ia melihat/bertemu dengan gaib-gaib lain, tetapi itu juga fiktif. Kejadian ia merogoh sukma itu tidak sungguh-sungguh terjadi, tidak sungguh-sungguh rohnya keluar dari tubuhnya dan ia berjalan-jalan di alam gaib, tidak sungguh-sungguh orangnya merogoh sukma. Itu hanya ilusi/halusinasi saja. Pada mereka itu persyaratan merogoh sukma, yaitu rohnya tidak boleh terlalu lama berada di luar tubuhnya, tidak berlaku, karena rohnya tidak sungguh-sungguh keluar dari tubuhnya. Ia hanya berilusi/berhalusinasi saja dirinya merogoh sukma.

Dalam kondisi ilusi dan halusinasi yang parah ada orang yang pikirannya dimanipulasi sedemikian rupa sampai orangnya merasa selalu melihat gaib dimanapun ia berada, ada yang sampai orangnya ketakutan sendiri, bahkan ada juga yang sampai gila, walaupun sesungguhnya penglihatan dan gambaran gaibnya itu fiktif/palsu, kejadian gaibnya tidak sungguh-sungguh terjadi dan sosok-sosok gaib yang dilihatnya tidak sungguh-sungguh ada (hanya ilusi/halusinasi). Itu adalah gambaran gaib rekayasa si khodam yang ingin supaya si manusia melihatnya, bukan sungguh-sungguh orangnya bisa melihat gaib.

Ilusi/halusinasi paling banyak diberikan kepada orang-orang yang ketempatan mahluk halus di dalam kepalanya yang kejadian awalnya melalui proses ketindihan yang orangnya oleh si gaib ada yang sampai dibuat mati suri yang selama mati suri itu orangnya dibuat merasa seolah-olah dirinya sudah benar-benar mati, merasa rohnya benar-benar keluar dari tubuhnya masuk ke alam kubur. Tetapi pada kasus mati suri itu juga orangnya tidak sungguh-sungguh mati dan rohnya tidak sungguh-sungguh keluar dari tubuhnya. Hanya ilusi.

Ketempatan mahluk halus di kepala juga banyak dialami oleh orang-orang yang ngelmu gaib dengan cara pati geni dan tapa pendem yang sesudah melakoni itu orangnya kemudian merasa berilmu, merasa bisa melihat gaib.

Penglihatan gaib yang palsu/fiktif paling banyak dialami oleh orang-orang yang ketempatan mahluk halus jenis sukma manusia. Seringkali kejadian gaibnya fiktif/palsu, kejadian gaibnya tidak sungguh-sungguh terjadi dan seringkali sosok-sosok gaibnya juga tidak sungguh-sungguh ada (hanya ilusi/halusinasi), karena itu adalah gambaran gaib rekayasa si sukma tersebut untuk dilihat oleh si manusia.

Bahkan ada juga orang yang sejak awalnya sudah ditipu, dibuat mati suri, dibuat berilusi melihat alam kubur, siksa kubur, surga/neraka, dsb, dibuat sedemikian rupa supaya orangnya nantinya merasa sudah pernah benar-benar meninggal. Sesudahnya ada juga yang orangnya diberikan halusinasi sedemikian rupa sampai orangnya merasa bisa merogoh sukma, merasa rohnya keluar dari badannya berjalan-jalan di alam gaib, dan di alam gaib ia melihat/bertemu dengan gaib-gaib lain. Tetapi itu semuanya fiktif. Kejadian ia merogoh sukma itu tidak sungguh-sungguh terjadi, tidak sungguh-sungguh rohnya keluar dari tubuhnya dan ia berjalan-jalan di alam gaib, tidak sungguh-sungguh orangnya merogoh sukma. Itu hanya ilusi/halusinasi saja. Dan juga tidak sungguh-sungguh ia pernah mati.

Tetapi jika mahluk halus yang masuk ke dalam kepalanya adalah selain jenis sukma manusia, misalnya bangsa jin, biasanya penglihatan gaibnya tidak parah fiktifnya. Ada kalanya kejadian gaibnya benar terjadi, sosok gaibnya benar ada, hanya saja yang dilihatnya itu bukanlah kejadian gaib dan sosok wujud mahluk halus yang aslinya. Biasanya yang dilihatnya hanyalah berupa perlambang saja yang menggambarkan arti dan makna kegaibannya. Biasanya itu bukanlah maksud khodamnya itu menipu si manusia, tapi itu adalah caranya ia membantu si manusia mengerti gaib. Hanya saja semua penglihatan yang sifatnya perlambang itu seringkali disalah-artikan oleh orangnya sebagai benar asli sesuai apa yang ia lihat.

Catatan khusus:

Ada orang-orang yang karena dirinya ketempatan mahluk halus atau karena dirinya berkhodam kemudian orangnya menjadi memiliki kemampuan lebih. Bila mahluk halusnya atau khodamnya itu berwatak baik, tidak menipu dan tidak menyesatkan, dan tidak ada tipu daya di dalamnya, keberadaannya dapat berguna bagi orangnya. Mahluk halusnya atau khodamnya itu membantu orangnya memiliki kemampuan lebih seperti bisa melihat gaib, bisa meramal, bisa menyembuhkan orang sakit, dsb. Kemampuannya itu bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Ada juga yang karena dirinya ketempatan mahluk halus orangnya menjadi memiliki kelebihan/istimewa dibanding manusia lainnya yang umum. Orangnya bisa terpicu menjadi pintar dan cerdas (atau jenius), dan kaya akan ide, dan hidupnya penuh keberuntungan, keduniawiannya sukses, atau orangnya menjadi kuat tubuhnya dan terampil dan berprestasi tinggi dalam olah raga atau kanuragan.

Jadi ketempatan mahluk halus tidak selalu bersifat buruk atau merugikan, bisa juga bermanfaat, kecuali pada kasus itu orangnya mengalami masalah kejiwaan/kesehatan dari adanya keberadaan mahluk halus dan beban energinya di dalam badannya/kepalanya.

Tetapi ada banyak kejadian pada orang-orang yang sangat yakin dirinya bisa melihat gaib, merasa mengerti gaib, yang sering mempertunjukkan/mempamerkan kemampuannya itu kepada orang lain, banyak yang khodamnya itu semakin kurang ajar menipu orangnya. Dari yang semula penglihatan gaibnya biasa saja, hanya mengenai gaib-gaib yang biasa saja, kemudian meningkat orangnya diberikan penglihatan atas sesuatu yang bersifat istimewa. Ada banyak orang yang sampai diberikan penglihatan gaib atau mimpi tentang alam kubur, siksa kubur, neraka dan surga, melihat raja-raja, dewa-dewa, melihat nabi-nabi dan orang-orang mulia, melihat malaikat, bahkan melihat Pribadi-Pribadi yang menjadi Tuhan dan merasa bisa berkomunikasi dengan mereka. Orangnya merasa mengalami pengalaman gaib yang istimewa, padahal semuanya itu adalah palsu belaka. Penglihatan gaibnya fiktif. Bila orangnya tidak bisa memfilter mana yang benar dan mana yang palsu, maka orangnya akan semakin tenggelam di dalam penipuan/penyesatan oleh khodamnya itu, merasa asyik dirinya ditipu dan disesatkan. 

Begitu juga banyak terjadi pada orang-orang yang keilmuan gaibnya sangat mengandalkan khodamnya, yang keilmuannya sangat mengandalkan bacaan doa-doa dan amalan/mantra, banyak yang khodamnya itu menipu orangnya (dan pasiennya). Banyak terjadi pada usaha pembersihan gaib yang ketika si pasien sedang disembuhkannya dari tubuh si pasien keluar benda-benda santet, padahal aslinya si pasien tidak disantet. Ada juga yang si pasien oleh khodam orangnya sengaja dibuat kesurupan, padahal aslinya si pasien tidak ada masalah dengan gaib.

Dalam kasus-kasus di atas khodamnya menipu orangnya. Orangnya diberikan gambaran-gambaran gaib palsu dan sifatnya menyesatkan. Akhirnya orangnya juga tertipu karena menganggap apa yang dilihatnya adalah benar. Itu riskan sekali bila yang dilihatnya adalah tentang orang lain, apalagi bila orangnya sudah berpraktek sebagai spiritualis, orang pinter atau konsultan gaib yang sering ditanyai oleh orang lain/pasien. Orang itu bisa salah menilai orang.

Jadi sekalipun diri kita merasa memiliki khodam, khodam yang ampuh bertuah, dan ilmu-ilmu yang ampuh, kita sendiri harus selalu waspada dan harus bisa memfilter mana yang benar dan mana yang tidak. Jangan sampai diri kita sendiri malah ditipu oleh khodam kita sendiri.

Dan sekalipun kita bisa melihat gaib sebaiknya kita juga hati-hati, jangan sampai penglihatan gaib yang berupa perlambang saja, hanya citranya saja tentang sesosok gaib atau kondisi gaib kita anggap aslinya sosok gaib atau kondisi gaib yang sesungguhnya. Kalau dari penglihatan gaib sesaat itu kita anggap itu adalah gambaran sosok gaib atau kondisi gaib yang sesungguhnya, maka kita sudah tertipu oleh penglihatan kita sendiri. Kita masih harus fokus untuk mencaritahu seperti apa gambaran gaib yang sesungguhnya dan harus mengkritisi lagi apa arti sesungguhnya dari kegaiban yang kita lihat itu.

Singkatnya, secara keseluruhan ada 4 cara dalam melihat gaib, tetapi yang utama adalah 3 cara saja, yaitu melihat gaib dengan mata ketiga, melihat secara batin, melihat secara roh. Dari ketiga cara melihat gaib itu hubungan antara roh pancer dan sedulur papat bersifat pokok yang akan menentukan kemampuan dan kualitas seseorang dalam melihat gaib. Dan terakhir adalah melihat gaib dengan bantuan khodam yang kebisaannya melihat gaib lebih banyak ditentukan oleh khodamnya itu.

Pada prinsipnya dalam hal melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib, seharusnya roh pancer kita sendiri yang sudah bisa melihat gaib, sudah bisa berperan aktif sebagai roh sehingga pancer kita bisa juga melihat dan berkomunikasi dengan roh-roh lain, tidak lagi hanya berperan secara biologis saja. Sedangkan sedulur papat kita bersifat mendampingi dan membantu pancernya.

Pada proses awal melihat gaib, yang melihat gaib pertama adalah sedulur papat kita. Kemudian atas apa yang dilihatnya itu sedulur papat memberitahukannya kepada pancernya, sehingga kemudian kita sebagai pancer merasa bisa melihat gaib. Karena itulah kalau seseorang hubungan pancer dan sedulur papatnya kurang baik, kurang baik dalam penyatuan dan keselarasan rasa, biasanya dalam melihat gaib ia hanya bisa melihat sekelebatan saja, hanya bersitan saja, gambaran gaibnya tidak utuh dan tidak jelas.

Begitu juga dalam hal berkomunikasi dengan gaib. Dalam berkomunikasi dengan gaib umumnya prosesnya adalah roh pancer (kita sendiri) menyampaikan maksudnya kepada sedulur papatnya, kemudian sedulur papat kita itulah yang berinteraksi dengan mahluk halus yang dituju. Dan jawaban komunikasi gaib yang kita terima sebenarnya adalah jawaban dari mahluk halusnya kepada sedulur papat kita yang kemudian oleh sedulur papat kita itu disampaikan kepada kita (pancer), bukan jawaban yang kita (pancer) terima langsung dari mahluk halusnya.

Sedulur papat bisa mengetahui semua yang terpikirkan oleh pancernya, termasuk keinginan untuk melihat/berkomunikasi dengan gaib, karena sedulur papat itu sebenarnya adalah satu kesatuan dengan pancer sebagai roh manusia. Bahkan sebenarnya antara pancer dan sedulur papat itu juga sering berkomunikasi. Biasanya kita akan merasakannya sebagai mengalirnya ide/ilham di pikiran kita. Paling terasa adalah ketika kita sedang melamun, ada semacam tanya dan jawab yang mengalir begitu saja diluar kontrol kita.

Tetapi bila diri kita ketempatan mahluk halus, atau diri kita berkhodam, biasanya peranan sedulur papat kita itu diambil alih oleh khodam atau mahluk halus itu. Melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaibnya sama dengan melihat gaib dengan bantuan khodam.

Tambahan: 

Dalam olah sukma kita mengolah sukma kita, yaitu khusus mengolah roh kita, tentang apa yang dapat dilakukan oleh roh kita di luar tubuh kita.

Seseorang yang belum pernah melakukan olah batin, berarti sukmanya masih lemah. Walaupun ada guru yang dapat mengajari anda cara merogoh sukma, bila anda sendiri belum memiliki dasar kekuatan kebatinan yang cukup, dengan mempertimbangkan efek buruk yang dapat terjadi, sebaiknya jangan anda mencobanya. Apalagi bila di kemudian hari, tanpa pendamping, anda mencoba melakukannya sendiri.

Resiko yang dapat terjadi, selain yang sudah disebutkan di atas, juga resiko karena berhubungan dengan mahluk halus lain di alam gaib. Baca: Roh Manusia Lanjutan 2.

Dengan terawangan gaib anda bisa melihat ke tempat-tempat yang jauh dan tersembunyi. Tetapi resikonya juga sama bila roh anda bertemu dengan roh halus lain. Banyak kejadian yang setelah roh sedulur papatnya itu keluar jauh dari badannya, kemudian tidak dapat kembali lagi. Rohnya ditahan/ditangkap oleh mahluk halus lain. Akibatnya, orang itu akan terus-terusan melihat gaib, dan sosok gaib yang menahan rohnya itu akan terus menghantuinya (karena sosok gaib itu memang menahan roh sedulur papatnya dan roh sedulur papatnya yang ditangkap itu terus-terusan berhadapan dengan sosok gaib itu). Sudah jelas bahwa orang itu kemudian akan terganggu jiwanya.

Lebih baik bila anda melatih lebih dulu kepekaan rasa (baca: Olah Rasa dan Kebatinan) sambil anda belajar melihat secara batin, mempersiapkan mental dan menguatkan kebatinan anda. Bila sudah mengerti resikonya (untuk kehati-hatian), sudah siap secara psikologis dan memang ingin bisa melihat gaib, mintalah diajari cara melihat gaib dengan cakra mata ketiga saja, jangan merogoh sukma. Kemampuan melihat gaib ini akan menjadi dasar yang baik sekali untuk mempelajari ilmu-ilmu kebatinan yang lain, termasuk ilmu terawangan gaib dan ilmu merogoh sukma.

Memang walaupun kita sering berinteraksi dengan mahluk halus belum tentu kita mengalami kejadian yang pahit. Tulisan ini dimaksudkan sebagai bahan pengetahuan saja supaya kita berhati-hati, jangan sampai kita menjadi salah satu orang yang apes, mengalami pahitnya. Baca juga: Kekhawatiran Melihat Gaib.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.