Cakra dan Olah Napas
Ilmu tenaga dalam dapat juga dikatakan sejenis dengan ilmu gaib, karena berada diluar nalar logika awam sekalipun orangnya pintar dan jenius. Dikatakan demikian karena energinya tidak tampak mata dan secara akal pikiran awam tidak mungkin manusia dengan kekuatannya sendiri dapat mematahkan kayu, besi, atau batu. Lebih keras mana, kayu, batu dan besi dengan tangan manusia ? Sekuat-kuatnya tubuh dan kekuatan manusia seharusnyalah tangan manusia itu yang remuk. Tetapi ternyata tidaklah demikian kejadiannya. Malahan kayu atau besinya yang patah. Batunya yang remuk. Apakah dengan adanya energi itu di tangannya, maka tangannya menjadi lebih keras daripada besi ?
Juga mereka yang mengolah tenaga dalam murni dapat mementalkan orang lain. Banyak orang yang berpendapat itu hanyalah tipuan. Mungkin ada juga orang yang memang berniat menipu. Tapi sebaiknya kita coba dulu ikut pelatihannya, barulah nanti kita dapat dengan valid memberikan pendapat apakah kejadian itu benar atau hanyalah tipuan belaka. (Ada juga sejenis ilmu gaib yang mementalkan orang atau mengendalikan gerakan tubuh orang lain, biasa disebut Ilmu Kontak).
Tenaga dalam, tenaga dalam murni dan hawa murni dihasilkan oleh semua cakra di tubuh manusia, tetapi yang terkait dengan keilmuan tenaga dalam, yang disebutkan hanyalah energi yang dihasilkan oleh cakra-cakra utama dan tertentu saja (cakra mayor) yang menjadi objek dalam pelatihan tenaga dalam.
Energi yang dihasilkan tubuh manusia dengan sebutan hawa murni, tenaga dalam, tenaga dalam murni, tenaga dasar, kundalini, prana, dsb, adalah kegaiban dari dalam diri manusia, berupa kekuatan energi yang besar sekali, yang dihasilkan oleh cakra-cakra energi di tubuh manusia yang dalam kehidupan alami sehari-hari tidak muncul atau bahkan tidak disadari keberadaannya. Kegaiban - daya gaib - potensi diri ini baru akan terbentuk menjadi sesuatu yang berarti setelah diolah secara khusus, misalnya dilatih dan dibangun dengan olah nafas, olah kebatinan / spiritual, dsb. Ini adalah juga suatu kegaiban, kegaiban yang berasal dari dalam diri manusia sendiri.
Cakra-cakra energi di tubuh manusia adalah pusat-pusat saraf yang bila sudah diolah secara khusus dapat membangkitkan kekuatan energi yang luar biasa besar dalam kehidupan manusia. Ada banyak sekali cakra-cakra energi di tubuh manusia, tetapi yang diolah dalam pengolahan energi biasanya adalah cakra-cakra energi yang utama saja sesuai tujuan pengolahannya. Masing-masing energi cakra memiliki sifat sendiri-sendiri sesuai namanya masing-masing, harus dibangkitkan dan diolah dengan cara yang berbeda-beda, tidak semuanya dengan olah nafas.
Masing-masing cakra tubuh dan energinya berhubungan erat dengan saraf-saraf manusia dan sedikit banyak akan juga mempengaruhi psikologis dan kejiwaan orangnya.
Cakra energi di bawah pusar bisa mempengaruhi orangnya menjadi kalem, tenang, teduh. Tapi di sisi lain, energinya juga dapat merangsang saraf-saraf di sekitar pusar dan tulang belakang, bisa menaikkan libido dan syahwat.
Cakra energi di ulu hati dan di dada bisa mempengaruhi orangnya merasa percaya diri, merasa kuat dan gagah, dan bisa mendorong orang senang dengan kekerasan.
Cakra energi di leher dan di dahi bisa mempengaruhi orangnya menjadi inspiratif dalam berpikir dan berbicara dan dalam menyampaikan ide dan pendapat.
Cakra energi di dahi, ubun-ubun dan cakra mahkota bisa mempengaruhi orangnya menjadi inspiratif dalam dunia kebatinan dan spiritual, senang dengan hal-hal yang bersifat spiritual dan kesepuhan. Bisa juga mempengaruhi orangnya untuk tidak getol atau kurang bersemangat mengejar keduniawian.
Bila dirasakan ada efek pengaruh energi cakra-cakra tersebut yang bersifat negatif secara psikologis sebaiknya orangnya mawas diri dan berusaha mengendalikan / mengalihkan yang negatif itu menjadi sesuatu yang positif, jangan sampai ia dikuasai oleh sesuatu yang negatif.
Secara umum cakra-cakra utama tubuh itu (cakra mayor) adalah pusat-pusat saraf yang mengandung energi yang bentuknya seperti lingkaran cakram dan antar cakra energinya saling tersambung. Masing-masing cakra mayor itu mengeluarkan dan mengsuplai energi kepada cakra-cakra tubuh lain yang lebih kecil (cakra minor) dan kepada organ-organ tubuh di sekitar cakra. Bila ada masalah dengan cakra-cakra itu, seperti adanya infeksi pada cakranya atau adanya penyumbatan pada jalan energinya, selain dapat menyebabkan terjadinya ketidakselarasan energi tubuh yang membuat orangnya sering mengalami sakit panas dalam dan sering masuk angin, juga dapat berpengaruh negatif terhadap organ-organ tubuh di sekitar cakra yang bermasalah itu.
Misalnya :
- Masalah pada cakra-cakra di bawah pusar akan dapat berpengaruh negatif pada organ-organ tubuh di dalam perut dan di sekitar perut bawah.
- Masalah pada cakra di dada dapat menyebabkan orangnya mengalami lemah jantung, pembengkakan jantung, paru-parunya lemah, mudah sesak nafas dan tersengal-sengal.
- Masalah pada cakra di tenggorokan dapat menyebabkan orangnya sering mengalami sakit radang tenggorokan.
- Masalah pada cakra di ubun-ubun dapat menyebabkan orangnya pikirannya mengambang sering melamun, sulit konsentrasi berpikir dan sering mengalami ilusi / halusinasi.
Karena itu bila orang sering sekali mengalami sakit-penyakit di organ-organ tubuhnya seperti disebut di atas, selain memeriksakan dirinya secara medis, ada baiknya ia juga memeriksakan kondisi cakranya kepada orang yang mengerti, bisa juga memeriksanya sendiri dengan cara yang sama seperti menayuh keris.
Bila ada masalah dengan cakra seperti disebutkan di atas, mengatasinya adalah dengan cara menyelaraskan dan memperlancar energi cakra-cakranya. Orangnya bisa mengikuti latihan olah nafas tenaga dalam murni. Dengan cara meditasi menurunkan energi juga bisa, dengan fokus sugesti mengisi tubuhnya dengan energi positif dari langit, kemudian menyelaraskan energinya merata ke seluruh tubuh dari kepala sampai ke kaki.
Secara umum, karena semua cakra dan energinya saling tersambung, maka bila ada masalah dengan salah satu cakra mayor biasanya akan juga ada gangguan dan ketidakselarasan energi di cakra-cakra minor sekitarnya. Karena itu untuk mengatasinya cara mudahnya adalah turunkan saja energi langit mengisi tubuh anda merata dari kepala sampai ke kaki. Cara itu akan sekaligus "menjamah" seluruh cakra di dalam tubuh.
Mengenai pembukaan cakra, walaupun cakra-cakra energi tubuh belum pernah dibuka dan energinya belum pernah dibangkitkan / diolah, tetapi sebenarnya cakra-cakra itu tidak benar-benar tertutup, cakranya tetap bekerja mengalirkan energi sesuai kebutuhan dalam keseharian aktivitas manusia.
Pembukaan cakra lebih bermanfaat bagi orang-orang yang sudah menjalani suatu laku tertentu, misalnya sudah mengikuti pelatihan tenaga dalam, sehingga dengan telah terbukanya cakra-cakranya maka aliran energinya itu akan lebih lancar dan dalam proses latihan berikutnya orangnya akan lebih mudah dalam mengalirkan energinya.
Dengan telah terbukanya cakra-cakra memang energinya dapat lebih lancar mengalir. Tetapi pembukaan cakra pada orang-orang yang masih awam dan yang tidak melakukan pelatihan tenaga dalam tidak akan dirasakan manfaatnya, malah bisa mendatangkan efek negatif.
Sebenarnya yang dibutuhkan bukanlah cakra-cakra yang sudah terbuka, tetapi adalah cakra-cakra yang sudah bergetar, yang sudah aktif bekerja sesuai aktivitas manusia. Setelah cakra-cakra sudah aktif bergetar / bekerja, akan mudah bagi manusia untuk mengisinya / memompanya dengan energi (dengan teknik olah nafas maupun meditasi energi) dan cakra-cakra itu akan bergerak sendiri membuka dan menutup aliran energi sesuai aktivitas si manusia.
Dalam hal ini ada perbedaan sifat dan perilaku dari cakra-cakra energi yang telah terbuka.
Pada orang-orang yang masih awam dan yang tidak melakukan pelatihan tenaga dalam, sebenarnya cakra-cakranya tidak benar-benar tertutup, dan tidak perlu dengan sengaja dibuka. Secara alami cakra-cakra energinya tetap bekerja membuka dan menutup aliran energi sesuai kebutuhan keseharian aktivitas manusia.
Jika cakra-cakra itu aktif / terbuka dengan sendirinya, misalnya terbuka sendiri setelah mengikuti latihan pernafasan tenaga dalam, selanjutnya cakra-cakra itu akan bergerak secara otomatis membuka dan menutup aliran energi sesuai aktivitas si manusia. Jika tidak sedang menggunakan tenaga dalam, bukaan cakra-cakra itu akan mengecil dengan sendirinya meng-stabilkan aliran energi.
Jika cakra-cakra itu tidak terbuka dengan sendirinya, misalnya dibuka oleh orang lain atau dibuka sendiri dengan memaksakan memasukkan energi dari luar (misalnya dengan cara meditasi pembukaan cakra dan pembangkitan energi kundalini), cakra-cakra itu kemudian akan lebih kaku, tidak sepenuhnya otomatis bergerak membuka dan menutup aliran energi sesuai aktivitas si manusia. Jika si manusia belum bisa "mem-filter" (menyaring) aliran energi, dengan cakra-cakranya yang kaku terbuka tersebut justru akan memudahkan tubuhnya menyerap energi-energi yang negatif, mudah masuk angin, mudah panas dalam, dan memudahkan energi-energi lain (atau mahluk halus) yang tidak jelas juntrungannya untuk masuk ke dalam tubuh manusia. Jadi, bila kita tidak menjalani suatu keilmuan tertentu yang terkait dengan terbukanya cakra, sebaiknya tidak perlu kita meminta dibukakannya cakra-cakra tubuh kita. Biarkan saja alami.
Orang yang ingin memiliki kemampuan tertentu yang terkait dengan pembukaan cakra-cakra tubuh harus datang ke tempat-tempat membuka dan mengolah cakra tubuh yang sesuai dengan tujuan niatnya, karena masing-masing cakra tubuh harus dibuka dan diolah dengan cara / sugesti sendiri-sendiri sesuai masing-masing tujuannya membuka cakra.
- Untuk pengolahan energi, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk tujuan pengolahan energi.
- Untuk melihat gaib, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk tujuan kemampuan melihat gaib.
- Untuk olah spiritual, maka sugesti membuka dan mengolahnya haruslah untuk tujuan olah spiritual.
Orang-orang yang sudah ikut pelatihan tenaga dalam di perguruan tenaga dalam, dan energinya juga sudah dibangkitkan dan diolah sehingga orangnya sering disebut sudah memiliki tenaga dalam, biasanya cakra-cakra energinya sudah otomatis terbuka walaupun pembukaan cakranya tidak optimal karena biasanya tidak secara khusus dibuka. Tetapi walaupun cakra-cakra tubuhnya telah terbuka, termasuk cakra-cakra di leher, di dahi atau yang di ubun-ubun, tidak berarti orangnya langsung bisa melihat gaib / mahluk halus.
Kemampuan melihat gaib tidak begitu saja otomatis terjadi pada orang-orang yang telah terbuka cakra mata ketiganya, misalnya yang dibuka dengan olah tenaga dalam / prana atau kundalini. Cakra-cakra tubuh yang dibuka untuk tujuan pengolahan energi tubuh tidak langsung berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban. Untuk keperluan melihat gaib cakra-cakra tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan untuk tujuan pengolahan energi tubuh.
Begitu juga dengan cakra di dada, pembukaan dan pengolahan cakra energi di dada biasanya tidak ditujukan untuk yang bersifat gaib, biasanya untuk tujuan kanuragan. Untuk tujuan kegaiban cakra energi di dada tidak diolah dengan olah nafas, tetapi dengan olah rasa dan kebatinan, karena berhubungan dengan kegaiban sukma. Cakra di dada yang diolah dengan olah rasa dan kebatinan akan memunculkan kepekaan rasa terhadap kegaiban. Kepekaan rasa dan kekuatan rasa dan batin adalah dasar dari kekuatan kebatinan / spiritual, berasal dari kekuatan sukmanya ditambah energi dari cakra tubuhnya. Kekuatan yang dibangun dalam olah rasa dan olah batin adalah kekuatan rasa dan kekuatan batin (bersifat gaib), dihasilkan oleh cakra tubuh di bagian dada.
Dalam proses pembelajaran meditasi kundalini diajarkan cara membuka cakra-cakra tubuh dan mengalirkan energinya, dari cakra yang paling dasar sampai cakra di ubun-ubun. Tujuan utama pembukaan cakra-cakra tersebut adalah untuk mengolah energi yang dihasilkan oleh cakra-cakra tersebut untuk dapat digunakan untuk kesehatan dan vitalitas, dan untuk menambah kekuatan tenaga dalam, kesaktian gaib dan untuk olah spiritual. Pembukaan cakra-cakra tersebut tidak dikhususkan untuk melihat gaib. Dengan telah terbukanya cakra di dahi dan cakra di ubun-ubun tidak berarti orangnya langsung dapat melihat gaib, atau mengetahui seluk-beluk alam dunia spiritual. Melihat gaib harus dilatih sendiri dengan melatih kepekaan indera keenam dan pengetahuan spiritual harus dipelajari sendiri melalui proses “pencarian spiritual”, tetapi telah terbukanya cakra-cakra tersebut akan mempermudah usaha pembelajaran seseorang.
Di banyak tempat umumnya energi-energi tersebut dibangkitkan dan diolah dengan cara olah nafas, karena berhubungan dengan olah kanuragan dan kesaktian / kekuatan. Tetapi di India, kundalini biasanya dibangkitkan dan dibangun dengan cara meditasi (olah pikiran / sugesti) dan yoga untuk menarik / menggerakkan urat saraf. Cara-cara meditasi juga banyak dilakukan di Indonesia, terutama disertai dengan bacaan amalan, zikir dan wirid.
Cara-cara di atas masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang terlebih harus diperhatikan adalah faktor resiko dari apapun cara yang dilakukan, dan setelah energi tersebut terbangkitkan, energinya harus dapat dikendalikan dengan semestinya.
Banyak orang tertarik belajar pembangkitan energi karena adanya harapan yang ditawarkan dalam program pelatihannya, apalagi kalau bisa instan. Keinginan segera mencapai hasil seringkali menyebabkan orang mengabaikan tahapan prosesnya dengan benar. Banyak orang yang ingin cepat bisa memiliki ilmu-ilmu yang tinggi, merasa yakin bahwa dia sudah siap memperoleh pelajaran yang tinggi tanpa harus dengan sabar dan tekun belajar melalui tahapan tingkat dasar dulu dan pembentukan psikologis. Kurang bijaksana kalau seseorang mengira bahwa ia sanggup menghadapi kekuatan yang mungkin timbul dalam dirinya, sedangkan dia sendiri belum mengetahui resikonya.
Energi yang dibangkitkan dengan cara olah pernafasan biasanya dapat dikendalikan dengan relatif lebih mudah, karena proses latihannya memang ditujukan untuk membangun dan mengendalikan energi. Seandainya pun terjadi kesalahan dalam proses latihannya, penyembuhannya relatif lebih mudah dibanding olah energi dengan cara selain dengan olah pernafasan. Tetapi secara fisik ada juga resikonya. Terlalu memforsir pernafasan dada dapat menyebabkan pembengkakan jantung dan radang hati / liver, terutama untuk yang baru ikut pelatihannya (pemula) dan yang usianya sudah beranjak tua, tetapi bisa juga itu terjadi pada orang yang sudah senior, yang menggebu-gebu hasratnya akan kesaktian kanuragan. Pernafasan perut bawah juga dapat menyebabkan usus turun atau perut kendor.
Pembangkitan energi dengan cara rutin membaca amalan, zikir dan wirid, biasanya akan juga membentuk batin yang kuat. Dengan cara ini juga bisa ditingkatkan menjadi ilmu gaib dan ilmu khodam (walaupun seringkali tidak disengaja dan tidak diketahui terjadinya). Tetapi cara ini juga mempunyai efek samping, yaitu dapat menyebabkan kepala terasa penuh / penat karena terjadi pemusatan energi di kepala dan bagian tubuh lain kekurangan energi yang dapat berujung pada lemah atau sakit organ tubuh bagian dalam.
Efek samping lainnya adalah pengaruhnya pada psikologis orangnya, yaitu dapat meninggikan rasa ego manusia, ke-aku-an dan cinta diri, yang bisa mengarah pada pemikiran merasa dirinya paling benar, paling tahu, paling hebat, paling ..... , dsb. Biasanya orang itu sendiri tidak menyadarinya, orang lain yang menilai. Resiko lainnya adalah bila karena lakunya itu kemudian ada sesosok gaib yang datang kepadanya menjadi khodamnya. Seringkali adanya khodam gaib itu menyebabkan kemampuan ilmunya bagus dan efektif bekerja, tetapi dapat juga berpengaruh negatif terhadap kehidupan sosial, kerejekian dan rumah tangganya (bisa juga menyesatkannya).
Dengan metode meditasi kundalini, orang membangkitkan / membangun energi, mengatur dan menggerakkan energi tubuhnya dengan batin / pikiran (bermain sugesti). Orang yang tekun mengikuti pelatihannya biasanya secara psikologis akan lebih tenang berpikirnya dan lebih kalem sikap perilakunya. Tetapi energi yang dibangkitkan dengan cara olah pikiran / sugesti / meditasi akan lebih sulit untuk dikendalikan, karena orang tersebut sejak awal tidak diajar untuk mengendalikan alam bawah sadar.
Pada saat kita tidur, tidak sadar, ditambah suasana alam bawah sadar yang diluar kontrol kita (alam mimpi), membuat energi kundalini orang itu dapat bergerak sendiri, mengikuti suasana alam bawah sadar (mengikuti jalannya mimpi), bisa bergerak liar mencari jalan sendiri. Energinya dapat bergerak sesuai jalur, dapat juga berbalik arus, dapat juga saling bertabrakan, atau menumpuk di satu tempat. Energi yang seharusnya terpusat di cakranya masing-masing, dapat berpindah dan menumpuk di kepala (menyebabkan kepala penat, otak terasa sakit dan panas serasa terbakar), masuk ke jalur yang salah di tulang belakang (menyebabkan rasa sakit dan rasa panas terbakar di tulang belakang dan dapat menyebabkan kelumpuhan), dsb.
Dalam kondisi normal, dengan metode meditasi orang mengatur dan menggerakkan energi tubuhnya. Tetapi ketika kondisi abnormal itu terjadi, orang sudah tidak dapat berpikir normal, tidak bisa mengendalikan energi dan rasa sakit yang dialaminya. Resiko yang dialami orangnya bukan hanya secara fisik, tetapi jiwanya juga dapat terganggu. Termasuk bila energi tersebut membuka cakra-cakra / simpul saraf yang berhubungan dengan kemampuan melihat gaib, sedangkan orangnya sendiri secara psikologis belum siap untuk melihat gaib.
Selain itu energi (bola energi) yang dihasilkan dengan sugesti pikiran sifatnya tajam, tidak selaras dengan energi tubuh manusia. Energi yang tajam itu tidak boleh dimasukkan dan diserap ke dalam tubuh karena berpotensi besar bisa merusak saraf.
Hendaknya orang jangan mencoba membangkitkan kundalini tanpa bimbingan seorang guru yang benar mengerti keilmuannya karena bahaya yang ditimbulkan akibat pembangkitan yang salah sangat serius. Bahaya itu bukan hanya yang murni bersifat fisik, tetapi juga batin / jiwa. Kita dapat temukan banyak tulisan atau ajaran melalui buku atau artikel mengenai pembangkitan kundalini dengan cepat tanpa memperhatikan aspek lain yang sebenarnya sangat menentukan, yaitu pembentukan / kesiapan psikologis dan spiritual dan pengetahuan atas pondasi keilmuannya. Tanpa itu pembangkitan kundalini bisa berubah menjadi petaka bagi pelakunya. Apalagi dilakukan tanpa bimbingan guru sejati yang mengajarkan tahap demi tahap proses pembelajarannya. Ditambah lagi penulisnya sendiri juga belum tentu menguasai pengetahuannya dengan benar, hanya meramu teknik dari berbagai tulisan dan buku. Inilah yang kemudian memunculkan berbagai sindrom kundalini. (Berbagai penjelasan mengenai resiko dalam pembangkitan kundalini dapat dicari di internet dengan tema kundalini syndrome ).
Untuk orang-orang yang mengalami kejadian sindrom kundalini bisa dicoba penyembuhannya dengan mengikuti pelatihan resmi di perguruan pernafasan tenaga dalam murni untuk menormalkan dan menyelaraskan kembali energi-energi tubuhnya.
Dalam menurunkan energi, di dalam meditasi kundalini dan reiki sugestinya menggunakan olah pikiran, sehingga energinya bersifat tajam. Energi-energi yang tajam tidak boleh diserap ke dalam tubuh karena energi tajam itu tidak selaras dengan energi alami tubuh manusia. Energi yang tajam hanya baik untuk digunakan keluar, seperti untuk kekuatan pukulan atau untuk membunuh sel kanker, untuk membuat pagaran gaib atau untuk menyerang mahluk halus, tidak untuk dimasukkan / diserap ke dalam tubuh. Jika energi tajam itu dimasukkan dan diserap ke dalam tubuh maka itu bisa menimbulkan efek negatif seperti contoh kasus kundalini syndrome yang sulit disembuhkan bahkan oleh gurunya sendiri.
Sedangkan di dalam semua metode meditasi menurunkan energi Penulis menekankan digunakannya sugesti yang berasal dari batin dan rasa, kekuatan rasa, bukan pikiran, sehingga energi yang diturunkan besar dan padat, tetapi tidak tajam, selaras dengan energi tubuh, energinya boleh dimasukkan ke dalam tubuh, boleh juga diturunkan untuk orang lain.
Setelah mengetahui perbedaannya seperti tertulis di atas, jika para pembaca berniat menjalankan metode-metode meditasi dari Penulis diharapkan supaya bisa menerapkan kekuatan rasa. Kekuatan pikiran hanya digunakan untuk bervisualisasi saja membentuk energi tertentu yang sifatnya tidak diserap tubuh, misalnya untuk membuat bola cahaya, pagaran gaib, sinar laser, dsb, yang itu tidak untuk dimasukkan ke dalam tubuh, supaya tidak terjadi efek resiko dari adanya kesalahan prosedur.
Pada masa sekarang, metode meditasi dan bacaan mantra / amalan dibuat sesederhana mungkin sesuai kebutuhan manusia pada jaman sekarang yang ingin memiliki keilmuan secara mudah dan dalam tempo yang singkat, sehingga tidak banyak orang yang menyadari bahwa tahapan meditasi, bacaan amalan / mantra dan ajian sebenarnya dulu pada saat manusia masih hidup di jaman kesaktian, itu merupakan pelajaran tingkat tinggi. Yang melakukannya hanyalah anggota-anggota senior saja yang telah menekuni dan melewati masa-masa pelatihan dasar olah kanuragan, yang untuk tingkatan selanjutnya orangnya mulai banyak melakukan laku tirakat, puasa, berprihatin, meditasi, bahkan tapa brata, untuk memperdalam dan meningkatkan kekuatan keilmuannya, bukan untuk orang-orang yang baru belajar.
Tetapi pada masa sekarang orang terdorong untuk bisa cepat memiliki kesaktian (kanuragan maupun gaib), sehingga pembelajaran amalan-amalan dan mantra, aji-aji, tenaga dalam murni, prana dan kundalini dijadikan objek latihan yang utama, atau bahkan diwujudkan menjadi suatu perguruan khusus yang mengajarkan keilmuan itu. Sekalipun kemudian orangnya merasa berhasil menguasai keilmuan yang tinggi, karena objek yang dilatih itu juga sebenarnya adalah keilmuan tingkat tinggi, tetapi karena materi dasar keilmuannya dan sisi kebatinan / spiritualnya tidak lebih dulu dikuasai, maka kemudian keilmuannya itu tidak dalam, dangkal, mudah dipunahkan dan dapat mendatangkan efek negatif lain bagi orangnya dan kehidupannya.
Karena itu Penulis tidak dapat mengerti mengapa seseorang yang merasa memiliki suatu keilmuan, kemudian dengan mudahnya memberikan kursus program ilmu tingkat tinggi tanpa seseorang harus melalui tahap dasar terlebih dahulu dan melalui pembentukan psikologis dan budi pekerti terlebih dahulu, sehingga kemudian banyak muncul orang-orang yang menyombongkan keilmuannya, menjual ilmu, dan banyak keilmuan yang menjadi bahan kesombongan dan bahkan menjadi alat kejahatan. Ditambah lagi ada juga efek-efek negatif dan sindrom-sindrom yang mungkin gurunya sendiri pun tidak mampu menyembuhkannya.
sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists
Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.