23 March 2024

Ilmu Terawangan Gaib

Ilmu Terawangan Gaib

Terawangan Gaib adalah kemampuan untuk melihat secara gaib ke tempat-tempat yang jauh jaraknya yang tidak cukup jelas untuk dapat dilihat dengan mata kepala kita.

Banyak orang yang mampu melihat gaib, tetapi tidak mengetahui prinsip cara kerjanya, sehingga seringkali terawangan gaib tidak dibedakan dengan kebisaan melihat gaib, sehingga oleh banyak orang terawangan gaib dan melihat gaib seringkali dianggap sama, walaupun sebenarnya berbeda, sehingga orang tidak mampu mengembangkannya menjadi suatu bentuk keilmuan tersendiri.

Kemampuan melihat gaib adalah dasar untuk terawangan gaib. Terawangan gaib adalah mendayagunakan kemampuan melihat gaib untuk dapat melihat suatu objek di tempat yang jauh. 

Ilmu terawangan gaib ini bisa digunakan untuk melihat sosok-sosok gaib di alam gaib atau untuk melihat suatu lokasi/objek tertentu di tempat yang jauh. Kemampuan melihat gaib menjadi dasar untuk ilmu terawangan gaib.

Kemampuan melihat gaib dapat dilakukan dengan 3 cara utama, yaitu :

  1. Melihat gaib dengan cakra mata ketiga,
  2. Melihat secara batin
  3. Melihat secara roh.

Masing-masing cara melihat gaib di atas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yang masing-masing tidak sama dan memiliki juga kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri, sehingga untuk tujuan melatih dan mengembangkan masing-masing kemampuan melihat gaib itu harus dilakukan dengan cara yang masing-masing juga berbeda.

Tetapi kebanyakan orang tidak tahu bagaimana cara kerja melihat gaib, karena yang diinginkannya hanyalah untuk bisa melihat gaib saja, terserah bagaimana caranya, sehingga orang tidak bisa mengembangkannya menjadi kemampuan yang lebih tinggi lagi, malah banyak orang yang tidak bisa membedakan apakah penglihatan gaibnya itu benar ataukah penglihatannya itu sebenarnya adalah ilusi/halusinasi.

Melihat gaib dengan cakra mata ketiga.

Melihat gaib dengan cakra mata ketiga adalah melihat gaib dengan mendayagunakan kemampuan gaib dari cakra energi yang ada di dahi, di antara 2 alis mata (mata ketiga).

Yang tidak disadari oleh banyak orang adalah pada saat seseorang melihat gaib dengan cakra mata ketiga ini roh sedulur papatnya bergerak keluar dari tubuhnya (pergerakannya tidak disengaja dan tidak disadari). 

Bila digunakan untuk melihat jauh, maka roh sedulur papatnya akan keluar dari tubuhnya mendatangi objek sasaran yang ingin dilihat, kemudian mengirimkan gambarannya kepada roh pancernya di dalam tubuh (kesadaran/pikiran) melalui jalur energi cakra mata ketiga.

Dengan kata lain, yang bisa melihat gaib adalah sedulur papatnya, bukan pancernya (bukan orangnya). Apa saja yang dilihat oleh roh sedulur papatnya itu disampaikan (disambungkan) kepada pancernya melalui jalur energi cakra mata ketiga, sehingga pancernya dapat ikut melihatnya, sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib secara langsung dan secara sadar.

Jadi, yang melihat gaib adalah sedulur papatnya, yang pada saat seseorang sedang melihat gaib roh sedulur papatnya itu bergerak keluar dari tubuhnya mendekati objek yang ingin dilihat dan kemudian mengirimkan gambaran penglihatannya kepada sukma di dalam tubuh (roh pancer) melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.

Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga kuncinya adalah pada adanya ikatan kuat dan komunikasi antara sedulur papat yang berada diluar tubuh dengan sukma di dalam tubuh, melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.

Sebenarnya tidak tepat menyebut kemampuan ini sebagai melihat gaib dengan cakra mata ketiga, karena yang bisa melihat gaib adalah sukmanya (sedulur papat dan pancernya), bukan cakra mata ketiganya, sehingga orang tidak bisa memiliki kemampuan ini hanya dengan cara membuka cakra mata ketiganya.

Orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga, sebenarnya bukanlah dengan cakra mata ketiganya itu ia melihat gaib. Orang bisa melihat gaib karena sudah aktifnya saraf-saraf imajinasi di kepalanya yang itu memudahkan pikirannya (pancernya) menangkap sinyal gaib dari sedulur papatnya atau dari khodamnya atau dari roh halus lain, sehingga orang tidak bisa melihat gaib hanya dengan cara membuka cakra mata ketiganya saja.

Aktifnya saraf-saraf imajinasi itu adalah yang dengan sengaja dirangsang dalam orang bermeditasi olah rasa untuk tujuan melihat gaib, atau dengan melatih kepekaan rasa dengan cara orangnya membiasakan diri berdiam di tempat yang gelap dan sunyi. Tetapi jika saraf-saraf imajinasinya itu belum aktif orang bisa juga mendeteksi kegaiban dengan rasa, dengan saraf-saraf kepekaan rasa di dada.

Kemampuan melihat gaib ini tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang yang telah terbuka cakra energi mata ketiganya. Dengan telah terbukanya cakra energi di dahi memang akan memfasilitasi  "jalur komunikasi" antara sedulur papat di luar tubuh dengan sukma di dalam tubuh. Tetapi cakra-cakra tubuh yang dibuka dengan teknik pengolahan energi tubuh tidak langsung berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban, misalnya yang dibuka dengan tenaga dalam/prana/kundalini. Untuk dapat melihat gaib harus ada sugesti pergerakan sukma, walaupun pergerakan itu seringkali terjadi tidak disadari dan tidak disengaja. Untuk keperluan melihat gaib, maka cakra-cakra tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan dengan tujuan dan cara yang sama dengan pengolahan energi tubuh.

Kemampuan seseorang yang bisa melihat gaib melalui cakra mata ketiga merupakan suatu kelebihan dan keistimewaan dibandingkan orang lain yang tidak bisa, tetapi dari sisi keilmuan, kemampuan itu juga masih mempunyai kelemahan.

Walaupun dengan kemampuan melihat gaib melalui cakra mata ketiga orang merasa dapat melihat gaib secara langsung dengan cukup jelas, tetapi seringkali kemampuan melihat gaib dengan cara ini hanya dapat untuk melihat kegaiban tingkat rendah saja. 

Melihat gaib melalui cakra mata ketiga mengharuskan adanya komunikasi antara roh sedulur papat dengan roh pancer. Dengan demikian orangnya harus melakukannya dengan konsentrasi khusus (dan seringkali juga akan melelahkan pikiran). Selain kualitas energi di cakra mata ketiganya, kualitas penglihatan gaibnya juga tergantung pada kemampuannya membaca gambaran gaib yang dikirimkan oleh roh sedulur papatnya yang mengalir di pikirannya.

Cakra mata ketiga merupakan bagian dari fisik manusia yang kekuatannya terbatas, dan kemampuan melihat gaib dengan cakra mata ketiga tersebut sangat bergantung pada kekuatan energi cakranya. Sesudah bisa melihat gaib, biasanya seseorang sudah merasa puas, kekuatan energi cakra mata ketiganya tidak ditingkatkan kualitasnya, sukmanya sendiri (roh pancer dan sedulur papatnya) juga tidak diolah untuk memiliki kekuatan gaib yang tinggi, kepekaan batinnya juga tidak dilatih supaya lebih tajam, sehingga secara keseluruhan seringkali kemampuan ini hanya dapat digunakan untuk melihat/mendeteksi keberadaan gaib yang berdimensi rendah saja, tidak bisa melihat/mendeteksi keberadaan gaib yang berdimensi tinggi.

Ketergantungan pada kemampuan melihat gaib juga menyebabkan orang menjadi tidak peka batinnya, tidak bisa mendeteksi kegaiban di lingkungannya berada, tidak bisa mengedepankan "rasa".

Orang-orang yang peka rasa batinnya akan dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya berada, tetapi orang-orang yang terbiasa melihat gaib dengan mata ketiga seringkali tidak peka, tidak dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya, kecuali mereka melihat sendiri sosok-sosok wujud gaibnya. Karena kurangnya kepekaan dan ketajaman batinnya seringkali juga pemahaman mereka menjadi dangkal, yang mampu mereka lihat hanya sebatas kulitnya saja, hanya luarnya saja, dan yang dimensinya rendah saja, tidak mampu menelisik lebih dalam, tidak mampu mengetahui kesejatian dari apa yang dilihatnya, malahan seringkali orang-orang itu tertipu oleh penglihatannya sendiri. Dan dari apa yang dilihatnya itu, seolah-olah dirinya benar-benar mumpuni menguasai ilmu melihat gaib, kepada orang lain yang awam mereka akan memberikan cerita-cerita dan penjelasan yang seringkali tidak sesuai dengan aslinya hakekat dan kesejatian dari kegaibannya, ceritanya dilebih-lebihkan, ketinggian, akan banyak bersifat dogma dan pengkultusan.

Kelemahan lainnya, orang-orang yang memiliki kemampuan melihat gaib seperti di atas seringkali tidak dapat mengendalikan penglihatannya, mata ketiganya terus terbuka dan terus melihat gaib, walaupun orangnya sedang tidak ingin melihat gaib. Penglihatan gaibnya tidak terkontrol.

Pada orang-orang tersebut, kelemahan lainnya adalah jika kekuatan sukmanya masih rendah dan penyatuan antar sukma belum cukup kuat. Misalnya saja kemampuan melihat gaibnya itu digunakannya untuk melihat sesosok gaib yang ternyata "berbahaya", atau dalam kondisi tidur dan bermimpi diluar kontrolnya roh sedulur papatnya pergi sendiri keluar dari tubuhnya. Kondisi itu suatu saat dapat menjadi musibah jika roh sedulur papatnya itu ditangkap oleh roh halus lain. Akibatnya, orang tersebut akan dapat menjadi lemah ingatan, lupa ingatan, lemah tubuhnya dan sakit-sakitan, sering bengong melamun tak sadar diri, dsb. Apalagi bila sedulur papatnya itu disiksa oleh mahluk gaib yang menangkapnya, atau dikejar-kejar, sedulur papatnya itu akan memberikan gambaran apa yang dialaminya itu kepada orangnya (pancernya) yang kemudian bisa menyebabkan orangnya selalu merasa ketakutan, merasa berhadapan, diserang atau dikejar-kejar mahluk halus, karena sedulur papatnya itu memang sedang berhadapan dengan mahluk halus, ditangkap, disiksa atau dikejar-kejar. Orangnya bisa gila, merasa selalu dihantui mahluk halus.

Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga banyak dimiliki oleh orang-orang yang melatih melihat gaib dengan jalur ilmu gaib kebatinan, dengan mantra dan amalan melihat gaib. Tetapi isi penglihatannya banyak yang berupa ilusi, karena apa saja yang dilihatnya akan mengikuti sugesti dalam mantra/amalan gaibnya. Dan bila orang-orang itu juga berkhodam, maka penglihatan gaibnya itu akan sama dengan yang disebut oleh Penulis sebagai melihat gaib dengan bantuan khodam.

Umumnya mereka itu masih dalam tahap pemula, yang kekuatan sukmanya belum cukup tinggi, sehingga sedulur papatnya harus pergi keluar mendatangi objek yang ingin dilihat supaya penglihatannya menjadi jelas. Sedangkan bila kekuatan sukmanya sudah tinggi umumnya orang-orang itu melihat gaib secara batin. Dengan melihat secara batin itu orangnya dengan kebatinan dan kekuatan sukmanya yang tinggi bisa "bermain" di alam roh, bukan sekedar melihat gaib saja. Pada tingkatan yang sangat tinggi orang melihat gaib secara roh, tetapi sedikit sekali orang yang mampu melakukannya.

Pada masa sekarang ini sangat jarang ada orang yang bisa melihat gaib dengan mata ketiga, kecuali yang terjadi secara alami. Kebanyakan orang melakukannya dengan melihat gaib secara batin, termasuk para praktisi paranormal dan praktisi ilmu gaib yang sering muncul di televisi. Sebenarnya yang mereka lihat juga hanya sekelebatan bayangan saja, tidak sempurna, sehingga pengetahuan mereka tentang alam gaib juga terbatas. Tetapi ada yang dengan mempertunjukkan keilmuan gaibnya yang lain, menarik dan memasukkan mahluk halus ke dalam tubuh orang lain - mediumisasi, mereka tampak seolah-olah mereka benar mumpuni dalam hal melihat gaib (padahal apa dan siapa mahluk yang masuk ke dalam orang yang dijadikan medium itu seringkali mereka sendiri tidak tahu). Tetapi ada juga sebagian dari mereka yang kemampuan itu sudah dilatih, sehingga penglihatan mereka dapat lebih tajam dan lebih jelas, bukan hanya melihat sekelebatan bayangan saja.

Tetapi pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga, yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cukup jelas, yang kebanyakan kemampuannya itu terjadi dengan sendirinya tanpa orang itu pernah melatih kepekaan melihat gaib, kebanyakan sebenarnya adalah orang-orang yang dirinya mengalami ketempatan sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, terutama di dalam kepalanya. Mengenai kasus dan fenomena ketempatan mahluk halus ini silakan dibaca di : Pengaruh Gaib thd Manusia.

Pada orang-orang itu sosok gaib di kepalanya itu memberikan banyak penglihatan gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Ketika orangnya ingin melihat/menerawang jauh, karena kondisi kekuatan sukma dan kebatinan orangnya masih lemah, tidak cukup kekuatannya untuk bisa melihat/menerawang jauh, maka di luar sepengetahuannya sosok halus di dalam kepalanya itu memaksa sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya supaya penglihatannya menjadi jelas. Sesudah sedulur papatnya itu melihat objeknya, kemudian mereka "melapor" kepada sosok halus yang di dalam kepala melalui jalur energi cakra mata ketiga. Sesudahnya barulah kemudian si sosok halus di dalam kepalanya itu memberikan penglihatan gaibnya itu kepada orangnya (pancernya), sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib. Tetapi apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah "disetir", sudah "dibentuk" oleh sosok halus di kepalanya itu, tidak semuanya asli apa adanya.

Tetapi dengan ia merasa bisa melihat gaib itu tanpa disadarinya ia sudah "memperbudak" sedulur papatnya sendiri dan meresikokan sedulur papatnya untuk bertemu/berhadapan dengan mahluk-mahluk halus di alam gaib.

Di sisi lain ada juga orang-orang yang ketempatan mahluk halus di dalam badannya. Pada orang-orang ini sosok gaib di dalam badannya itu juga memberikan banyak penglihatan gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Tetapi ketika orangnya ingin melihat/menerawang jauh, biasanya sosok halus di badannya itu tidak memaksa sedulur papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya, sehingga penglihatan gaibnya tidak cukup jelas dibandingkan orang-orang yang ketempatan mahluk halus di kepalanya. Tetapi kasusnya sama juga, apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah "disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus di badannya itu, tidak semuanya asli apa adanya.

Selain sesosok halus yang berdiam di dalam kepala/badan, ada juga orang-orang yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping. Khodam-khodam itu juga banyak yang sering memberikan gambaran gaib kepada orangnya sehingga orangnya merasa bisa melihat gaib (merasa mengerti gaib).

Pada orang-orang itu, yang merasa bisa melihat gaib karena dirinya menerima penglihatan gaib dari sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, atau menerima penglihatan gaib dari khodam ilmu/pendampingnya, yang sebenarnya bukan orangnya sendiri yang bisa melihat gaib, tetapi orangnya merasa bisa melihat gaib karena orangnya menerima gambaran gaib yang mengalir di dalam kepalanya dari khodamnya, kemampuan mereka melihat gaib itu oleh Penulis dikategorikan sebagai melihat gaib dengan bantuan khodam.

Catatan: 

Prinsip dasar melihat gaib adalah kepekaan batin dan rasa untuk menangkap sinyal berupa gambaran gaib yang dikirimkan oleh sukma/roh kita dalam bentuk ilham/bayangan penglihatan yang mengalir di pikiran kita. Dalam hal ini konsentrasinya ada pada fokus rasa batin, bukan pikiran. Kalau setelah kita menerima gambaran gaib itu kemudian kita memperjelas gambarannya dengan berpikir, biasanya kemudian gambaran gaibnya itu akan hilang. Karena itu tetaplah fokus batin, bukan pikiran. Biarkan gambaran gaibnya terus mengalir terbayang dalam pikiran kita sampai lengkap detailnya dan kita usahakan bisa lama berkonsentrasi batin seperti itu, jangan terus beralih menggunakan pikiran (istirahatkan pikiran, batin yang bekerja). Dalam hal ini kita tidak mengedepankan nalar/pikiran, tetapi penerimaan batin, sesudah itu barulah dinalar dengan pikiran.

Sebagai penjelasan tambahan, manusia terdiri dari 2 unsur pokok, yaitu tubuh biologis dan roh.

Roh manusia terbagi menjadi 2, yaitu roh Pancer dan roh Sedulur Papat. Roh Sedulur Papat sifatnya mendampingi Pancer karena ada ikatan kuat di antara mereka. Tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyatu, mereka terpisah (kecuali setelah si manusia meninggal dan roh-rohnya menyatu menjadi arwah).

Dalam kehidupan sehari-hari roh manusia ada di dalam tubuh biologisnya. Roh itu menentukan ada tidaknya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Roh itu menentukan berfungsinya bagian-bagian tubuh manusia, organ-organ dan saraf, dan otak/pikiran manusia, dan menghidupkan saraf-saraf motorik sehingga manusia bisa berjalan. Roh menjadi penunjang kehidupan manusia. 

Roh Pancer hadir secara biologis manusia. Berpikir dan berperasaan, berlogika, merencanakan kehidupan, merasa lapar, merasa sakit, ingin kaya, ingin hidup mulia, dsb, semuanya adalah biologis manusia. Dalam hal ini Roh Pancer manusia hadir, bertindak dan berkesadaran sebagai mahluk biologis.

Roh Pancer hadir di dalam kesadaran, hati dan pikiran, sehingga yang dominan berperan dalam sehari-harinya manusia adalah Roh Pancer.

Roh Sedulur Papat keberadaannya bersifat mendampingi Pancer dan membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan (dalam bentuk ide dan ilham, bisikan hati/nurani dan mimpi).

Roh Pancer hadir di dalam kesadaran dan berpikir manusia, tetapi roh sedulur papat tidak menentukan jalan berpikir manusia. Roh sedulur papat tidak menyatu dengan pikiran manusia, tetapi hanya bersifat membantu membentuk kebijaksanaan dan memberikan peringatan-peringatan dalam bentuk rasa dan firasat (dan mimpi), gambaran-gambaran gaib, ide-ide dan ilham, yang mengalir di dalam pikiran manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita sok berlogika, atau tidak peduli situasi, mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, atau lebih mengutamakan dogma dan doktrin, pemikiran sendiri, pendapat sendiri dan ke-Aku-an. Itulah sebabnya kita tidak akrab dengan rasa dan firasat. Tetapi bila kita mau peka dan memperhatikan rasa dan firasat, ide-ide dan ilham, maka kita akan memiliki naluri dan insting yang tajam. Dengan cara demikian kita sudah mengakrabkan diri dengan Sedulur Papat dan sudah memperhatikan komunikasi yang mereka lakukan.

Seseorang yang dalam hidupnya dominan mengutamakan sikap berpikirnya atau sok berlogika, menonjolkan kepintarannya, mengutamakan pendapat sendiri dan ke-Aku-an dan dogma/doktrin, atau tidak peduli situasi, dan mengesampingkan bisikan hati dan kebijaksanaan, maka ia lebih mengedepankan aspek biologisnya, aspek manusia keduniawiannya, sehingga ia tidak peka terhadap sesuatu yang bersifat roh, rasa dan firasat. Tetapi seseorang yang selalu menjaga peka batin, memperhatikan rasa dan firasat, ia akan tajam nalurinya, dan mungkin juga mengerti tentang kegaiban alam, karena ia kental berhubungan dengan rohnya.

Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga sebenarnya kita juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi sehari-harinya roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, banyak memunculkan ego dan keAkuan, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh, apalagi atas hal-hal yang bersifat ke-Allah-an. Karena itu seringkali seseorang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya (bukan meninggalkan keduniawiannya tetapi melepaskan belenggu keduniawiannya) untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.

Bila kita dekat dengan para Sedulur Papat (peduli/memperhatikan), karena sifat keberadaan mereka mendampingi kita sebagai Pancer, mungkin kita juga akan bisa peka rasa mengenai keberadaan roh-roh lain dan dapat peka rasa mengenai sesuatu kejadian sebelum kejadiannya terjadi (weruh sakdurunge winarah) melalui pemberitahuan dari mereka sebelumnya. Pemberitahuan/peringatan dari para Sedulur Papat ini bisa berupa suatu kejadian perlambang, rasa, firasat, mimpi, wangsit/penglihatan/bisikan gaib, ide-ide dan ilham, dsb. Diperlukan kepekaan rasa dan batin untuk dapat menangkap sinyal komunikasi dari para Sedulur Papat dan untuk bisa mengetahui maksud dan artinya.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.


Ilmu Medhar Sukma

Ilmu Medhar Sukma

Ilmu ini lebih tinggi dari Ilmu Merogoh Sukma. Dengan ilmu ini kita bisa dengan sengaja memecah sukma kita. Kesadaran kita adalah pancer, sedangkan sukma kita yang lain disebut sedulur kita. Sedulur kita inilah yang kita pecah, sehingga bisa terpisah dari pancer kita, bisa dipecah menjadi 2, menjadi 3 atau menjadi 4. Sedulur kita itu bisa pergi kemana saja yang kita inginkan. Apa yang dilihatnya kita juga bisa melihatnya, apa yang dialaminya kita juga bisa merasakannya.

Ilmu ini diterapkan untuk mengatasi kelemahan yang ada pada ilmu merogoh sukma, yaitu supaya kita bisa mengontrol kegaiban, bisa melakukan perbuatan-perbuatan gaib di alam gaib atau di tempat lain di dunia manusia tanpa kita harus khusus keluar tubuh merogoh sukma. Kita bisa mengamalkan ilmu ini kapan saja sambil kita tetap sadar dan bekerja, menyetir mobil atau sambil melakukan aktivitas lain, tidak lagi harus melakukannya dengan konsentrasi khusus, tidak perlu lagi mengunci diri di dalam kamar dan tidak masalah berapa lama sukma kita terpecah berada di luar tubuh kita. Apa yang dilihat oleh para sedulur papat, kita juga bisa melihatnya, apa yang dialaminya kita juga bisa merasakannya, tetapi aturannya sama, di alam gaib sukma kita tidak boleh sampai ditahan atau ditangkap oleh gaib lain.

Bila seseorang menguasai ilmu merogoh sukma dan sekaligus juga ilmu medhar sukma, maka ketika ia merogoh sukma, keluar dari raganya, sukmanya itu dapat dipecah menjadi 5 roh yang wujudnya mirip dan serupa, yaitu 1 roh pancer dan 4 roh sedulur papat (roh pancer akan tampak lebih tebal dan jelas, sedangkan roh sedulur papat lebih tipis transparan). Tetapi kebanyakan orang yang memecah sukmanya ketika merogoh sukma, sukmanya hanya bisa dipecah menjadi 2 roh, yaitu 1 roh pancer dan 1 kesatuan roh sedulur papat.

Pada orang-orang yang menguasai ilmu merogoh sukma dan sekaligus juga ilmu medhar sukma, penerapan ilmunya itu akan sama dengan memecah roh untuk melihat gaib secara roh. Ketika ia merogoh sukma keluar dari raganya, sukmanya itu dapat dipecah menjadi 5 roh yang wujudnya mirip dan serupa. Roh pancer dan 4 roh sedulur papatnya dapat saling berkomunikasi bertukar pikiran sebagai pribadi sendiri-sendiri.

Kelima roh itu juga bisa bersama-sama bertarung berkelahi melawan mahluk halus atau manusia, atau kelima roh itu dapat menyatu menjadi 1 roh yang kekuatannya lebih tinggi dibanding bila mereka terpecah sendiri-sendiri.

Ilmu medhar sukma ini dapat juga digunakan untuk keperluan lain, seperti untuk memerintahkan sedulur papatnya masuk merasuk ke dalam diri seseorang, untuk mempengaruhi pikirannya, untuk menyampaikan suatu berita/perintah kepada seseorang atau untuk berkomunikasi dengan orang lain (bisa juga diperintahkan untuk memberikan mimpi atau menampakkan diri di hadapan seseorang).

Ketika sedulur papat sudah medhar, sedulur papatnya itu dapat berfungsi dan dapat difungsikan sama seperti khodam pendamping yang umum. Tatacara penggunaannya juga sama, hanya diperlukan sugesti saja kepada sedulur papatnya itu, tidak perlu amalan khusus.

Kemampuan medhar sukma dapat juga terjadi secara alami , yaitu pada orang-orang yang sukmanya sudah memiliki kekuatan gaib yang tinggi, biasanya sesudah sedulur papatnya berkekuatan gaib di atas 20 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul. Pada orang-orang itu sedulur papatnya sendiri yang berinisiatif medhar, karena sedulur papatnya itu merasa sudah kuat, merasa sudah bisa menjadi khodam penjaganya dan bisa setiap saat keluar dari tubuh untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan (dalam hal ini hendaknya dipahami bahwa kekuatan sukma dan khodam dan mahluk halus di bawah 20 kalinya kekuatan gaib Ibu Ratu Kidul secara kebatinan kekuatan gaib setingkat itu dianggap masih rendah).

Pada kasus di atas, pada medhar sukma yang terjadi secara alami, biasanya yang medhar hanyalah separoh saja dari roh sedulurnya. Jika sedulurnya hanya 2, maka yang medhar hanya 1. Jika sedulurnya ada 4, maka yang medhar hanya 2. Sedangkan sedulur yang separohnya lagi masih tinggal bersama pancernya di dalam tubuh untuk menerima pemberitahuan gaib dari sedulur yang medhar itu dan menyampaikannya kepada pancernya.

Tetapi pada kasus medhar sukma yang alami itu, sedulur papatnya hanya keluar sebentar-sebentar saja, tidak lama, hanya dalam kondisi tertentu yang diperlukan saja. Sedulur papatnya belum sungguh-sungguh aktif memedharkan diri. Sedulur papat hanya akan aktif medhar jika orangnya (pancernya) aktif menjalani kebatinan dan spiritual tingkat tinggi dan berdimensi gaib tinggi. Dalam kondisi itu aktifnya sedulur papatnya adalah karena tersugesti oleh laku kebatinan dan spiritual pancernya, sedulur papatnya akan aktif mencarikan inspirasi dan pengetahuan gaib berdimensi tinggi dan memberitahukannya kepada pancernya berupa ide/ilham dan penglihatan gaib, sehingga pancernya juga menjadi tahu. Dalam kondisi ini pancernya sudah bisa menjadikan sedulur papatnya itu sebagai Guru Sejati-nya yang mengajarkan segala sesuatu pengetahuan kepadanya, yang memberikan banyak pengetahuan, penglihatan dan inspirasi untuk ditindaklanjuti.

Kebanyakan orang jaman sekarang yang menguasai ilmu medhar sukma tidak berasal dari kekuatan kebatinan/spiritualnya, tetapi dari penerapan ilmu gaib atau menekuni ilmu-ilmu khusus kebatinan.

Pada jaman sekarang ilmu-ilmu olah sukma di atas tidak harus dipelajari dengan menjalani olah kebatinan terlebih dahulu. Seseorang yang sudah dapat merogoh sukma juga tidak berarti dia sudah menguasai perihal ilmu kebatinan yang lain, karena mungkin ilmu merogoh sukma itu saja yang dia bisa, sedangkan ilmu kebatinan yang lain tidak ditekuninya. Bisa terjadi demikian karena ilmu merogoh sukma atau ilmu-ilmu sukma yang lain bisa juga didapat tanpa melalui tahapan olah kebatinan, tetapi melalui keilmuan aliran Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam yang dalam keilmuannya mempelajari secara khusus satu per satu ilmu-ilmu tersebut.

Tetapi bagi orang-orang yang sukmanya belum kuat, tubuhnya akan menjadi lemah dan mudah sakit bila sukmanya itu terpecah atau terpisah. Biasanya ini terjadi pada orang-orang yang secara khusus mempelajari ilmu merogoh sukma atau medhar sukma bukan dengan jalan kebatinan/spiritual, tetapi dengan amalan ilmu gaib/khodam. Karena sukmanya sendiri belum cukup kuat, maka resikonya besar di alam gaib sukmanya itu dapat ditahan/ditangkap oleh mahluk halus lain, walaupun mahluk halus yang menangkapnya hanya setingkatan gondoruwo saja.

Kebanyakan orang belum dapat menggunakan ilmu medhar sukma untuk melihat gaib seperti contoh melihat gaib secara roh di atas. Kebanyakan orang menguasai ilmu medhar sukma hanya pada tingkatan dasar saja, yaitu hanya untuk memerintah roh sedulur papatnya keluar dari tubuh, untuk melakukan suatu perbuatan tertentu seperti untuk menyerang/mengusir sesosok mahluk halus, atau untuk diperintah mengambilkan suatu benda pusaka dari alam gaib (roh sedulur papatnya diperlakukan seperti khodam ilmu).

Penggunaan ilmu medhar sukma untuk melihat gaib (melihat gaib secara roh) adalah suatu kemampuan khusus tingkat tinggi yang tidak semua orang yang menguasai ilmu medhar sukma dapat melakukannya.

Jika seseorang belum bisa menyelaraskan kepekaan rasa dan penglihatan gaibnya dengan para sedulur papatnya, maka orang itu belum bisa mendayagunakan medhar-nya sukmanya untuk kemampuan melihat gaib secara roh, hanya sedulur papatnya saja yang medhar untuk menjadi khodam penjaganya atau untuk diperintah melakukan suatu perbuatan tertentu. Dalam arti, sedulur papatnya itu memang sudah bisa medhar, baik medhar sendiri ataupun dengan amalan ilmu, hanya medhar saja, tapi itu bukan ilmu medhar sukma.

Jadi, baik medhar sendiri ataupun dengan amalan ilmu, untuk bisa sampai pada ilmu medhar sukma yang sesungguhnya seseorang harus bisa menyelaraskan kepekaan rasa dan penglihatan gaibnya dengan para sedulur papatnya, supaya orang itu bisa mendayagunakan medhar-nya sukmanya untuk kemampuan melihat gaib secara roh. Itulah hakekat dari ilmu medhar sukma, yang bukan sekedar bisa medhar, bukan sekedar bisa memerintahkan sedulur papatnya keluar dari tubuhnya.

Ada ilmu lain atau kejadian yang mirip dengan kejadian pada ilmu medhar sukma. Misalnya ada beberapa orang yang bersaksi telah melihat si A ada di suatu tempat atau ada di beberapa tempat sekaligus pada saat yang bersamaan. Mungkin saja ini adalah penerapan dari ilmu medhar sukma, tapi bisa juga itu adalah penampakkan gaib dari khodam ilmu seseorang, atau bisa juga itu adalah penampakan dari mahluk jadi-jadian. Kebanyakan kasus seperti itu adalah penampakan gaib dari khodam ilmu seseorang, tetapi kebenaran kejadian itu tidak bisa dipastikan, karena orang yang bersaksi itu juga tidak dapat memastikan apakah yang dilihatnya itu benar si A ataukah itu suatu bentuk penampakkan gaib.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut. 

Ilmu Merogoh Sukma Lanjutan

Ilmu Merogoh Sukma Lanjutan

Dalam olah sukma kita mengolah sukma kita, yaitu khusus mengolah roh kita, tentang apa yang dapat dilakukan oleh roh kita di luar tubuh kita.

Seseorang yang belum pernah melakukan olah batin, berarti sukmanya masih lemah. Walaupun ada guru yang dapat mengajari anda cara merogoh sukma, bila anda sendiri belum memiliki dasar kekuatan kebatinan yang cukup, dengan mempertimbangkan efek buruk yang dapat terjadi, sebaiknya jangan anda mencobanya. Apalagi bila di kemudian hari, tanpa pendamping, anda mencoba melakukannya sendiri.

Resiko yang dapat terjadi, selain yang sudah disebutkan di atas, juga resiko karena berhubungan dengan mahluk halus lain di alam gaib. Baca: Roh Manusia Lanjutan 2.

Dengan terawangan gaib anda bisa melihat ke tempat-tempat yang jauh dan tersembunyi. Tetapi resikonya juga sama bila roh anda bertemu dengan roh halus lain. Banyak kejadian yang setelah roh sedulur papatnya itu keluar jauh dari badannya, kemudian tidak dapat kembali lagi. Rohnya ditahan/ditangkap oleh mahluk halus lain. Akibatnya, orang itu akan terus-terusan melihat gaib, dan sosok gaib yang menahan rohnya itu akan terus menghantuinya (karena sosok gaib itu memang menahan roh sedulur papatnya dan roh sedulur papatnya yang ditangkap itu terus-terusan berhadapan dengan sosok gaib itu). Sudah jelas bahwa orang itu kemudian akan terganggu jiwanya.

Lebih baik bila anda melatih lebih dulu kepekaan rasa sambil anda belajar melihat secara batin, mempersiapkan mental dan menguatkan kebatinan anda. Bila sudah mengerti resikonya (untuk kehati-hatian), sudah siap secara psikologis dan memang ingin bisa melihat gaib, mintalah diajari cara melihat gaib dengan cakra mata ketiga saja, jangan merogoh sukma. Kemampuan melihat gaib ini akan menjadi dasar yang baik sekali untuk mempelajari ilmu-ilmu kebatinan yang lain, termasuk ilmu terawangan gaib dan ilmu merogoh sukma.

Memang walaupun kita sering berinteraksi dengan mahluk halus belum tentu kita mengalami kejadian yang pahit. Tulisan ini dimaksudkan sebagai bahan pengetahuan saja supaya kita berhati-hati, jangan sampai kita menjadi salah satu orang yang apes, mengalami pahitnya. Baca juga: Kekhawatiran Melihat Gaib.

-----------

Menindaklanjuti pertanyaan-pertanyaan seputar kehatian-hatian dalam bermeditasi supaya tidak terjadi merogoh sukma di luar kendali, berikut ini diuraikan penjelasannya.

Masing-masing meditasi mempunyai tujuan dan tatacara sendiri-sendiri.

Sebaiknya diikuti saja tatacaranya sesuai tujuan meditasinya masing-masing, jangan disamakan atau dicampurkan tata pelaksanaannya.

Tentang proses awal merogoh sukma biasanya ada tanda-tanda awalnya, antara lain:

  1. Tubuh bergetar kencang,
  2. Roh terasa naik ke atas, terasa dingin dari kaki naik ke atas,
  3. Pikiran terasa melayang, rohnya terasa seperti mengambang keluar tubuh.

Kalau terasa terjadi tanda-tanda seperti di atas sebaiknya meditasinya dihentikan sejenak. Konsentrasi lagi, pikiran jangan kosong melayang, alirkan doa dalam hati.

Cara bermeditasi yang benar itu pikiran jangan kosong, tetapi dikendorkan, diistirahatkan, alirkan doa/zikir dalam hati supaya pikiran tidak kosong melayang, atau mewirid amalan gaib jika tujuannya untuk itu.

Jadi yang benar itu pikiran tidak kosong, tetapi dikendorkan, diistirahatkan, untuk lebih mengedepankan rasa dan batin.

Tetapi ada orang-orang yang kesulitan untuk mengendorkan pikiran. Pikiran yang seharusnya diistirahatkan malah dipakai keras berkonsentrasi. Bermeditasi dengan mata terpejam juga dapat mendorong orang untuk keras berkonsentrasi dengan pikirannya, yang jika diteruskan meditasinya, maka sesudah meditasinya itu kepala orangnya akan terasa pusing/penat.

Untuk orang-orang yang mengalami kesulitan mengendorkan pikiran seperti di atas, pemecahannya adalah pikiran dikendorkan seperti sedang melamun. Dalam kondisi kamar gelap gulita mata boleh tetap terbuka, pandangan diarahkan santai ke bawah seperti orang melamun. Tetap alirkan doa dalam hati supaya pikiran tidak kosong melayang (tetapi juga jangan keras berkonsentrasi untuk berdoa). 

Tidak semua orang berhasil melepaskan pikirannya untuk mengedepankan batinnya. Kalau perlu meditasinya jangan direncanakan. Lakukan saja ketika kita sedang iseng dan santai tak ada kegiatan. Kalau kita santai melakukannya dan tak ada beban hasrat, biasanya sekali saja melakukannya sudah berhasil. Tetapi ada juga orang lain yang harus melakukannya sampai berkali-kali baru bisa berhasil, bahkan ada juga yang tidak pernah berhasil. Mungkin memang bukan rejekinya. Memang peruntungan orang berbeda-beda dan faktor penghalangnya juga berbeda-beda.

Faktor terbesar yang menjadi penghalang pencapaian keberhasilan dari suatu laku meditasi adalah adanya khodam ilmu/pendamping atau adanya mahluk halus di dalam kepala atau badan yang keberadaan mereka itu sering sekali memberikan bisikan gaib dan penglihatan yang bersifat fiktif, ilusi dan halusinasi, terutama dalam meditasi mata terpejam. Mungkin malah orangnya sampai dibuat dibuat seolah-olah dirinya merogoh sukma, rohnya terbang ke langit atau berjalan-jalan di alam gaib atau berhalusinasi bertemu dengan sosok halus tertentu.

Karena itu jika anda sadar diri anda berkhodam sebaiknya sebelum bermeditasi anda sampaikan kepada khodam-khodam anda itu dan semua mahluk halus yang bersama anda supaya jangan memberikan gambaran dan bisikan gaib apapun. Perintahkan supaya mereka mengikuti saja jalan pikiran anda.

Sesudah diperintahkan begitu mudah-mudahan semua gaib yang bersama anda tidak akan memberikan halusinasi kepada anda, tetapi gaib yang di dalam badan/kepala, terutama yang jenisnya adalah sukma (arwah) manusia, kemungkinannya akan tetap memberikan halusinasi, karena sudah watak dasarnya menipu dan menyesatkan. Karena itu atas adanya mahluk halus jenis sukma/arwah di dalam tubuh manusia, siapapun dia, darimanapun asal-usulnya, Penulis menganjurkan untuk diisolasi dan dikeluarkan. Selebihnya tinggal anda sendiri untuk kritis membedakan mana kegaiban yang nyata dan mana yang fiktif/ilusi, jangan sampai terbawa mengikuti yang sifatnya fiktif/menipu. Usahakan untuk belajar bisa fokus kepada sedulur papat kita sendiri dalam hal inspirasi, ide dan ilham dan gambaran gaib, jangan kepada yang lain.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.

Ilmu Merogoh Sukma

Ilmu Merogoh Sukma (Melolos Sukma).

Dengan menerapkan ilmu ini keseluruhan sukma/roh kita dapat pergi keluar dari raga kita. Jadi secara sadar kita bisa keluar dari badan kita untuk pergi ke tempat lain yang kita ingin datangi.

Secara umum, ketika kita merogoh sukma, yang keluar dari tubuh adalah roh pancer kita, sedangkan roh sedulur papat kita tetap tinggal di dalam tubuh kita. Badan yang kita tinggalkan (bersama roh sedulur papat di dalamnya) akan tampak seperti badan orang yang sedang tidur atau seperti mati suri. Keseluruhan roh pancer dan sedulur papat dapat keluar dari tubuh jika kita menguasai ilmu merogoh sukma sekaligus juga menguasai ilmu medhar sukma.

Secara umum ada 2 macam kondisi merogoh sukma :

  • Rohnya keluar dari tubuhnya untuk rohnya berjalan-jalan di dunia manusia.
    • Dengan ilmu merogoh sukma ini kita (pancer) bisa pergi mendatangi tempat lain yang jauh di dunia manusia. Badan kita ada di rumah, sedangkan kita (pancer) pergi jauh ke tempat lain di dunia manusia.

  • Rohnya keluar dari tubuhnya untuk rohnya berjalan-jalan di dunia mahluk halus.
    • Dengan ilmu merogoh sukma ini kita (pancer) bisa berjalan-jalan di dunia mahluk halus, melihat dunia gaib beserta sosok-sosok halus penghuninya, untuk bertemu dengan sesosok halus tertentu, atau di dunia mahluk halus kita bertarung melawan mahluk halus lain.

Dengan ilmu merogoh sukma ini badan kita ada di rumah tetapi kita sebagai pancer bisa pergi mendatangi tempat lain yang jauh atau berjalan-jalan di dunia mahluk halus melihat dunia gaib beserta sosok-sosok halus penghuninya, untuk bertemu dengan sesosok halus tertentu, atau di dunia mahluk halus kita bertarung secara roh melawan mahluk halus lain. Dan badan yang kita tinggalkan akan tampak seperti badan orang yang sedang tidur atau seperti orang yang mati suri.

Kelemahan ilmu ini adalah roh kita tidak boleh berlama-lama keluar dari badan kita. Roh manusia atau sukma adalah penentu adanya energi kehidupan di dalam tubuh manusia. Jangan sampai karena roh kita kelamaan keluar dari raga kita, maka energi kehidupan di dalam raga kita menjadi mati. Tubuh kita menjadi jenazah.

Kelemahan lainnya adalah pada saat kita merogoh sukma, badan kita tidak boleh disentuh atau dikagetkan atau dibangunkan oleh orang lain yang tidak tahu kalau kita sedang merogoh sukma. Bila hal itu terjadi, maka mungkin kemudian penyatuan sukma kita dengan badan kita tidak sempurna (bisa lemah tubuhnya, atau lemah ingatannya atau terganggu jiwanya).

Karena itu, seringkali orang yang akan menjalankan ilmu ini akan mengunci diri di dalam kamar tertutup, atau menyepi di goa/tempat yang sepi tidak berpenghuni, supaya tidak ada yang mengganggu. Dan di alam gaib, sukmanya tidak boleh sampai ditahan atau ditangkap oleh sosok gaib lain untuk waktu yang lama. Jika itu terjadi, maka sukmanya tidak dapat kembali lagi menyatu dengan raganya, karena raganya itu sudah mati.

Roh/Sukma adalah penentu adanya energi kehidupan di tubuh manusia. Seseorang yang sedang merogoh sukma tidak boleh terlalu lama rohnya keluar dari tubuhnya, jangan sampai ketika ia kembali ternyata tubuhnya telah mati (karena energi kehidupannya telah mati).

Jadi kalau seseorang keasyikan berada di alam roh atau rohnya ada yang menahan sehingga ia tidak dapat segera kembali ke tubuhnya, terlalu lama rohnya berada di luar tubuhnya, mungkin ia tidak akan bisa kembali lagi ke tubuhnya, karena bisa jadi energi kehidupan di tubuhnya itu telah mati.

Resiko merogoh sukma semakin tinggi jika disadari bahwa hitungan waktu di alam gaib tidak sama dengan hitungan waktu di alam manusia. Seberapa lama tubuh manusia mampu bertahan tetap hidup tanpa roh di dalamnya dan tanpa makan dan minum? Sehari? Seminggu? Sebulan? Untuk pemahamannya silakan dibaca tulisan berjudul Sukma/Arwah di Alam Roh.

Pada saat seseorang merogoh sukma ada sinar garis putih keperakan yang menghubungkan pusar tubuhnya dengan pusar di tubuh rohnya. Kandungan energi di tubuhnya dan kekuatan sukma orangnya menentukan tebal tipisnya garis sinar perak itu. Semakin lama rohnya berada di luar tubuhnya, sinar keperakan itu akan semakin memudar. Ketika sinar itu sudah semakin memudar/menipis, itulah tanda bahwa roh orang itu harus secepatnya kembali ke tubuhnya. Kalau sinar itu sampai sirna/hilang, maka putuslah hubungan kehidupan rohnya dengan tubuhnya. Sinar putih keperakan itu juga menjadi petunjuk kemana nantinya ia harus pulang.

Pada jaman dulu orang-orang yang menekuni dan mendalami kebatinan/spiritual dan tapa brata biasanya memiliki kegaiban dan kekuatan batin yang tinggi, yang berasal dari keyakinan batin dan keselarasan dengan ke-maha-kuasa-an Tuhan. Banyak di antara mereka yang memiliki kegaiban tinggi dan menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita. Mereka membentuk pribadi dan sukma yang selaras dengan keillahian Tuhan. Mereka membebaskan diri dari belenggu keduniawian, sehingga berpuasa dan berprihatin tidak makan dan minum berhari-hari bukanlah beban berat bagi mereka, dan melepaskan keterikatan roh mereka dari tubuh biologis mereka, melolos sukma, bukanlah sesuatu yang istimewa. Bahkan banyak di antara mereka yang kemudian moksa, bersama raganya berpindah dari alam manusia ke alam roh tanpa terlebih dulu mengalami kematian.

Ketika sedang merogoh sukma mereka bisa melakukannya selama berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, karena kuatnya kebatinan dan sukmanya. Biasanya itu mereka lakukan sambil bersemedi dan bertapa brata.

Pada orang-orang tersebut, peka rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan dari kegaiban sukma mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, menjadikan mereka orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari kegaiban sukma mereka, sebagai efek dari ketekunan penghayatan kebatinan/spiritual dan tapa brata mereka. 

Selain mumpuni dalam hal kesaktian kanuragan dan kebatinan, kegaiban sukma mereka juga menjadikan mereka mengerti dunia kegaiban tingkat tinggi, mahluk-mahluk halus tingkat tinggi, dewa dan wahyu dewa, dan weruh sak durunge winarah, dan kekuatan gaib sukma mereka menjadikan mereka berkuasa di alam roh, mengalahkan kekuasaan roh-roh dan mahluk halus tingkat tinggi sekalipun, dan mereka juga berkuasa menciptakan kegaiban-kegaiban, tanpa perlu amalan gaib.

Pada jaman sekarang kebanyakan kemampuan merogoh sukma ini didapatkan dengan cara mengamalkan mantra/amalan ilmu gaib dan ilmu khodam. Seringkali penggunaan ilmu merogoh sukma itu di dalam amalan/mantranya dikhususkan hanya untuk tujuan tertentu saja, tidak bisa digunakan untuk tujuan lain yang tidak disebutkan di dalam mantranya. Misalnya isi sugesti merogoh sukma di dalam mantranya hanya untuk melihat suatu lokasi tertentu di alam manusia saja, atau hanya untuk berjalan-jalan dan melihat sosok-sosok gaib di alam gaib saja, atau dikhususkan hanya untuk melihat/bertemu dengan sesosok halus tertentu saja (tidak untuk melihat sosok-sosok halus yang lain dan tidak untuk melihat lokasi yang lain). Dengan demikian penggunaannya menjadi terbatas karena mengikuti isi sugesti dari amalan gaibnya.

Selain adanya keterbatasan pada penggunaannya seperti disebutkan di atas, para pelaku merogoh sukma, dalam kondisinya ketika tidak sedang merogoh sukma belum tentu orang itu dapat melihat gaib, karena kemampuannya melihat gaib hanya bisa dilakukannya ketika ia sedang merogoh sukma, itu pun hanya untuk tujuan tertentu saja sesuai isi mantranya. Bisa terjadi begitu karena orang itu secara sadar (ketika tidak sedang merogoh sukma) belum bisa membebaskan rohnya dari belenggu biologisnya, rohnya di dalam tubuhnya belum bisa berinteraksi dengan dunia roh.

Tetapi pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa merogoh sukma (atau orangnya merasa bisa merogoh sukma) kebanyakan orang-orang itu hanya berilusi saja, hanya halusinasi saja sebagai akibat dari diri mereka ketempatan mahluk halus, tidak sungguh-sungguh roh mereka keluar dari tubuhnya dan mereka merogoh sukma. Pada mereka itu persyaratan rohnya tidak boleh terlalu lama berada di luar tubuhnya tidak berlaku, karena rohnya tidak sungguh-sungguh keluar dari tubuhnya. Mereka hanya berilusi/berhalusinasi/bersensasi saja dirinya merogoh sukma.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.

Olah Sukma dan Kebatinan

Olah Sukma dan Kebatinan

 Dalam dunia kebatinan jawa istilah roh sedulur papat lan kalima pancer  selalu disebutkan, karena pengertian itu melandasi kekuatan sukma manusia, yang bila diyakini dan diolah dengan mendalam akan memunculkan suatu kegaiban dan kekuatan gaib yang berasal dari diri manusia sendiri, kegaiban sukma manusia, yang diolah melalui ketekunan kepercayaan dan penyelarasan hidup dan pemujaan kepada Gusti Allah. Termasuk ucapan yang dilandasi kekuatan batin dan keyakinan akan terjadi, maka itu akan benar terjadi, saking kersaning Allah.  Orang yang sudah sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur/idu geni).

Sebenarnya sudah disadari bahwa pengetahuan tentang Sedulur Papat Kalima Pancer, yang biasanya terkait dengan konsep kebatinan tentang  Manunggaling Kawula Lan Gusti,  Sangkan Paraning Dumadi,  Sukma Sejati,  Guru Sejati, dsb, sebenarnya adalah puncak-puncak dari keilmuan kebatinan dan spiritual jawa, jauh sebelum datangnya agama Islam di pulau Jawa. Konsep-konsep tersebut adalah terminologi asli kejawen dan adalah hasil pencapaian kebatinan dan spiritual tokoh-tokoh kejawen, yang kemudian diajarkan kepada para pengikutnya, dan akhirnya berkembang menjadi ajaran keilmuan kebatinan jawa atau menjadi aliran kepercayaan kerohanian kejawen.

Tetapi banyak orang yang kurang mengerti tentang Roh Sedulur Papat kemudian memberikan pandangan-pandangan lain, misalnya menyamakan artinya sebagai sifat-sifat tanah, air, api, dsb  dalam diri manusia. Atau juga dalam penyebaran agama Islam di tanah jawa dulu, sebagai tandingan ajaran kejawen dan untuk menghapuskan pengaruh ajaran Syech Siti Jenar yang telah diterima secara umum di masyarakat Jawa, roh sedulur papat sering disamakan sebagai empat jenis nafsu manusia atau disamakan dengan malaikat-malaikat pendamping manusia  (juga untuk keperluan penyebaran agama Islam istilah pusaka kalimasada dalam cerita pewayangan disimpangkan menjadi kalimah syahadat (Wikipedia)).

Tanpa bermaksud menyalahkan atau merendahkan pandangan-pandangan lain tersebut, Penulis hanya ingin mengingatkan bahwa konsep-konsep kejawen tersebut di atas adalah asli terminologi kebatinan jawa dan memiliki arti dan makna sendiri yang tidak dapat disamakan atau digantikan dengan arti dan makna dalam pandangan-pandangan lain tersebut. Jika pun dihubungkan dengan penghayatan kebatinan masyarakat Jawa, laku prihatin dan puasa, wetonan, dsb, maka arti dan makna dalam konsep pandangan lain tersebut sama sekali berbeda dengan arti dan makna roh pancer dan sedulur papat dalam konsep kejawen di masyarakat. Apalagi kalau diterapkan dalam keilmuan kebatinan kejawen, arti dan makna roh pancer dan sedulur papat dalam pandangan lain tersebut sama sekali tidak berguna. Dengan demikian menjadi jelas bahwa konsep-konsep kejawen itu sama sekali tidak dapat disamakan atau digantikan dengan konsep-konsep dalam pandangan lain tersebut.


Dalam halaman ini Penulis menuliskan sebagian hubungan roh sedulur papat dengan kemampuan seseorang dalam keilmuan batin/gaib.

Banyak orang bisa bercerita tentang roh pancer dan sedulur papat, tetapi seringkali orang-orang itu, walaupun mampu melihat gaib, dan walaupun juga adalah praktisi kebatinan atau spiritualis kawakan, tidak menyadari keberadaan roh sedulur papat dan tidak mampu melihatnya, sehingga mereka tidak mempunyai pemahaman yang dalam tentang roh sedulur papat dan tidak dapat mendaya-gunakan kemampuan roh-roh itu atau mendaya-gunakan kombinasi kesatuan roh Sedulur Papat dan roh Pancer.

Memang tidak semua orang, yang mampu melihat gaib mampu juga melihat roh sedulur papat, karena dimensinya lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada kuntilanak, gondoruwo atau dedemit lainnya atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat orang, bahkan masih lebih halus daripada dimensi fisik bangsa Dewa, sehingga sekalipun di sekitar mereka ada roh-roh sedulur papatnya orang lain (sedulur papat orang lain yang terpisah), mereka tidak bisa melihatnya. Roh Saudara Kembar/Sedulur Papat menjadi sesuatu yang sulit untuk dilihat, sehingga seseorang yang sudah dapat melihat atau pernah bertemu dengan roh sedulur papat-nya sendiri sering dianggap sebagai suatu keberuntungan dan keistimewaan tersendiri (walaupun roh sedulur papat yang dilihatnya itu kebanyakan hanya ilusi dan halusinasi saja).

Bahkan seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui wujud Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papatnya yang wujudnya secara halus benar-benar mirip dengan orang yang bersangkutan. Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan penting yang harus dikembangkannya lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan roh sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan perbuatannya.

Pendayagunaan sedulur papat sebagai Pamomong dan Guru Sejati  dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, gambaran dan penglihatan gaib, ide dan ilham, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang tinggi dapat mendayagunakannya sebagai sosok-sosok pribadi yang bisa diajak berpikir, berkomunikasi dan berbuat seolah-olah mereka adalah sosok-sosok pribadi lain yang berdiri sendiri-sendiri.

Olah Sukma adalah bagian dari olah batin, tetapi tingkatannya lebih tinggi daripada ilmu-ilmu kebatinan biasa, dan di sisi lain, olah sukma ini juga menjadi dasar menuju tingkatan ilmu kebatinan dan spiritual yang lebih tinggi lagi.

Dalam olah batin kita mengolah kekuatan kebatinan dan ilmu-ilmu kebatinan, sedangkan dalam olah sukma kita mengolah sukma kita. Cakra tubuh yang bekerja adalah cakra-cakra yang berada di dada, leher sampai dahi dan ubun-ubun.

Dalam olah batin kita mengolah kemampuan kebatinan,  yaitu kekuatan kebatinan dan kepekaan/ketajaman batin kita, kesatuan kesadaran (pancer) dan sedulur papat yang menyatu di dalam tubuh kita, yang menjadi bagian dari kebatinan kita. Di dalamnya terdapat olah rasa dan olah sugesti, olah kekuatan kebatinan dan kepekaan kebatinan dan pengolahan ilmu-ilmu kebatinan.

Dalam olah sukma kita mengolah kemampuan sukma,  yaitu khusus mengolah kemampuan sukma kita, tentang apa yang dapat dilakukan oleh sukma kita, kesatuan kesadaran (pancer) dan sedulur papat, di dalam tubuh maupun di luar tubuh kita (di alam manusia maupun di alam gaib). Kekuatan sukma yang didapat dari hasil olah batin dan spiritual akan menentukan sejauhmana kemampuan yang dapat dilakukan oleh sukma tersebut.

Kemampuan memiliki ilmu dalam ilmu olah sukma seperti contoh-contoh di bawah ini lebih banyak ditentukan oleh kegaiban sukma. Salah satu tanda bahwa sukma seseorang sudah memiliki kegaiban adalah sukmanya sudah bisa berperan sebagai roh, rohnya sudah bisa melihat/mendeteksi keberadaan roh lain.

Setinggi-tingginya kekuatan sukma seseorang kemampuan sukmanya akan terbatas bila orang itu sendiri tidak melatih kegaiban sukmanya. Orang-orang kebatinan jaman dulu memiliki kegaiban sukma yang tinggi dari lakunya manembah, dari sukmanya yang menyembah Tuhan. Pada orang-orang itu peka rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan dari kegaiban sukma mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi terjadi dengan sendirinya sebagai efek dari kegaiban sukma mereka, efek dari ketekunan penghayatan kebatinan/spiritual, laku prihatin, semedi dan tapa brata mereka.

Pada jaman sekarang ini salah satu cara kita melatih kegaiban sukma adalah dengan tekun menjalankan apa yang tertulis di tulisan berjudul Kebatinan Dalam Keagamaan. Itu bisa menjadi sarana kita memperdalam laku ketuhanan yang bila itu tekun dijalani, dan cara dan hasilnya sesuai dengan yang dituliskan disitu, sukma kita bisa menjadi sukma yang berkegaiban tinggi.

Karena itu untuk orang-orang yang ingin bisa melihat gaib tetapi tidak juga berhasil bisa melihat gaib, termasuk walaupun sudah menjalankan latihan olah rasa atau sudah dibukakan mata ketiganya, lebih baiklah bila ia melatih kegaiban sukmanya dulu dengan cara yang disebutkan di atas untuk lebih dulu menggali potensi kegaiban rohnya.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.

17 February 2024

Amalan dan Mantra

Amalan dan Mantra

Dalam dunia ilmu kebatinan dan spiritual sebuah mantra/amalan bisa dikatakan adalah alat/cara orangnya mengsugesti kebatinan/sukmanya sendiri dalam melakukan suatu perbuatan keilmuan, bisa juga menjadi alat untuk memerintah khodamnya supaya khodamnya bekerja mengikuti sugesti dirinya, bila dirinya berkhodam.

Dalam dunia ilmu kebatinan dan spiritual biasanya orangnya mempunyai kebatinan dan sukma yang kuat. Kebatinan dan sukmanya itulah yang menjadi "khodamnya" dalam ia melakukan perbuatan-perbuatan keilmuan dan ada saatnya sendiri orangnya melatih olah rasa dan olah sugesti. Dalam hal ini sebuah mantra/amalan bisa dikatakan adalah alat/cara orangnya mengsugesti kebatinan/sukmanya sendiri dalam ia melakukan suatu perbuatan keilmuan.

Tetapi ada juga orang-orang kebatinan/spiritual itu yang dirinya juga berkhodam. Dalam hal ini sebuah mantra/amalan menjadi cara orangnya memerintah khodamnya supaya khodamnya bekerja mengikuti sugesti dirinya.

Dalam dunia ilmu gaib dan ilmu khodam biasanya orang tidak secara khusus melakukan olah batin, sehingga mereka tidak mempunyai kebatinan dan sukma yang kuat. Biasanya mereka hanya melatih mantra-mantra dan doa amalan saja, dan meminta diberikan khodamnya (transfer khodam).

Cara mereka melatih amalan dan mantra ada yang membacakannya beberapa kali, ada juga yang sampai mewiridkannya ratusan atau ribuan kali, atau diwirid berhari-hari, kalau perlu ditambah juga dengan berpuasa, untuk menguatkan sugesti/perintahnya, supaya ilmunya benar-benar bekerja dan ampuh bertuah. Ada juga yang khusus ngelmu gaib di tempat-tempat yang wingit dan angker. Dalam laku-lakunya itu biasanya ada sesosok mahluk halus yang datang dan kemudian menjadi khodamnya.

Karena itu secara umum aliran ilmu gaib dan ilmu khodam dicirikan sebagai jenis keilmuan gaib yang sangat mengandalkan diri pada kekuatan sugesti atau wiridan doa, amalan gaib dan mantra-mantra, dicirikan sebagai jenis keilmuan gaib yang penuh dengan amalan dan mantra, sangat mengandalkan amalan dan mantra, semua perbuatan ilmunya dilakukan dengan amalan dan mantra, selalu ada amalan/mantra yang diwirid/diamalkan. Sumber kekuatan ilmunya ada pada kekuatannya mengsugesti doa amalan/mantra dan khodamnya, bukan dari kekuatan kebatinan.

Dalam dunia ilmu gaib dan khodam sebuah mantra/amalan gaib bisa dikatakan adalah alat/cara orangnya memerintah khodamnya supaya bekerja mengikuti sugestinya.

Yang dikerjakan oleh khodamnya adalah apa yang terkandung/disugestikan/disebut di dalam amalannya.

Dan amalan itu perlu disebut/dibacakan beberapakali, bahkan kalau perlu sampai berkali-kali, ada juga yang sampai mewiridkannya ratusan atau ribuan kali, atau diwirid berhari-hari, kalau perlu ditambah juga dengan berpuasa, untuk menguatkan sugesti/perintahnya, supaya khodam/ilmunya benar-benar bekerja dan ampuh bertuah.

Dalam dunia ilmu gaib dan khodam biasanya yang dipentingkan adalah keampuhan dari tuah/ilmunya saja. Karena itu kebanyakan dari mereka akan terdorong untuk mencari/mengkoleksi mantra dan amalan yang kadarnya tinggi, yang katanya ampuh, karena itulah yang menjadi tolok ukur ketinggian/keampuhan ilmu seseorang.

Secara umum karakteristik amalan gaib yang mampu meningkatkan kualitas tuah dari ilmu dan khodam atau tuah benda gaib dan pusaka adalah yang isi amalannya sesuai dengan jenis tuah aslinya, sehingga amalan itu bersifat menambah/memperkuat kualitas tuah aslinya, bukan membentuk tuah baru yang belum tentu khodamnya ahli menjalankannya (baca juga : Karakter Khodam dan Tuah).

Ada banyak sekali bentuk mantra dan amalan gaib.

Amalan/mantra untuk tuah yang sejenis, yang membedakan keampuhannya adalah "kadar perintah kerja" yang terkandung di dalam amalan gaibnya, sehingga keampuhan amalan gaib untuk tuah yang sejenis tidak semuanya sama, karena kekuatan sugesti (perintah kerja) yang terkandung di dalam masing-masing amalan gaib untuk tuah yang sejenis itu tidak sama.

Misalnya amalan untuk tuah yang sejenis seperti untuk pengasihan, ada amalan yang untuk pengasihan umum sampai amalan yang untuk pengasihan khusus yang disebut pelet.

Bentuk amalannya sendiri bisa amalan untuk pengasihan umum supaya orang-orang punya rasa asih kepada kita, sampai amalan khusus supaya orang terpikat kepada kita, seperti ilmu semar mesem, jaran goyang, dsb.

Yang namanya ilmu semar mesem pun ada banyak macam amalannya, ada banyak versinya, begitu juga dengan ilmu jaran goyang. Untuk tujuan menilai tingkat keampuhan masing-masing ilmu dan amalan itu maka kita perlu mencoba beberapa amalan gaib yang sejenis, jangan cuma ngotot mengagung-agung suatu ilmu/amalan.

Jadi untuk tuah yang sejenis ada banyak versi mantra/amalan gaib, tetapi masing-masing amalan/mantra itu tidak sama kekuatannya, karena kekuatan sugesti (perintah kerja) yang terkandung di dalam masing-masing amalan untuk tuah yang sejenis itu tidak sama.

Penjelasannya sbb :

Misalnya saja kita mempunyai khodam yang sudah aktif menjadi khodam pendamping untuk penjagaan gaib. Misalnya kita memberi sugesti/perintah untuk penjagaan gaib :

1. Jaga/lindungi saya.

Jika perintahnya hanya itu, maka khodamnya akan menjaga dan melindungi kita, tetapi masih memungkinkan sosok-sosok gaib negatif untuk mendekat/membayangi sepanjang tidak langsung mengganggu kita.

2. Jaga/lindungi saya dan jauhkan gaib-gaib negatif dari sekitar saya.

Jika perintahnya begitu, maka khodamnya bukan hanya akan menjaga dan melindungi kita, tetapi juga akan mengusir sosok-sosok gaib negatif dari sekitar kita, sehingga tidak ada gaib negatif yang datang mendekat atau yang coba-coba membayangi (kalau ada yang datang mendekat akan diusir oleh khodamnya).

Sugesti/perintah kerja seperti itu lebih baik daripada sugesti no.1 di atas, karena khodamnya bukan hanya akan menjaga, tapi juga akan menjauhkan gaib-gaib negatif dari sekitar kita, tetapi kita masih bisa terpengaruh oleh adanya energi-energi dan aura-aura negatif di sekitar kita yang akan menambah kotor aura kita dan bisa menjadi sumber munculnya penyakit, misalnya energi-energi dan aura-aura negatif di sekitar kita saat kita pergi ke pasar, rumah sakit, saat berziarah ke kuburan atau ke tempat-tempat keramat, dsb.

3. Jaga/lindungi saya, jauhkan gaib-gaib negatif dari sekitar saya, berikan juga saya pagaran gaib.

Jika perintahnya begitu, maka khodamnya bukan hanya akan menjaga dan melindungi kita dan mengusir sosok-sosok gaib negatif dari sekitar kita, tapi juga memberikan pagaran gaib kepada kita sehingga kita tidak akan terpengaruh lagi oleh adanya energi-energi dan aura-aura negatif di sekitar kita.

4. Lindungi saya, jauhkan gaib-gaib negatif dari sekitar saya, berikan juga saya pagaran gaib, dan tampakkan penjaga raksasa kepada orang-orang yang berniat jahat/mengganggu.

Jika perintahnya begitu, maka khodamnya bukan hanya akan menjaga dan melindungi, mengusir sosok-sosok gaib negatif dari sekitar kita dan memberikan pagaran gaib kepada kita, tapi juga akan menampakkan sosok gaib berwujud raksasa di mata/pikiran orang-orang yang berniat jahat/mengganggu kita.

Masing-masing bentuk sugesti sederhana di atas berfungsi sama seperti amalan/mantra untuk keselamatan/penjagaan gaib, tetapi masing-masing sugesti mengandung kadar perintah kerja yang berbeda-beda yang akan bisa kita rasakan perbedaan keampuhannya selama kita memiliki khodam kita tsb.


Jadi dengan khodam yang sama, dan dengan kekuatan khodam yang sama, kita bisa mengamalkan banyak ilmu yang kadar keampuhannya berbeda-beda.

Jadi ampuhnya khodam atau sebuah jimat dan pusaka seringkali bukan karena khodamnya yang sakti, tetapi adalah perbuatan/kadar perintah kerja (sugesti) yang dijalankan oleh khodamnya.

Begitu juga dengan khodam atau jimat dan pusaka yang dirasakan tidak ampuh bertuah, seringkali bukan karena khodamnya tidak sakti, tetapi karena kurangnya perintah kerja (sugesti) yang harus dijalankan oleh khodamnya, apalagi kalau belum ada kesesuaian kebatinan antara pemiliknya dengan khodamnya, sehingga khodamnya pasif. Sesaji juga menentukan aktif/antusias tidaknya khodamnya bekerja untuk pemiliknya.

Karena itu kalau kita sudah memiliki khodam atau benda-benda gaib sebaiknya kita aktif berinteraksi batin dengan khodamnya, supaya khodamnya itu mengerti dan tersugesti aktif melakukan perbuatan-perbuatan yang kita ingin ia melakukannya. Sesajinya juga harus rutin diberikan.

Karena itulah orang berusaha menciptakan ilmu (mantra/amalan) yang ampuh, yang kadarnya tinggi-tinggi.

Yang membedakan keampuhannya adalah "kadar perintah kerja" yang terkandung di dalam sebuah amalan/mantra, bukan semata-mata jenis khodamnya, bukan juga kekuatan khodamnya yang tinggi atau rendah.

Karena itu perlu juga kita memiliki pemahaman bentuk-bentuk sugesti/amalan gaib.

Tapi kalau sudah mengerti tentang sugesti, kadar sugesti/perintah kerja dan kadar kualitas tuah, maka kita bisa membuat amalan gaib sendiri, tidak perlu bergantung atau minta diajarkan amalan gaib kepada orang lain.

Tapi untuk jenis keilmuan khusus, misalnya penarikan gaib, tidak cukup kita hanya hapal dan mampu mewirid amalannya saja, karena di dalamnya juga ada tatacara yang harus kita kuasai, sehingga memang perlu kita belajar kepada orang yang menguasai ilmunya.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.


Budaya Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Budaya Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Secara umum semua keilmuan gaib dan perbuatan-perbuatan gaib dan ajaib pada jaman dulu disebut ilmu sihir. Tapi jalur keilmuan orang-orang penggunanya bermacam-macam, ada yang berasal dari kemampuan dirinya sendiri, ada juga yang ilmunya mengandalkan kekuatan dari mahluk halus (khodam).

Dunia keilmuan gaib terbagi dalam 2 penggolongan besar, yaitu keilmuan yang berlatar belakang pengolahan potensi diri (kebatinan/spiritual, tenaga dalam, kekuatan pikiran seperti hipnotis, telekinetik, dsb)  dan yang murni bersifat ilmu gaib dan ilmu khodam.

Jadi keilmuan gaib dan perbuatan-perbuatan gaib dan ajaib (dan sihir) bisa dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya oleh praktisi ilmu gaib dan yang memiliki khodam mahluk halus, tetapi juga oleh praktisi tenaga dalam, kebatinan dan spiritual (dalam hal ini kegaibannya berasal dari tenaga dalam dan kebatinan/spiritual mereka sendiri).

Ilmu Tenaga Dalam, Kebatinan dan Spiritual, sejatinya menggunakan potensi kekuatan dari diri sendiri, yaitu kekuatan tenaga dalam, kekuatan kebatinan dan kekuatan spiritual manusianya sendiri. Sedangkan ilmu gaib berkhodam menggunakan jasa kegaiban mahluk gaib (khodam ilmu/prewangan). Ilmu yang menggunakan kekuatan dari diri sendiri adalah yang disebut ilmu sejati, sedangkan yang menggunakan bantuan kekuatan lain disebut ilmu pinjaman, karena keampuhan ilmunya meminjam kekuatan lain, bukan kekuatan dirinya sendiri.

Bentuk-bentuk ilmu dan perbuatan gaib dalam ilmu gaib banyak yang mirip dengan yang ada di keilmuan lain seperti di keilmuan tenaga dalam dan kebatinan/spiritual, seperti bisa mematahkan besi, mementalkan orang, menyembuhkan orang, transfer energi, dsb. Bentuk ilmunya bisa juga sama dengan ilmu hipnotis, telekinetik, dsb. Sulit untuk tahu dengan benar apakah keilmuan seseorang itu berasal dari kekuatan/kemampuan dirinya sendiri ataukah menggunakan kekuatan dari khodam, karena untuk tahu dengan pasti jawabannya orang harus tahu apakah orang itu berkhodam dan apakah khodamnya itu yang sudah menjalankan perbuatan ilmunya. Secara awam orang hanya bisa memperhatikan saja ciri-cirinya, yaitu apakah orangnya selalu mengucapkan doa/amalan/mantra dalam keilmuannya itu.

Secara umum di seluruh dunia orang melakukan ilmu gaib dengan bantuan khodam mahluk halus yang awal mulanya berasal dari pemujaan manusia terhadap mahluk halus dan dewa-dewa berhala, terkait dengan agama-agama kuno animisme-dinamisme. Termasuk di dalamnya adalah penggunaan sesaji pengasapan dan minyak bakaran dan jimat dan senjata-senjata yang ampuh karena berkhodam.

lmu gaib dan ilmu khodam sudah banyak digunakan di berbagai belahan dunia, bukan hanya di Indonesia, tapi juga di tanah Arab, Afrika, Eropa, Asia dan Amerika (Indian) dalam berbagai bentuk keilmuan gaib/perdukunan sesuai pemahaman keilmuan masyarakatnya masing-masing. Dari sisi keilmuan sosiologi perilaku ilmu gaib dan khodam oleh sebagian orang dikatakan terkait dengan budaya ilmu sihir, tenung dan nujum, penyembahan berhala, kepercayaan animisme dan dinamisme dan perdukunan (okultisme).

Sekalipun ilmu gaib dan sihir itu termasuk sebagai ilmu-ilmu kuno dan primitif dan konotasinya adalah perbuatan-perbuatan yang menggunakan kekuatan mahluk halus dan menduakan Tuhan, tetapi orang tetap melestarikan perbuatan-perbuatan itu sampai sekarang, sekalipun orangnya agamis dan sudah hidup dalam peradaban modern.

Pada jaman dulu, di tanah Arab dan Eropa, ilmu gaib dan ilmu khodam sering disebut sebagai ilmu sihir, tenung dan nujum. Ilmu-ilmu dalam ilmu gaib dan ilmu khodam dalam prakteknya memang terbagi dalam 3 kelompok besar tersebut. Sedangkan di tempat-tempat lain ilmu gaib dan ilmu khodam dikonotasikan sebagai ilmu-ilmu perdukunan (okultisme).

Ilmu Sihir adalah istilah untuk segala macam keilmuan yang terkait dengan kegaiban dan perbuatan-perbuatan gaib. Praktek ilmu sihir biasa digunakan untuk menggerakkan benda-benda tanpa disentuh, menciptakan kekuatan tubuh, membuat tubuh kebal dan sakti, atau ditujukan kepada orang lain untuk mempengaruhi/menguasai pikiran dan tubuhnya untuk maksud tertentu, menyihir penglihatan/pikiran orang lain (halusinasi, ilusi dan halimunan), atau menyihir orang lain menjadi terhipnotis, lupa diri, lupa ingatan, lupa kesadaran, berubah menjadi tunduk (penundukan), menjadi asih/kepelet, dsb, atau untuk menyakiti dan membunuh orang lain dengan cara gaib (teluh/tenung), atau perbuatan-perbuatan gaib lain yang ajaib seperti sulap.

Ilmu sihir sering disebut sebagai ilmu magic, karena berhubungan dengan perbuatan-perbuatan gaib/ajaib di mata umum. Pengertian ilmu sihir sangat luas, meliputi semua ilmu dan perbuatan gaib, dan tercakup juga di dalamnya ilmu tenung dan nujum.

Di dunia Arab dulu konotasi penggunaan ilmu sihir adalah untuk tujuan yang tidak baik, sehingga sering disebut ilmu black magic (ilmu sihir jahat). Contohnya yang terkenal adalah cerita tentang Nabi Musa yang berhadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun Mesir. Ada juga cerita legenda 1001 Malam, atau cerita tentang Jin Aladdin.

Sedangkan di Eropa, selain ada yang digunakan orang untuk tujuan yang tidak baik (black magic), ada juga ilmu gaib yang digunakan untuk tujuan kebaikan, misalnya untuk menyembuhkan orang sakit, menangkal gangguan gaib atau untuk mengusir roh-roh jahat, sehingga ilmu-ilmu yang seperti itu disebut sebagai ilmu white magic (ilmu sihir yang baik). Dalam beberapa hal ilmu sihir ada juga yang digunakan untuk kemampuan ketrampilan dalam pertunjukan hiburan seperti sulap, sehingga ilmu itu disebut ilmu magic (sulap) dan orangnya disebut magician (pesulap).

Budaya ilmu sihir di Eropa salah satunya digambarkan dalam cerita dan legenda tentang nenek sihir dengan sapu terbangnya, putri tidur, atau seperti di dalam film Harry Potter.

Di Eropa, seiring dengan perkembangan peradaban dan agama, banyak pelaku ilmu sihir yang dikucilkan atau dihakimi massa (dibunuh), karena dituduh sebagai orang yang melakukan perbuatan jahat terhadap orang lain (tenung). Pelaku ilmu sihir dianggap sebagai orang jahat penganut ilmu sesat.

Di Afrika budaya ilmu sihir lebih banyak disamakan dengan ilmu perdukunan (okultisme). Contohnya yang terkenal adalah ilmu Voodoo yang menjadikan orang tersihir hilang kesadaran menjadi seperti zombi atau teluh dan tenung dengan perantaraan boneka.

Ilmu Tenung adalah ilmu gaib yang digunakan untuk tujuan negatif, yaitu untuk menguasai pikiran/kesadaran orang lain atau untuk menyakiti/membunuh orang lain dengan cara gaib. Pada masa sekarang ilmu tenung ini sering disebut sebagai ilmu guna-guna, pelet, penundukan, teluh dan santet. Ilmu tenung ini termasuk sebagai ilmu black magic (ilmu sihir jahat).

Ada banyak kesamaan ilmu sihir dan ilmu tenung dalam perbuatan-perbuatan gaib yang dilakukan terhadap seseorang, seperti membuat seseorang sakit atau mati, berhalusinasi, berilusi, terhipnotis/digendam, atau terpengaruhi pikirannya/disihir menjadi lupa diri, lupa ingatan, menjadi tunduk, menjadi asih/kepelet, dsb, sama dengan penggunaan ilmu gaib jaman sekarang. Pada ilmu sihir perbuatan-perbuatan itu bisa dilakukan secara langsung berhadapan dengan si manusia objeknya, bisa juga di belakangnya, sedangkan pada ilmu tenung perbuatan-perbuatan itu dilakukan di belakangnya (dilakukan jarak jauh dengan bersembunyi).

Ilmu Nujum adalah ilmu gaib dan perbuatan-perbuatan gaib dan ajaib yang digunakan untuk tujuan peramalan atau untuk terawangan gaib. Dalam prakteknya ilmu ini biasa digunakan untuk meramal kehidupan seseorang, baik untuk melihat kehidupannya yang sekarang, kehidupan masa lalunya, ataupun untuk meramal masa depannya, atau untuk melihat suatu lokasi di tempat yang jauh atau untuk melihat/mencari keberadaan seseorang di tempat lain, dilakukan langsung dengan penglihatan gaib atau dengan menggunakan alat-alat bantu seperti bola kristal, cermin kaca dan cermin air, bandul pendulum, kartu bergambar, papan ramalan atau alat-alat seperti dalam permainan jaelangkung.

Selain yang penerapannya mendasarkan diri pada kemampuan gaib (termasuk yang menggunakan alat bantu), ilmu nujum juga banyak yang didasarkan pada hasil pengamatan manusia terhadap kondisi alam (ilmu astrologi/zodiak, ilmu perbintangan, ramalan cuaca, ramalan musim/pranata mangsa, dsb) dan ilmu dari hasil pengamatan pada bentuk tubuh dan tanda-tanda pada tubuh manusia (garis tangan, garis dan bentuk wajah, katuranggan, dsb).

Sebelum lahirnya agama Islam, di tanah Arab keilmuan gaib sangat membudaya. Selain kondisi kehidupan manusia jaman itu yang mayoritas moralitasnya rendah sekali (seperti kondisi moralitas masyarakat kota Sodom dan Gomora yang dibinasakan Allah), ilmu sihir atau ilmu gaib biasa digunakan di masyarakat untuk tujuan yang tidak baik dan kental hubungannya dengan kehidupan berhala. Semua orang memuja dewanya sendiri-sendiri, dan masing-masing bangsa menciptakan sendiri dewa-dewa yang lebih "hebat" dibanding dewa-dewa bangsa lain untuk dipuja, sehingga bila ditinjau dari pandangan agama modern kondisi peradaban dan moralitas manusia disana pada masa itu benar-benar disebut jaman kegelapan.

Keilmuan gaib juga digunakan dalam ketentaraan, salah satunya digunakan untuk membentuk pasukan khusus yang patuh luar biasa kepada tuannya (karena disihir/dihipnotis/digendam), yang tubuhnya kuat dan tidak merasakan sakit ketika diserang atau dikenai senjata lawan. Ketika kerajaan-kerajaan di Arab menyerang kerajaan lain, ilmu gaib/sihir juga digunakan untuk melumpuhkan kekuatan atau psikologis tentara lawan, sehingga bila satu kerajaan Arab berperang melawan kerajaan Arab yang lain, maka yang terjadi bukan hanya perang ketentaraan, tetapi juga perang ilmu gaib.

Ilmu gaib dan ilmu khodam dari tanah Arab terkenal sekali sampai ke Eropa dan Afrika, biasa disebut sebagai ilmu sihir, tenung dan nujum. Dan terkenal juga pada masa itu bahwa ilmu gaib Arab hanya bisa dikalahkan oleh Allah-nya Israel seperti dalam kisah Nabi Musa yang berhadapan dengan ahli-ahli sihir Firaun Mesir. Pada masa itu tanah Israel sangat terkenal, selain karena daerahnya adalah yang paling subur dan banyak sumber air dibandingkan tanah Arab lainnya sehingga menjadi rebutan bangsa-bangsa, batas-batas wilayahnya juga tidak bisa ditembus oleh ilmu sihir Arab. Pada masa itu sangat terkenal bahwa Allah sebagai "Dewa"- nya bangsa Israel adalah kekuatan yang tidak terlawan oleh dewa-dewa bangsa manapun, dan terkenal juga bahwa  selama bangsa Israel patuh kepada Tuhan dan Nabi-Nabi mereka, kekuatan Allah melindungi bangsa Israel, sehingga tidak ada satu pun kerajaan besar Arab pada masa itu yang dapat menaklukan kerajaan kecil Israel.

Tuhan-nya Israel dipuja oleh banyak bangsa, bukan hanya oleh penganut agama Israel, Nasrani, dan Islam, tetapi juga oleh bangsa-bangsa di Afrika dan Eropa (Yunani/Romawi) yang menyediakan kuil khusus untuk menyembahNya dengan menyebutNya sebagai "Dewa yang tidak kami kenal namaNya".  Bangsa Israel sebenarnya adalah juga bangsa Arab, karena Nabi Abraham nenek moyang mereka adalah juga orang Arab. Tetapi setelah Nabi Abraham diperintahkan Allah keluar dari lingkungan keluarganya untuk tinggal di tanah Israel sebagai tanah yang dijanjikan Allah untuknya dan untuk keturunannya, keturunan Yakub (cucu dari Nabi Abraham) membentuk sebuah bangsa baru, bangsa Israel, yang terpisah dari bangsa Arab lain. Dengan demikian yang disebut Israel itu sebenarnya adalah bangsa arab keturunan Yakub. Abraham menjadi nenek moyang mereka.

Keilmuan gaib dari India dan Hindu hampir sama, tetapi yang dari India lebih luas ragamnya karena berlatar belakang budaya keilmuan yang tidak semuanya berlatar belakang agama Hindu, tapi juga berlatar belakang sama, yaitu kepercayaan kepada dewa-dewa dan mahluk halus lainnya. Tetapi disana kebanyakan ilmu gaib dan ilmu khodam bersifat kombinasi dengan kebatinan/spiritual dan tenaga dalam (prana/kundalini), sehingga kadar kekuatannya jauh lebih tinggi dibandingkan keilmuan dari daerah lain. Mereka juga mampu mengenal mahluk halus tingkat tinggi, sehingga mereka bisa mempunyai khodam ilmu kelas atas, juga jimat dan pusaka berkesaktian gaib tinggi.

Di negara India dan sekitarnya, yang hingga saat ini masih tetap merupakan wilayah dengan budaya kebatinan dan spiritual nomor 1 tertinggi di dunia, ada banyak sekali ajaran dan praktek ilmu gaib dan ilmu khodam (penyatuan manusia dengan roh lain sebagai sumber kesaktian). Penyatuan yang paling tinggi antara manusia dengan roh lain adalah berupa penitisan Dewa ke dalam diri seseorang, seperti penitisan Dewa Wisnu ke dalam diri Prabu Kresna.

Penitisan Dewa itu menghasilkan kesaktian dan kewaskitaan yang luar biasa, bahkan sejak si manusia masih kecil dan belum belajar ilmu kesaktian dan kegaiban. Orangnya disebut  "'Manusia Titisan Dewa". Penitisan itu tidak disebut sebagai ilmu khodam, tetapi dasar kekuatan ilmunya sama, yaitu roh halus (dewa). Dewanya menjadi khodam bagi orangnya.

Yang berlatar belakang agama Budha kebanyakan bersifat kombinasi tenaga dalam, kebatinan dan spiritual, yang diolah dengan tata cara meditasi seperti yang diajarkan di dalam agama Budha. Dalam meditasi mereka mantra-mantra dibacakan/diwirid dengan bunyi intonasi khusus yang bisa membuka dan mengaktifkan cakra-cakra tubuh dan membangkitkan kekuatannya. Nada-nada intonasi tersebut bisa juga digunakan untuk menyerang mahluk halus dan untuk menembus pagaran gaib lawan. Keilmuan gaib mereka biasanya tidak dikhususkan untuk menyerang atau menyakiti orang lain, karena didasarkan pada ajaran cinta kasih Budha, tetapi bersifat menangkal, menenggelamkan/menghapuskan keampuhan ilmu gaib lawan.

Ilmu gaib dan khodam di tanah Jawa (termasuk Sunda) awalnya banyak didasarkan pada kekuatan kebatinan dan spiritual asli masyarakat setempat, tetapi dalam perkembangannya juga banyak mengadaptasi keilmuan yang berlatar belakang agama Hindu dan Budha sebagai agama masyarakatnya pada masa itu. Sesudah berkembangnya agama Islam di tanah Jawa, muncul banyak keilmuan gaib yang mantranya berbahasa Arab, dan keilmuan asli setempat banyak yang dibelokkan menjadi bernuansa agama Islam (disebut keilmuan Sunda Islam dan ilmu Islam kejawen) yang malah menjadikan kekuatan gaibnya menurun karena sugestinya dirubah, menjadi tidak asli lagi seperti saat pertama ilmu itu diciptakan.

Keilmuan gaib Arab bersifat murni sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam dan variasi ilmunya banyak sekali, tetapi kekuatannya tidak setinggi keilmuan gaib yang asli Jawa atau Sunda atau yang dari India, Hindu atau Budha, karena tidak dilandasi oleh kekuatan kebatinan/spiritual yang tinggi, hanya mengandalkan kekuatan sugesti mantra/amalan gaib dan khodam saja. Di Eropa dan Afrika ilmu gaib juga banyak digunakan, tetapi kadar kekuatannya masih di bawah ilmu sihir Arab dan variasi ilmunya juga tidak sebanyak ilmu sihir Arab.

Ilmu gaib yang murni bersifat ilmu gaib, secara rata-rata kekuatannya sama, tetapi pada prakteknya kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sugesti, kekuatan mantra dan kekuatan khodam masing-masing orang pelakunya. Banyaknya variasi dan koleksi ilmu seringkali dijadikan ukuran kehebatan keilmuan seseorang dibandingkan orang lain. Tetapi ilmu gaib yang murni bersifat ilmu gaib (yang hanya mengandalkan kekuatan mantra dan khodam) secara umum kekuatan ilmunya jauh lebih rendah dibandingkan kekuatan ilmu gaib yang didasarkan pada kekuatan kebatinan/spiritual, apalagi bila orangnya juga berkhodam.

Di Indonesia, terutama di Jawa, sehubungan dengan penyebaran agama Islam, supaya ilmu gaib tidak dianggap sesat, ada banyak penghalusan dalam penyebutan istilah-istilah dan nama. Istilah ilmu sihir, tenung dan nujum sudah disingkirkan karena dianggap sesat, digantikan dengan ilmu gaib dan ilmu khodam bernuansa Islam yang sering dianggap orang "halal" (tetapi istilah ilmu gaib dan ilmu khodam pun seringkali ditutup-tutupi karena ada yang menganggap syirik/musyrik, sehingga istilahnya disamarkan dan disamakan dengan ilmu kebatinan/spiritual atau karomah). Penggunaan mahluk halus sebagai khodam ilmu pun dibagi dalam 2 pengertian, yaitu mahluk halus umum (disebut jin kafir) yang sering dianggap "haram" penggunaannya dan mahluk halus yang sudah di-Islam-kan (jin Islam) yang seringkali dianggap orang "halal". Istilah mantra, karena dianggap kental konotasinya dengan perdukunan, sudah digantikan dengan istilah amalan, amalan doa atau amalan ilmu, walaupun "isi"-nya sama dan sejalan dan perbuatannya juga sama.

Dalam hubungannya dengan budaya Islam di Jawa, aliran keilmuan gaib terbagi dalam 3 aliran besar, yaitu Aliran Kejawen, Aliran Hikmah dan Aliran Islam Kejawen.

Keilmuan gaib dalam Aliran Kejawen masih menggunakan amalan-amalan doa yang asli berbahasa Jawa. Sebagian ada yang merupakan ilmu-ilmu tua yang masih asli dan diturunkan secara turun-temurun menjadi ilmu keluarga. Tetapi ilmu gaib kejawen itu kadar kekuatannya sudah tidak lagi sekuat ilmu aslinya dulu karena dalam menekuninya tidak lagi berdasarkan kekuatan kebatinan jawa dan sudah tidak lagi dilakukan cara-cara berat yang sama dengan aslinya dulu, misalnya laku puasanya tidak lagi puasa ngebleng, tetapi hanya puasa biasa saja dari subuh sampai mahgrib atau hanya puasa berpantang makanan tertentu saja.

Keilmuan gaib dalam Aliran Hikmah banyak berkembang di kalangan pesantren dan perguruan-perguruan silat berlatar belakang agama Islam dengan ciri khas doa/amalan ilmu berbahasa Arab. Keilmuan ini didasarkan pada penghayatan ketuhanan dalam agama Islam.

Keilmuan gaib aliran Islam Kejawen adalah ilmu gaib kejawen yang dilakukan oleh penganut agama Islam yang dalam prakteknya ilmu gaib kejawen itu sudah ditambahkan dengan basmalah dan kalimat syahadat (supaya terkesan bernuansa agama Islam dan tidak dibilang sesat), yang seringkali menyebabkan kekuatan gaibnya menurun menjadi tinggal sepertiganya saja (karena sugestinya dirubah). Misalnya amalan gaib kejawen yang awalan pembukanya aslinya berbunyi Hong ........ , kemudian diganti dengan Bismillah ........... ,  atau yang aslinya menyebut Kakang Kawah Adi Ari-ari ....... , kemudian diganti dengan kalimat syahadat.

Dalam hubungannya dengan budaya Islam, terutama di Jawa, ilmu-ilmu gaib, ilmu gaib kejawen dan ilmu-ilmu kebatinan seringkali dikatakan sesat/musryik/syirik, dan dikonotasikan sama dengan ilmu-ilmu perdukunan atau disamakan dengan budaya animisme/dinamisme. Di sisi lain, semua keilmuan gaib dan kegaiban yang dilakukan oleh praktisi dan tokoh-tokoh agama Islam dianggap sebagai karomah dan ilmu-ilmu gaib yang menggunakan amalan-amalan bernuansa agama Islam (berbahasa arab) sering disebut sebagai "Ilmu Allah"  (namun ada juga pihak-pihak yang mengkritisi istilah tersebut, apakah benar ilmu itu diajarkan oleh Allah ?,  apakah Allah mengajarkan ilmu gaib untuk menciptakan kegaiban ? ).

Ilmu gaib dan berkhodam dalam aliran kejawen dan aliran Islam kejawen cara mendapatkannya dan dalam penggunaannya banyak yang masih mengikuti budaya lama, yaitu masih harus dilakukan dengan cara berpuasa, menyepi, tirakat, sesaji kembang, tumpengan, dsb. Ilmu gaib dan berkhodam dalam aliran Islam lebih praktis, seringkali hanya perlu puasa ringan dan mewirid amalan gaibnya saja (walaupun harus berjam-jam atau berhari-hari melakukannya), ada juga yang hanya perlu membaca syahadat saja untuk transfer ilmunya dan menggunakan sesaji minyak arab dalam penggunaannya.

Di Arab Saudi, negara kiblat agama Islam, keberadaan ilmu-ilmu gaib sudah tidak kelihatan lagi sehubungan dengan adanya larangan penggunaannya oleh agama mereka, karena disinyalir penggunaannya sama dengan ilmu sihir, tenung dan nujum dan sama dengan perbuatan bersekutu dengan setan - iblis. Hukumannya : mati ! 

Negara Arab Saudi mengikrarkan diri untuk tidak mentolerir ilmu gaib dan ilmu sihir, apapun bentuknya, karena kental hubungannya dengan budaya berhala dan bersekutu dengan setan dan iblis, bersekutu dengan selain Allah. Dan agama harus steril dari orang-orang sesat yang menunggangi agama untuk kepentingan keilmuan mereka. Tetapi di negara-negara lain ilmu-ilmu tersebut masih berkembang dan masih banyak digunakan. Justru ilmu-ilmu itulah yang sering dijadikan alat untuk menarik pengikut, sehingga kemudian berkembang suatu pandangan (sampai sekarang), bahwa seorang tokoh agama akan terkenal dan dianggap istimewa (memiliki karomah)  jika orang itu memiliki kegaiban atau menguasai keilmuan gaib. Jika tidak, maka orang itu akan dianggap biasa saja, tidak ada istimewanya.

Di Arab Saudi segala sesuatu yang bisa dihubungkan dengan doa amalan dan ilmu gaib adalah terlarang. Disana anda boleh berjualan batu akik dan batu permata. Tetapi bila anda mengatakan batu akik jualan anda atau cincin akik yang anda pakai bertuah pengasihan, kewibawaan, dsb, itu sudah cukup untuk membuat anda dibawa ke dalam tahanan dan dihukum pancung. Begitu juga bila anda berjualan minyak wangi, minyak wangi umum atau minyak wangi arab, atau berjualan benda-benda lain, jangan sekali-kali mengatakan hubungannya dengan gaib. Dan jangan sekali-kali mencari atau menjual benda-benda seperti menyan arab, buhur, candu dan madat arab yang jelas sekali hubungannya dengan gaib.

Begitu juga bila anda bekerja sebagai TKI/TKW di Arab Saudi, sebaiknya anda berhati-hati. Di negeri kita ilmu gaib seperti pengasihan supaya disayang atasan, kewibawaan supaya terlihat berwibawa dan dihormati orang, ilmu keselamatan, dsb, sifatnya umum, banyak diamalkan orang. Tetapi ilmu-ilmu itu terlarang disana, bisa dijadikan alasan oleh majikan atau teman kerja anda untuk anda dijerat hukum dan dihukum mati, entah anda benar mengamalkan ilmu itu ataupun tidak. Hati-hati juga bila anda berlama-lama berdoa sesudah sholat, jangan sampai anda dianggap mendoakan majikan atau keluarganya yang bisa disamakan sebagai anda mengguna-gunai mereka. Bahkan bila majikan anda di dalam mimpinya bertemu dengan anda, yang di dalam negeri itu sudah umum dalam penggunaan ilmu pelet dan penundukkan, itu sudah cukup untuk mereka menuduh anda mengguna-gunai mereka, entah anda benar mengamalkan ilmu itu ataupun tidak.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.


Khodam Adalah Roh Dari Ilmu Gaib Berkhodam

Khodam Adalah Roh Dari Ilmu Gaib Berkhodam.

Jenis ilmu gaib berkhodam hanya akan efektif bekerja pada seseorang yang memiliki khodam atau yang sudah menerima khodamnya dengan cara transfer ilmu (transfer khodam / diijazahkan).

Mantra dan amalan gaib yang kegaibannya berasal dari perbuatan sesosok mahluk halus / khodam ilmunya itu tidak akan bekerja jika orang yang tidak memiliki khodam atau belum menerima khodamnya belajar sendiri mengamalkan atau mewirid mantra amalannya. Sekalipun ilmunya bekerja biasanya kegaibannya tidak besar.

Karena itu orang-orang yang sudah berguru ilmu gaib, atau yang sudah mewiridkan sendiri suatu amalan gaib, tetapi ternyata ilmunya itu tidak bekerja, tidak terasa keampuhannya, kemungkinan besar penyebabnya adalah karena dirinya tidak memiliki khodam, atau belum menerima khodamnya. Karena itu sebaiknya orang-orang itu menanyakannya kepada guru yang menurunkan ilmunya itu, apakah dirinya belum menerima khodamnya ataukah masih ada tatacara ilmunya yang belum tepat dijalaninya.

Tetapi tidak semua orang yang mumpuni dalam ilmu gaib dan ilmu khodam, termasuk gurunya, mampu juga melihat gaib dan peka rasa, ilmunya terletak pada kemampuannya mengamalkan doa, amalan dan mantra, dan pada banyaknya koleksi doa, amalan dan mantra, sehingga banyak orang yang mumpuni dalam ilmu gaib dan ilmu khodam, atau bahkan sudah bertahun-tahun berpraktek sebagai paranormal / spiritualis, seringkali tidak mengetahui bahwa dirinya berkhodam dan tidak mengetahui bahwa ilmunya adalah menggunakan jasa mahluk halus / khodam / prewangan, karena dianggapnya ilmunya itu adalah karomah, atau dianggapnya sama dengan ilmu kebatinan, atau ilmu spiritual, atau karena ia hanya mengamalkan saja doa amalan / mantranya. 

Seseorang yang menguasai ilmu gaib berkhodam, sekalipun dengan ilmu gaibnya itu ia bisa melakukan banyak perbuatan gaib dan bisa menggerakkan mahluk halus tertentu untuk melakukan suatu perbuatan gaib, belum tentu orang itu bisa juga melihat gaib, seringkali malah ia tidak tahu mahluk gaib apa atau siapa yang sudah melaksanakan perbuatan gaibnya itu, karena ia hanya membacakan saja amalannya / mantranya. Begitu juga dengan orang yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping, belum tentu orangnya itu bisa / pernah melihat sosok wujud gaibnya dan mengenal khodamnya itu (bahkan banyak juga yang tidak menyadari bahwa dirinya berkhodam).

Seseorang yang menurunkan suatu ilmu khodam juga seringkali tidak menyatakan bahwa ilmunya adalah menggunakan jasa khodam mahluk halus. Karena itu seseorang yang mempelajari atau diberi suatu ilmu gaib (amalan ilmu) seringkali tidak menyadari adanya penggunaan jasa mahluk halus ini, karena ia hanya mewirid / mengamalkan saja amalan dan mantranya, atau laku tirakat dan puasanya, sesuai persyaratan ilmunya.

Karena ketidaktahuan bahwa dirinya berkhodam, maka persyaratan dari seseorang yang mempunyai khodam, yaitu sesaji untuk khodamnya, seringkali tidak diberikannya, sehingga banyak orang-orang berkhodam yang sering mendapat "teguran" dari khodamnya itu, bisa berupa keapesan / kesialan / celaka, seret rejeki, pertengkaran rumah tangga, anggota keluarganya sakit karena ditegur gaib, dsb. Ada juga tegurannya yang sampai mengakibatkan celaka / kematian pada anggota keluarganya.

Adanya khodam dalam penggunaan ilmu seringkali bersifat sensitif. Ada orang-orang yang tidak tahu bahwa ilmunya adalah ilmu gaib berkhodam yang menggunakan jasa mahluk halus sebagai khodamnya (prewangan). Tetapi ada juga orang-orang yang tahu tetapi tidak mau mengakui bahwa ilmunya adalah ilmu gaib berkhodam. Karena banyak orang tidak mau dirinya dikatakan bersekutu dengan iblis dan setan, atau dikatakan bersekutu dengan selain Allah, maka orang-orang itu sering menyebut ilmunya sebagai ilmu spiritual atau ilmu kebatinan atau karomah. Ada juga yang menyebut ilmunya sebagai Ilmu Allah karena ilmunya berlatar-belakangkan agama.

Tetapi di sisi lain ada juga orang yang nyata-nyata mengakui bahwa ilmunya adalah ilmu berkhodam. Ada yang supaya khodam dan ilmunya dianggap "halal" orang menyebut khodamnya sebagai khodam malaikat, qorin, dsb. Bahkan ada yang bangga mengagung-agungkan khodamnya itu. Ada yang menyebutkan bahwa khodamnya adalah khodam macan, raja jin, jin muslim, ada juga yang menyebutnya khodam malaikat, khodam tingkat tinggi atau khodam syech. Ada juga yang sengaja menjual khodam, menjual ilmu gaib, batu mustika, batu akik dan jimat isian, tasbih bertuah, dsb yang semua jualannya itu berkhodam.

Adanya khodam pada seseorang seringkali menjadikan perbuatan-perbuatan orang itu mengandung kegaiban tersendiri. Khodamnya itulah yang melakukannya untuknya. Seseorang yang berkhodam, entah khodamnya itu berasal dari lakunya berilmu, atau khodam itu datang sendiri kepadanya menjadi khodam pendampingnya, disadari atau tidak olehnya, seringkali khodamnya itu menjadikan perbuatan-perbuatannya mengandung kegaiban tersendiri yang itu berbeda dibandingkan orang-orang lain yang tidak berkhodam. Jika itu terjadi pada orang-orang yang umum / awam, atau pada orang-orang berilmu, atau pada orang-orang yang "dituakan"  atau menjadi sesepuh masyarakat, orang itu disebut "berisi" dan kata-katanya manjur selalu terjadi (idu geni). Jika itu terjadi pada orang-orang yang menjadi tokoh / pemuka agama seringkali orang itu disebut berkaromah.

Tetapi sama dengan manusia, tidak semua khodam dan mahluk halus berwatak baik. Ada juga yang tidak baik dan suka menipu. Sebaiknya jangan kita hanya mengagung-agungkan keampuhan ilmu dan khodam kita saja, kita juga harus bisa menilai perwatakan khodam kita, jangan sampai kita dikelabui / ditipu oleh khodam kita sendiri.

Ada banyak kejadian pada orang-orang yang sangat yakin bahwa dirinya bisa melihat gaib, merasa mengerti gaib, sangat yakin dan sering mempertunjukkan / mempamerkan kemampuannya itu kepada orang lain, banyak yang khodamnya itu semakin kurang ajar menipu orangnya. Dari yang semula penglihatan gaibnya biasa saja, hanya mengenai gaib-gaib yang biasa saja, kemudian meningkat orangnya diberikan penglihatan atas sesuatu yang bersifat istimewa. Ada banyak orang yang sampai diberikan penglihatan gaib atau mimpi tentang alam kubur, siksa kubur, neraka dan surga, melihat raja-raja, dewa-dewa, melihat nabi-nabi dan orang-orang mulia, melihat malaikat, bahkan melihat Pribadi-Pribadi yang menjadi Tuhan dan merasa bisa berkomunikasi dengan mereka. Orangnya merasa memiliki pengalaman gaib yang istimewa, padahal semuanya itu adalah palsu belaka. Penglihatan gaibnya fiktif. Bila orangnya tidak bisa memfilter mana yang benar dan mana yang palsu, maka orangnya akan semakin tenggelam di dalam penipuan / penyesatan oleh khodamnya itu. 

Begitu juga terjadi pada orang-orang yang keilmuannya sangat mengandalkan khodamnya, yang keilmuannya sangat mengandalkan bacaan doa-doa dan amalan / mantra, banyak yang khodamnya itu menipu orangnya (dan pasiennya). Banyak terjadi pada usaha pembersihan gaib yang ketika si pasien sedang disembuhkannya dari tubuh si pasien keluar benda-benda santet, padahal aslinya si pasien tidak disantet. Ada juga yang si pasien oleh khodam orangnya sengaja dibuat kesurupan, padahal aslinya si pasien tidak ada masalah dengan gaib. Dengan berbuat begitu khodamnya itu sudah membuat orangnya merasa ilmunya ampuh, dan si pasien juga menganggapnya begitu (walaupun perbuatan khodamnya itu tidak benar).

Jadi sekalipun diri kita merasa memiliki khodam, khodam yang ampuh bertuah, dan ilmu-ilmu yang ampuh, kita sendiri harus selalu waspada dan harus bisa memfilter mana yang benar dan mana yang tidak. Jangan sampai kita malah ditipu oleh khodam kita sendiri.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.


Pengertian Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Pengertian Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam secara umum adalah suatu jenis keilmuan untuk tujuan memiliki kemampuan melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib dan bernuansa gaib, perbuatan-perbuatan yang tidak sewajarnya, yang melebihi kemampuan manusia biasa, sering juga disebut sebagai Ilmu Supranatural / Metafisika, karena menyangkut hal-hal yang tidak tampak mata manusia biasa dan diluar kewajaran.

Ilmu gaib dan ilmu khodam ini sering salah kaprah disamakan orang dengan Ilmu Kebatinan, karena banyak berisi mantra-mantra dan amalan-amalan gaib atau dalam rangka ngelmu-nya ada laku prihatin, puasa dan tirakat seperti halnya laku orang yang menjalani ilmu kebatinan, walaupun ilmu-ilmu itu sebenarnya berbeda.

Ilmu gaib adalah suatu jenis keilmuan yang bertujuan untuk bisa menciptakan perbuatan-perbuatan gaib / ajaib yang umumnya berasal dari kekuatan sugesti pada amalan-amalan gaib, doa dan mantra.

Dalam praktek penggunaannya "bentuk" ilmu-ilmu dalam ilmu gaib bisa sama dengan ilmu tenaga dalam, kebatinan dan spiritual, tetapi dalam pengamalan ilmu gaib ini tidak selalu diutamakan optimalisasi potensi diri karena sumber kegaibannya bisa berasal dari mana saja, bisa dari diri sendiri, bisa juga dari kegaiban yang lain (khodam). Di dalamnya juga ada mantra-mantra / amalan-amalan gaib, doa-doa, puasa, tirakat, dsb, seperti halnya dalam ilmu kebatinan, sehingga banyak orang yang salah menganggap ilmu gaib sama dengan ilmu kebatinan, padahal sebenarnya berbeda.

Tujuan dalam mempelajari ilmu gaib penekanannya adalah langsung pada hasil yang ingin dicapai, sesuai tujuannya orang berilmu, yaitu keberhasilannya dalam menguasai dan mempraktekkan ilmu-ilmu gaib, bukan untuk mengoptimalkan potensi diri atau mengolah kebatinan, juga dalam pembelajarannya tidak diperlukan filosofi-filosofi kebatinan untuk membentuk kerohanian / kebatinan pelakunya.

Dengan kata lain ilmu gaib ini adalah sejenis ilmu terapan, yaitu ilmu-ilmu yang tujuannya adalah hanya untuk langsung bisa mempraktekkan kegaiban, biasanya dilakukan dengan membacakan doa, amalan dan mantra.

Ilmu Khodam adalah ilmu gaib yang kekuatan / keampuhan ilmunya meminjam jasa kegaiban sesosok mahluk halus sebagai khodam ilmunya (bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, dsb). Biasanya dilakukan dengan mengucapkan mantra-mantra atau doa amalan tertentu atau dengan memerintah langsung mahluk halusnya. Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa ilmu khodam adalah ilmu gaib berkhodam, yaitu jenis ilmu gaib yang menggunakan khodam ilmu / prewangan.


Jadi yang membedakan ilmu khodam dengan ilmu-ilmu lain adalah pada penggunaan jasa gaib lain (khodam) sebagai sumber kekuatan ilmunya. Ada kalanya untuk mendapatkan ilmu atau khodam tertentu (ngelmu gaib) seseorang harus menjalankan laku tirakat dan berpuasa yang mirip dengan yang dilakukan orang dalam olah kebatinan, sehingga kedua jenis ilmu itu seringkali dianggap orang sama, padahal sebenarnya berbeda.

Khodam adalah istilah untuk sesosok mahluk halus yang mau dimintai bantuannya oleh manusia untuk melakukan suatu perbuatan tertentu (perewangan), atau sesosok mahluk halus yang digunakan dalam pengamalan ilmu gaib.

Khodam adalah juga istilah untuk sesosok mahluk halus yang sudah menjadikan sebuah benda bertuah.

Mahluk halus khodam bisa dari jenis apa saja, bisa bangsa jin, dedemit kuntilanak, gondoruwo, sukma / arwah manusia, bisa berasal dari khodam mustika, batu akik, jimat dan pusaka, khodam ilmu / pendamping, bisa juga mahluk halus yang dipanggil datang / dihadirkan (ilmu hadiran) untuk diperintah melakukan suatu perbuatan gaib tertentu. 

Ada banyak sekali mahluk halus di bumi ini. Yang disebut khodam adalah mahluk halus yang mau dimintai bantuan gaibnya (diperintah) oleh seseorang untuk melakukan suatu perbuatan gaib tertentu. Jika mahluk halus itu tidak mau dimintai bantuan gaibnya (tidak mau diperintah), maka mahluk halus itu tidak disebut khodam, tetapi hanya mahluk halus biasa saja yang sama dengan mahluk halus lainnya yang umum.

Dan sebuah benda disebut berkhodam jika mahluk halus yang berdiam di dalamnya mau dimintai bantuannya (diperintah) untuk melakukan suatu perbuatan gaib tertentu atau bendanya memberikan tuah kegaiban tertentu bagi pemiliknya / pemakainya. Jika mahluk gaib di dalamnya tidak mau diperintah, atau bendanya tidak memberikan tuah gaib tertentu bagi pemiliknya, maka benda itu tidak disebut benda berkhodam, tetapi hanya benda biasa saja yang berpenghuni gaib, tidak bertuah, dan tidak bisa menjadi jimat / pusaka bagi seseorang, karena tidak memberikan tuah apa-apa.

Mahluk gaib khodam bisa berdiam di dalam sebuah benda gaib, bisa juga mendampingi manusia menjadi khodam ilmu / pendamping, atau masuk dan bersemayam di dalam badannya / kepalanya (ketempatan mahluk halus), atau didatangkan / dihadirkan untuk diperintah melaksanakan tujuan dari ilmu gaibnya, seperti untuk penjagaan / perlindungan / keselamatan gaib, kekuatan / kekebalan / kesaktian, pengasihan, pelet, santet, guna-guna, penundukkan, kepangkatan, penglaris dagangan, memperlancar rejeki / kekayaan, pesugihan, dsb. Jenis-jenis ilmu inilah yang biasa disebut sebagai ilmu gaib berkhodam, yaitu ilmu gaib yang menggunakan jasa kegaiban lain (khodam) sebagai sumber kekuatan / keampuhan ilmunya.

Khodam pendamping adalah khodam dari suatu ilmu gaib atau sesosok mahluk halus lain yang datang kepada seseorang dan menyertainya sehari-hari (mendampinginya, seringkali juga membantunya sehari-hari, sehingga banyak keinginan-keinginan atau doa-doanya dan perkataannya menjadi sering terwujud).

Khodam pendamping ada 2 macam, yaitu :

  1. Khodam pendamping yang umum, yang sehari-harinya mendampingi seseorang untuk memberikan fungsi / tuah yang umum, biasanya penjagaan gaib / keselamatan,
  2. Khodam pendamping yang sifatnya khusus, yang menjadi khodam ilmu, yang keberadaannya khusus untuk melaksanakan perintah atau ilmu gaib seseorang seperti untuk keselamatan / penjagaan gaib, penglarisan, pengasihan, kewibawaan, penundukkan, pelet, santet, dsb.

Khodam pendamping yang umum, khodam dari leluhur, dan khodam mahluk lain yang datang kepada seseorang seringkali tidak dengan sengaja diundang dan tidak disadari keberadaannya. Seringkali khodam ini datang kepada seseorang yang tekun beribadah dan rajin berdoa / wirid dan kemudian mengikutinya dan mendampinginya sehari-hari dan seringkali juga membantunya sehingga keinginan-keinginan atau doa-doanya dan kata-katanya menjadi sering terwujud. Khodam pendamping yang umum ini, sesuai dengan fungsinya sebagai pendamping, bisa memberikan fungsi yang lebih luas dibanding khodam ilmu.

Khodam pendamping yang umum itu akan berubah menjadi khodam ilmu dan bersifat khusus bila orangnya kerap mengamalkan ilmu gaib atau amalan doa, apapun tujuannya, apalagi pada orang-orang yang sudah berpraktek sebagai orang pinter, spiritualis, dukun, dsb.

Khodam Ilmu adalah khodam pendamping yang sifatnya khusus, yang menjadi khodam dari ilmu seseorang, yang keberadaannya khusus untuk melaksanakan perintah atau ilmu gaib seseorang. Khodamnya bisa dari jenis mahluk halus apa saja, bisa bangsa jin, kuntilanak, gondoruwo, sukma / arwah, khodam pusaka, batu akik, khodam mustika, dsb.

Di kalangan ilmu gaib / khodam mereka biasa dengan sengaja mendatangkan khodam ilmunya dengan cara mewirid amalan gaibnya selama berhari-hari, ada juga yang disertai dengan puasa khusus.

Tetapi selain yang merupakan khodam ilmu dan khodam dari leluhur, ada khodam yang datang sendiri kepada seseorang dengan tidak sengaja didatangkan, tidak sengaja diundang dan juga tidak disadari keberadaannya. Seringkali khodam ini datang kepada seseorang yang tekun beribadah dan rajin berdoa / wirid. Ada juga mahluk halus yang datang sendiri kepada seseorang ketika orangnya masih kecil (ketempatan mahluk halus).

Biasanya seseorang yang tekun bersemadi, meditasi, zikir dan wirid, dan yang sengaja mewirid amalan gaib tubuhnya akan memancarkan energi tertentu dan pikirannya akan memancarkan gelombang tertentu. Pancaran energi dan gelombang pikiran inilah yang seringkali mengundang datangnya mahluk halus kepada seseorang, walaupun tidak semua kedatangannya itu sengaja diundang. Kedatangannya itu juga seringkali tidak disadari.

Bila khodam ini berasal dari mahluk gaib golongan putih, biasanya tidak akan mendatangkan masalah selama sesajinya terpenuhi. Sebaiknya jangan menerima khodam bangsa jin dari golongan hitam, karena akan cenderung menyesatkan dan akan menyulitkan dalam proses kematian. 

Bagi anda pengguna ilmu khodam (dan yang memiliki khodam pendamping), sebaiknya berhati-hati dalam penggunaan ilmunya, juga berhati-hati dalam memilih jenis khodam ilmunya. Penggunaan jasa mahluk halus biasanya harus disertai dengan sesaji tertentu (kembang, telor ayam, minyak arab, bakaran menyan / dupa, dsb)  sebagai upah si mahluk halus karena sudah bekerja membantu anda, mewujudkan keinginan anda.

Dalam mendapatkan ilmu khodam tersebut dan dalam penggunaannya sebaiknya ditanyakan kepada si orang pemberi ilmu, atau bertanya langsung kepada khodamnya itu sendiri, kalau bisa, tentang semua persyaratan yang diminta oleh si khodam. Bila sesaji yang dimintanya tidak dipenuhi, atau anda lupa memberikannya, biasanya si khodam akan "menegur" anda dengan caranya sendiri. Banyak orang-orang berkhodam dan orang-orang pinter, spiritualis, dsb yang karena ketidaktahuannya tentang sesaji sering mendapatkan teguran dari khodamnya. Bentuknya bisa apes / kesialan / celaka, sakit-penyakit, seret rejeki atau pertengkaran keluarga, bahkan ada yang sampai mengakibatkan kematian pada anggota keluarga. Sebaiknya jangan menerima khodam dari golongan hitam, karena akan menyesatkan anda dan akan menyulitkan anda dalam proses kematian. Dan teguran yang berasal dari mahluk halus golongan hitam lebih berat daripada yang berasal dari golongan putih.

Sebaiknya kita berhati-hati, jangan terdorong untuk memiliki banyak jimat dan khodam, karena itu sama saja dengan kita mengumpulkan mahluk halus. Tidak semuanya pasti bermanfaat untuk kita, bisa-bisa malah memberatkan jalan hidup kita. Miliki seperlunya saja, yang tuah dan pengaruhnya baik, jangan berlebihan dan sesajinya harus selalu rutin dipenuhi.

Juga hati-hati dengan amalan dan ilmu-ilmu gaib, karena tidak semuanya bersifat baik, terutama amalan dan ilmu-ilmu yang bersifat agresif. Jangan sampai ternyata memberikan efek yang malah memberatkan jalan hidup kita.

Secara umum pada jaman sekarang ini aliran ilmu gaib dan ilmu khodam dicirikan sebagai jenis keilmuan gaib yang mengandalkan kekuatan sugesti atau wiridan doa, amalan gaib dan mantra-mantra, dicirikan sebagai jenis keilmuan gaib yang penuh dengan amalan dan mantra, sangat mengandalkan amalan dan mantra, semua perbuatan ilmunya dilakukan dengan amalan dan mantra, selalu ada doa / amalan / mantra yang diucapkan. Sumber kekuatan ilmunya adalah pada kekuatannya mengsugesti doa amalan / mantra (dan khodamnya), bukan dari kekuatan kebatinan. Dengan demikian proses laku, tatacara dan hasil yang dicapai dalam keilmuan gaib ini akan berbeda dengan ilmu kebatinan, walaupun orang sering menganggapnya sama.

Selain kegaiban yang aslinya adalah dari sugesti ilmu tenaga dalam, kebatinan dan spiritual, secara umum ilmu gaib yang dipraktekkan oleh banyak orang adalah ilmu gaib berkhodam. Keampuhan ilmunya mengandalkan bantuan kekuatan lain, yaitu kekuatan / kegaiban khodamnya.

Bagi mereka yang mempelajari atau diberi ilmu-ilmu gaib, sudah umum bila mereka berkaitan dengan mahluk halus sebagai khodamnya, ada penyatuan secara langsung maupun tidak langsung, antara dirinya dengan gaibnya, disadari ataupun tidak.

Dengan ilmu berkhodam, secara langsung ataupun tidak langsung, disadari ataupun tidak, orang itu menyatu dengan roh halus khodamnya itu dan kekuatan ilmunya menjadi sebanding dengan penyatuannya dengan roh itu.

Tingkat kemanjuran ilmunya tergantung pada tingkat penyatuan seseorang dengan khodamnya dan tingkat kemampuannya mengsugesti khodamnya.

Kekuatan ilmunya tergantung pada kekuatan sugesti seseorang, kekuatan mantra (kadar perintah kerja di dalam mantranya) dan kekuatan gaib khodamnya itu sendiri.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.


Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Ilmu Gaib dan Ilmu Khodam

Tulisan-tulisan Penulis yang terkait dengan hal-hal kegaiban, kebatinan dan spiritual tidak dimaksudkan untuk menyimpang dari ajaran agama apapun dan tidak perlu dipertentangkan dengan agama apapun, dan tidak ada maksud untuk meninggikan atau merendahkan agama tertentu, karena agama adalah bersifat pribadi bagi yang percaya dan mengimaninya, tetapi di dalamnya terkandung pengungkapan fakta dan pesan-pesan moral untuk menambah kebijaksanaan manusia dalam memahami agama dan untuk hidup berkeagamaan yang lebih baik dan menambah kesadaran manusia untuk berperilaku berbudi pekerti sebagai dasar dari akhlak dan pribadi yang mulia.

Dalam memahami hal-hal gaib dan mahluk halus, keilmuan gaib, kebatinan dan spiritual, ketuhanan dan keagamaan, karya-karya luhur dan budaya bangsa kita dibutuhkan kearifan dan netralitas yang tinggi, karena mengandung nilai kawruh yang sangat tinggi. Jika belum matang dalam beragama maka akan muncul sentimen agama dan keAkuan agama. Tiada maksud lain dari kami kecuali hanya ingin mengungkapkan "isi" dari budaya leluhur dengan pendekatan spiritual dan pengungkapan fakta di dalamnya sepanjang pengetahuan yang kami miliki.

Pengungkapan fakta-fakta itu dimaksudkan supaya kita mempunyai pengetahuan yang benar tentang sesuatu, terutama tentang apa yang menjadi isi dari tulisan-tulisan Penulis sesuai tema tulisannya masing-masing. Sebagiannya juga bermanfaat untuk para pembaca yang sudah mempelajari suatu jenis keilmuan untuk dijadikan bahan memperdalam dan meningkatkan kualitas keilmuannya itu. Diharapkan para pembaca sudah cukup "sepuh" secara kejiwaan dalam membaca tulisan-tulisan Penulis, supaya lebih bisa objektif dalam menilai dan menyikapi, terutama atas hal-hal "sensitif" dan fakta-fakta yang ternyata tidak sesuai dengan citranya selama ini yang ada di pikirannya atau citra yang berbeda dari yang selama ini ada di masyarakat.

Pada masa sekarang ada banyak sekali pembelajaran dan tulisan tentang ilmu gaib dan ilmu khodam yang sering salah kaprah dianggap orang sama dengan ilmu kebatinan, apalagi banyak pelakunya yang menyatakan bahwa keilmuannya adalah jenis ilmu kebatinan. Tetapi sekalipun di dalam ilmu-ilmu tersebut ada banyak bentuk ilmu dan laku yang mirip dengan kebatinan, tetapi ilmu gaib dan ilmu khodam sama sekali tidak bisa disamakan dengan ilmu kebatinan, karena sifat dan tujuan keilmuannya berbeda. Mengenai pengertian ilmu kebatinan, supaya kita bisa jelas membedakannya dengan ilmu gaib dan ilmu khodam Penulis sudah menuliskannya dalam halaman tersendiri berjudul Olah Batin dan Kebatinan.

Yang sekarang masih banyak dijalani dan dipraktekan orang, yang sering dikatakan sebagai ilmu kebatinan seperti ilmu kejawen atau ilmu Islam kejawen, kebanyakan proporsinya sebagai ilmu kebatinan sangat kecil, mungkin 10% saja tidak sampai. Sekalipun dalam ilmu-ilmu tersebut di dalamnya ada banyak bentuk laku keilmuan yang mirip, seperti adanya mantra dan amalan-amalan gaib, laku prihatin, puasa dan tirakat, dsb, ilmu-ilmu itu sebenarnya lebih bersifat sebagai ilmu gaib dan ilmu khodam, bukan kebatinan.

Di dalam halaman ini dituliskan pengertian ilmu gaib dan ilmu khodam, yang sifat dan tujuan keilmuannya berbeda dengan keilmuan kebatinan, sehingga jika kita menjalaninya, untuk mempelajarinya dan untuk tujuan mengembangkannya jangan disamakan dengan yang untuk keilmuan kebatinan.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.