Olah Laku Kebatinan
Ada tips sederhana untuk melatih kekuatan dan kekerasan batin dan mental sbb :
Di tempat yang berpenghuni mahluk halus, bila kita merinding, itu biasa. Tetapi bila kita bisa merasakan adanya tekanan di dada sampai kita merasa seperti sulit bernafas, berarti kita bisa merasakan keberadaan mahluk halus itu dengan rasa , ada semacam perbenturan energi di dada. Kondisi inilah yang kita inginkan untuk melatih kekuatan batin.
Tetapi bila kita merinding dan merasakan takut yang mencekam, berarti si mahluk halus memancarkan sinyal tidak menghendaki keberadaan kita disitu. Sebaiknya kita jangan menunjukkan perilaku yang tidak pantas, seperti sok berani tidak takut, apalagi menantang. Sebaiknya kita berhati-hati dan menghormati keberadaan mereka. Lebih baik kita menyingkir saja, cari aman. Yang penting sama-sama selamat.
Ada banyak jenis mahluk halus dan wujudnya pun bermacam-macam. Ada yang menyerupai manusia, ada juga yang menyerupai binatang. Ada yang menyeramkan, ada juga yang cantik / ganteng, enak dipandang. Tetapi walaupun sosoknya cantik / ganteng, tetap saja membuat takut. Sebenarnya yang membuat takut bukan semata-mata penampilannya, tetapi terutama adalah pancaran psikologisnya yang sengaja membuat takut manusia, sehingga walaupun manusia tidak melihat sosoknya, dan mahluk halusnya juga tidak menampakkan dirinya, tetapi pancaran psikologisnya itu sudah dapat membuat manusia lemas ketakutan atau bahkan pingsan.
Untuk melatih membangun kekuatan rasa dan batin, pada saat kita merasa dada tertekan seperti disebut di atas (dan tidak merinding ketakutan), cobalah tenangkan batin, tetapi jangan menenangkan nafas, biarkan nafas tetap tertekan. Rasa tertekan di dada itulah yang kita cari. Lebih bagus lagi bila pada saat itu kita juga merasakan tangan dan seluruh tubuh bergetar kencang. Itu adalah gerakan perlawanan dari sukma kita plus kundalini (sejenis tenaga dalam murni). Cobalah rasa dada tertekan itu dilawan, bukan dengan menenangkan nafas, tetapi dengan menekan nafas. Hirup nafas yang banyak dan tekan di dada sampai rasa tertekan di dada itu hilang. Bila perlu, lakukan sedikit gerakan tangan untuk bantuan (tangan mengepal dan badan dikeraskan). Dengan beberapa kali melakukan cara sederhana seperti itu saja kita sudah melatih membangun kekuatan rasa dan kekerasan batin. Setelah beberapa kali latihan, anda bisa merasakan sendiri adanya perbedaan pada diri anda.
Latihan di atas tujuannya adalah untuk menguatkan mental dan keyakinan, melatih kekerasan batin, bahwa secara roh kita juga bisa berdiri berdampingan dengan mahluk halus lain. Harus ditekankan bahwa cara di atas tidak dimaksudkan sebagai sikap sok kuat, apalagi menantang, tetapi untuk menumbuhkan suatu keyakinan bahwa bumi ini adalah milik semua mahluk, sehingga selama kita tidak bersikap mengganggu atau menantang, maka kita akan bisa hidup berdampingan secara roh dengan mahluk halus lain. Cara di atas selain akan meningkatkan keyakinan / kekuatan batin, juga akan meningkatkan kekerasan batin, kekuatan sukma dan mengalirkan kundalini yang akan menguatkan dan menyegarkan tubuh kita.
Cara latihan di atas bisa diibaratkan seperti kita latihan bulu tangkis dengan mencari lawan latihan. Dengan sering melakukan latihan tanding dengan sendirinya kemampuan kita juga akan meningkat, sehingga yang awalnya kita belum mahir, lama-kelamaan kita terpacu untuk bisa mengimbangi permainan lawan.
Harus diperhatikan : cara ini termasuk berbahaya. Lakukanlah secara hati-hati dan sopan. Pada saat kita latihan tersebut, jangan berpikir dan bersikap bahwa kita akan melawan mahluk halus tersebut (jangan sok kuat tidak takut, apalagi menantang), tetapi tanamkan dalam hati bahwa kita hanya berusaha untuk belajar menguasai / mengendalikan diri. Jika selama berada di tempat tersebut kita merasakan merinding dan rasa takut yang mencekam, itu berarti ada mahluk halus yang tidak suka dengan kehadiran kita disitu. Untuk amannya, sebaiknya kita menyingkir saja. Yang penting: sama-sama selamat.
Sejalan dengan latihan di atas, orang-orang yang tinggal di pedesaan atau di lingkungan yang sepi yang masih banyak tempat / pohon yang angker dan wingit, orang-orang yang terbiasa melewati atau mengunjungi tempat-tempat angker dan menakutkan, dan selalu berhasil menekan rasa takutnya, akan mempunyai kekuatan sukma dan kekerasan batin yang lebih dibandingkan orang-orang yang tidak berani mendatangi atau melewati tempat-tempat yang angker.
Untuk meningkatkan kekuatan batin dan keimanan juga harus disertai dengan usaha meningkatkan kekerasan batin dan kekerasan watak, sehingga kegaiban kebatinannya menjadi bulat menyatu dengan kepribadian kita, tidak mengambang dan tidak mudah melemah.
Dengan mengimani kebersamaan Tuhan dengan kita dan mengimani kuasaNya yang mengisi tubuh dan roh kita, jangan lagi kita merasa takut dengan kegelapan, roh-roh halus dan tempat-tempat angker, tetapi jangan juga bersikap sombong dan menantang (jika kita masih takut dengan kegelapan / kesunyian, berarti kita tidak mengimani kebersamaan kita dengan Tuhan).
Kita bisa melatih kekerasan batin untuk tidak takut dengan kegelapan / kesunyian, tidak takut dengan keberadaan mahluk-mahluk halus, tetapi harus ditekankan bahwa cara ini tidak dimaksudkan untuk menantang atau sok berani, hanya sebagai usaha untuk meningkatkan kekerasan batin dan kekuatan batin untuk ketahanan jiwa.
Rasa takut itu alami dan bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang-orang sakti dan yang sudah menekuni kebatinan. Tetapi harus disadari bahwa kalau kita masih takut dengan kegelapan / kesunyian dan masih takut dengan kehadiran mahluk-mahluk halus, berarti kekerasan batin kita lemah.
Untuk tujuan melatih kekerasan batin, untuk menekan rasa takut itu jangan digunakan amalan-amalan gaib atau doa-doa pengusir mahluk halus, tetapi tekankan pada kekerasan hati dan batin dan penghayatan kedekatan hati dengan Tuhan, yakin bahwa Tuhan memberikan kuasa dan kekuatan kepada kita untuk menjadi lebih kuat daripada sosok-sosok halus yang ada di sekitar kita (sebaiknya anda juga menjalankan laku seperti yang sudah dituliskan dalam halaman berjudul Kebatinan dalam Keagamaan).
Setelah mendalami pemahaman-pemahaman, dasar-dasar dan tujuan kerohanian / kebatinan, tahapan laku selanjutnya dalam olah keilmuan kebatinan adalah melakukan laku-laku tertentu, tirakat dan amalan-amalan tertentu untuk meningkatkan kekuatan sugesti, kekuatan kebatinan, mendapatkan pencerahan-pencerahan, dan memahami sisi kegaiban (sisi yang tidak tampak mata) dalam kebatinan. Tirakat dan amalan-amalan juga dilakukan untuk memperdalam ilmu-ilmu tertentu, seperti ilmu untuk kekuatan, kesaktian, kekebalan, melihat gaib, terawangan gaib, berkomunikasi dengan roh halus, dsb.
Pada jaman dulu, di Jawa, mayoritas keilmuan kesaktian tingkat tinggi, baik keilmuan kesaktian orang-orang dari golongan putih maupun yang dari golongan hitam (jahat), dominan didasari oleh kekuatan kebatinan, bukan ilmu gaib / khodam dan bukan tenaga dalam. Tetapi jenis dan aliran kebatinan yang ditekuni / dijalani oleh masing-masing orang tidak sama, tergantung alirannya masing-masing dan tergantung juga pada jenis keilmuannya masing-masing.
Sebagian orang yang mendalami ilmu kebatinan juga mempunyai khodam pendamping atau khodam ilmu yang berfungsi sebagai penambah kekuatan kegaiban ilmu kebatinannya. Dalam mengolah ilmu-ilmu kebatinan memang seringkali tidak dapat dipisahkan dari ilmu gaib dan ilmu khodam, karena semuanya berkaitan dengan kegaiban dan sumber kekuatan ilmunya juga bisa berasal dari roh-roh lain (khodam ilmu). Tetapi kegaiban ilmu pada orang-orang kebatinan itu dominan berasal dari kekuatan sugesti dan kekuatan kebatinannya sendiri, bukan dari khodamnya, karena kekuatan gaib dari roh-roh lain, termasuk amalan gaib dan mantra, hanyalah sebagai penambah kekuatan kegaibannya saja, bukan sesuatu yang diandalkan kegaibannya, tidak menjadi tempat bergantung ampuhnya ilmu.
Bila kita sudah mengerti dan menguasai suatu laku kebatinan, maka kita akan memiliki kekuatan gaib tertentu dari kebatinan kita sendiri untuk bermacam-macam keperluan. Bahkan penggunaan tenaga dalam pun akhirnya akan bermuara menjadi tenaga batin, karena dalam menggunakan tenaga dalam tidak lagi menggunakan perasaan atau pikiran, tetapi menggunakan rasa batin. Begitu juga adanya khodam, itu akan menambah sisi kegaiban dari perbuatan-perbuatan kebatinannya, yang untuk menggerakkan khodamnya itu tidak dilakukan dengan japa mantra atau amalan-amalan gaib, tetapi cukup dengan sambat saja (perintah langsung) atau khodamnya akan bekerja sendiri menyatukan diri mengikuti apa yang diperbuat orangnya (mengikuti sugesti kebatinannya) tanpa orangnya perlu terlebih dulu membacakan amalan dan mantra.
Pada tingkatan yang tinggi, kekuatan kebatinan ini dapat mewujudkan suatu kekuatan yang bahkan lebih kuat daripada kekuatan tenaga dalam dan khodam dan melakukannya pun tidak perlu lagi dibantu dengan amalan-amalan, gerakan-gerakan tangan atau kaki atau mengatur nafas, tetapi dilakukan dengan konsentrasi batin saja, bahkan dalam posisi tiduran atau duduk bersemedi pun bisa dilakukan. Bahkan ucapan-ucapan yang dilambari niat batin untuk terjadi, akan dapat benar terjadi, saking kersaning Allah. Kegaiban sukma dari kekuatan kebatinan itulah yang mewujudkan itu terjadi. Orang-orang yang sudah menjadi sedemikian itu sering disebut ucapannya mandi (manjur). Walaupun pewujudan kata-kata itu bisa juga dilakukan oleh orang-orang yang berkhodam, atau orang-orang yang dirinya ketempatan mahluk halus, atau yang menekuni ilmu gaib dan ilmu khodam (dan perdukunan), tetapi kemanjuran ucapannya itu bukan berasal dari kekuatan kebatinannya, tetapi dari khodamnya yang mewujudkan terjadinya kata-katanya itu.
sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists
Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.