04 January 2024

Belajar Olah Rasa

Belajar Olah Rasa

Pada masa sekarang banyak orang yang ingin bisa melihat gaib, dikatakan melihat gaib dengan mata ketiga, sehingga mereka juga rela mengeluarkan sejumlah rupiah untuk bisa instan melihat gaib (walaupun akhirnya banyak juga yang kecewa karena tetap tidak bisa melihat gaib walaupun sudah banyak mengeluarkan rupiah).

Pengertian melihat gaib dengan mata ketiga di atas, yang pada masa sekarang banyak orang menyebutnya sebagai penglihatan mata ketiga, atau ilmu batin, atau ilmu mata batin, yang dikatakan orang bisa melihat gaib dengan menggunakan cakra mata ketiga, adalah pengertian orang pada masa sekarang yang berorientasi hanya ingin bisa melihat gaib saja, yang menganggap kemampuan melihat gaib adalah sesuatu yang sangat istimewa, bahkan dikultuskan dan dikatakan sebagai kemampuan gaib tingkat tinggi, yang sudah membuat banyak orang ingin bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga yang berada di dahi di antara 2 alis mata, yang umumnya pengertian itu berkembang di kalangan ilmu gaib dan ilmu khodam.

Pengertian itu tidak sejalan dengan pengertian di dunia keilmuan kebatinan dan spiritual karena umumnya cara itu sulit untuk dikembangkan untuk bisa melihat / mendeteksi kegaiban tingkat tinggi, sulit untuk bisa digunakan melihat dewa dan buto, apalagi untuk bertarung berkelahi (kontak energi) melawan mahluk halus tingkat tinggi sekelas dewa dan buto. Cara itu juga tidak mendatangkan pengetahuan gaib yang berdimensi tinggi, seperti pengetahuan tentang dewa dan wahyu dewa atau tentang rahasia kegaiban hidup lainnya yang mengantarkan orang menjadi waskita, tidak mengantarkan orang memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan dalam dirinya, tidak menjadikan orang peka sasmita, tidak linuwih dan tidak waskita, sehingga untuk dipandang mumpuni orang akan banyak memunculkan dogma dan pengkultusan yang seringkali tidak sejalan dengan kondisi kegaiban yang sesungguhnya, mengada-ada, tetapi dogma dan pengkultusan itu harus dianggap sebagai benar.

Di dunia kebatinan dan spiritual, semua kemampuan melihat gaib, terutama melihat secara batin dan melihat secara roh, adalah apa yang disebut sebagai penglihatan mata ketiga , artinya orang mempunyai kemampuan untuk melihat sesuatu dengan selain mata wadagnya, yang kemampuan itu akan mendatangkan pengetahuan tersendiri, kebijaksanaan tersendiri, mendatangkan kebijaksanaan spiritual tentang kegaiban hidup dan kegaiban alam, yang akan mengantarkan seseorang memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan dalam dirinya, menjadikannya lebih peka sasmita, menjadikannya lebih sepuh, linuwih dan waskita.

Begitu juga dengan indera keenam. Yang dimaksud indera keenam adalah kepekaan seseorang untuk bisa menginderai sesuatu yang tidak kelihatan mata, dan itu tidak harus orangnya bisa melihat gaib, karena pengertian indera keenam itu terutama adalah kemampuan peka rasa seseorang untuk bisa mendeteksi dan memahami sesuatu yang tidak tampak mata wadagnya, yang tidak dapat diinderai dengan panca inderanya. Kepekaan indera keenam banyak terasah pada orang-orang yang selalu menjaga kepekaan batinnya, yang selalu menjaga untuk selalu bisa peka rasa dan tanggap firasat, mengerti kegaiban, bukannya bisa melihat gaib tapi tidak tanggap sasmita dan tidak sepuh.

Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan dari kegaiban mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi adalah kegaiban sukma yang terjadi dengan sendirinya sebagai efek dari ketekunan penghayatan kebatinan / spiritual, laku prihatin, semedi dan tapa brata mereka.

Dalam keilmuan kebatinan dan spiritual,  yang  pertama  dan  yang  utama  harus dimiliki dahulu adalah  kepekaan rasa batin, dan sudah aktifnya indera keenam, bukan kemampuan melihat gaib, bukan juga pembukaan cakra-cakra tubuh.

Kepekaan rasa dan aktifnya indera keenam itu nantinya akan berlanjut dengan ide-ide / ilham yang mengalir di dalam pikiran yang akan menginspirasi / mengantarkan seseorang pada pengetahuan kebatinan dan spiritual yang lebih tinggi lagi.

Yang ditekankan sebagai tujuan dari olah rasa di halaman ini bukan hanya akan aktifnya indera keenam, tetapi secara keseluruhan adalah kepekaan seseorang dalam komunikasinya dengan sedulur papatnya sendiri sebagai sosok-sosok gaib pendampingnya (teman dari alam gaib) dan kepekaannya terhadap lingkungan / suasana gaib di sekitarnya, termasuk kepekaannya dalam menangkap / menerima rasa dan firasat dan bisikan gaib / wisik / wangsit dari sekitarnya (tanggap sasmita).

Sesudah dengan kepekaan rasa seseorang dapat merasakan sesuatu yang bersifat gaib, yang tidak dapat diinderai dengan mata fisik, barulah kemudian itu dipertegas lagi dengan melihat gaib atau dengan cara-cara kebatinan yang lain. Kalau sudah terbiasa mengasah kepekaan rasa batin, biasanya sukma kita juga akan bekerja, sehingga walaupun tidak bisa melihat gaib, tetapi kita dapat juga mendeteksi keberadaan sesuatu yang gaib dan bisa terbayang sosok wujudnya seperti apa, termasuk sosok gaib yang berdimensi tinggi, dan tujuan keberadaannya dan pesan-pesannya, jika ada.

Walaupun tidak harus, tetapi kepekaan rasa seringkali harus diasah melalui perkumpulan kebatinan / spiritual atau berkumpul dengan orang-orang yang sejalan dan gemar dengan hal-hal gaib. Pada prinsipnya, berkomunikasi dengan sesuatu yang gaib, termasuk roh leluhur, adalah dengan cara kontak rasa dan batin. Kalau sudah bisa melihat gaib, maka komunikasinya bisa dilakukan dengan cara melihat gaib dan saling bertatap muka, seperti orang yang sedang mengobrol. Kalau belum bisa melihat gaib, maka komunikasinya dilakukan dengan cara kontak rasa dan batin.

Jika kita sudah mempunyai sesosok halus yang mendampingi kita, bisa sukma leluhur ataupun khodam pendamping, secara sederhana dan awam kontak batin bisa dilakukan dengan cara memperhatikan ketika ada bisikan gaib mengalir di pikiran atau hati kita, biasanya kita akan menyebut itu sebagai ide / ilham yang mengalir di pikiran kita, bisa juga bentuknya firasat dan mimpi. Mungkin saja itu adalah bisikan gaib yang diberikan oleh leluhur kita atau oleh sosok halus pendamping kita. Bisikan itu bisa tentang apa saja. Dengan begitu berarti kita sudah berusaha peka rasa, memperhatikan. Nantinya kontak batin dan peka rasa itu bisa berlanjut menjadi seperti orang yang bertanya jawab. Tetapi usahakan untuk bisa fokus kepada sedulur papat kita sendiri, jangan kepada yang lain.

Orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga, sebenarnya bukanlah dengan cakra mata ketiganya itu ia melihat gaib. Orang bisa melihat gaib karena sudah aktifnya saraf-saraf imajinasi di kepalanya yang itu memudahkan pikirannya (pancernya) menangkap sinyal gaib dari sedulur papatnya atau dari khodamnya atau dari roh halus lain, sehingga orang tidak bisa melihat gaib hanya dengan cara membuka cakra mata ketiganya saja, saraf-saraf imajinasinya itu harus juga aktif. Tetapi jika saraf-saraf imajinasinya itu belum aktif, orang bisa belajar melihat gaib / mendeteksi kegaiban dengan rasa, dengan melatih saraf-saraf kepekaan rasa di dada. Sesudah itu tinggal dilatih untuk mendayagunakan saraf-saraf imajinasi yang ada di kepala, melihat secara batin.

Aktifnya saraf-saraf imajinasi itu adalah yang dengan sengaja dirangsang dalam orang bermeditasi untuk tujuan melihat gaib, atau dengan melatih kepekaan / olah rasa atau dengan cara orangnya membiasakan diri berdiam di tempat yang gelap dan sunyi (seperti di acara uji nyali di TV).

Berikut ini kami tuliskan cara latihan olah rasa untuk mempertajam kepekaan rasa, belajar membuka diri terhadap kegaiban. Latihannya berupa beberapa tahapan meditasi sederhana yang masing-masing tahapan meditasinya mempunyai sasaran dan tujuan untuk dikuasai. Jika anda interest melatihnya, sebaiknya masing-masing tahapan meditasinya dilatih dengan seksama sampai masing-masing sasaran dan tujuannya tercapai, dan matang, bukan asal bisa.

Secara keseluruhan dari awal sampai akhir, tahapan, sasaran dan tujuan latihannya adalah sbb :

1. Belajar membuka diri terhadap kegaiban, memisahkan antara pikiran dengan rasa dan batin.

2. Belajar mendeteksi keberadaan "energi-energi gaib".

3. Mengaktifkan kepekaan sukma dan batin dan latihan mengsugesti batin.

4. Melihat gaib secara batin.

5. Berkomunikasi dengan gaib.

Jika keseluruhan sasaran dan tujuan latihan di atas sudah berhasil anda kuasai, dan matang, berarti anda akan bisa menelisik sisi perkhodaman / kegaiban benda-benda anda. Syarat dasarnya, kendorkan pikiran. Tujuan akhirnya adalah supaya anda juga bisa berinteraksi batin dengan khodam-khodam jimat, pusaka atau khodam pendamping dan sedulur papat anda sendiri, atau mendeteksi keberadaan mahluk halus lain dan diharapkan anda juga bisa mengenal rasa mengenai sesuatu yang tidak baik untuk tujuan dihindari atau untuk diusir / dibersihkan (pembersihan gaib). Anda juga akan bisa berlaku sebagai konsultan supranatural untuk teman-teman anda.

Faktor terbesar yang menjadi penghalang pencapaian keberhasilan dari suatu laku meditasi adalah adanya khodam ilmu / pendamping atau adanya mahluk halus di dalam kepala atau badan (ketempatan mahluk halus) yang keberadaan mereka itu sering sekali memberikan rasa-rasa yang mengganggu, bisikan dan penglihatan gaib yang bersifat fiktif, ilusi dan halusinasi, terutama dalam meditasi mata terpejam. Mungkin malah sampai orangnya dibuat seolah-olah dirinya merogoh sukma, rohnya terbang ke langit atau berjalan-jalan di alam gaib atau berhalusinasi bertemu dengan sosok halus tertentu.

Karena itu bila anda sadar diri anda berkhodam sebaiknya sebelum bermeditasi anda sampaikan kepada khodam-khodam anda itu dan semua mahluk halus yang bersama anda supaya jangan memberikan gambaran dan bisikan gaib apapun. Perintahkan supaya mereka mengikuti saja jalan pikiran anda.

Sesudah diperintahkan begitu mudah-mudahan semua gaib yang bersama anda tidak akan memberikan halusinasi kepada anda, tetapi gaib yang di dalam badan / kepala, terutama yang jenisnya adalah sukma / arwah manusia, kemungkinannya akan tetap memberikan halusinasi, karena sudah watak dasarnya menipu dan menyesatkan. Karena itu atas adanya jenis sukma di dalam tubuh manusia Penulis menganjurkan untuk diisolasi dan dikeluarkan saja. Selebihnya tinggal anda sendiri untuk kritis membedakan mana yang nyata dan mana yang fiktif / ilusi, jangan sampai terbawa mengikuti yang sifatnya fiktif / menipu. Usahakan untuk belajar bisa fokus kepada sedulur papat kita sendiri dalam hal inspirasi, ide dan ilham dan gambaran gaib, jangan kepada yang lain.

Untuk keberhasilan mencapai hasil latihannya Penulis memberikan masukan :

Secara keseluruhan, tujuan latihan olah rasa di halaman ini adalah untuk melatih kepekaan rasa kita dan untuk membangkitkan indera keenam kita atas segala sesuatu yang bersifat gaib, atas segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca indera kita. Jangan semata-mata ditujukan untuk langsung bisa melihat gaib.

Kepekaan rasa adalah dasar yang harus lebih dulu dikuasai. Kalau itu tidak bisa dikuasai, kemungkinan besar akan ada kesulitannya ketika kita ingin belajar yang lebih tinggi lagi. Sesudah bisa peka rasa akan lebih mudah untuk kita mempelajari yang lainnya, apalagi jika ingin mempelajari yang lebih tinggi lagi.

Yang jangan sampai dilupakan adalah bahwa latihan olah rasa di halaman ini, termasuk sampai tujuan bisa melihat gaib, didasarkan pada keilmuan kebatinan, harus dilakukan dengan sugesti kebatinan, harus ada penghayatan pada setiap tahapan lakunya. Karena itu jangan terburu-buru melakukannya, dan jangan terburu-buru ingin cepat mencapai hasil.


sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists

Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.