Meditasi Olah Rasa Tahap 1
Meditasi olah rasa di halaman ini jangan disamakan dengan meditasi mengheningkan cipta atau meditasi-meditasi lain yang biasa diajarkan orang, dan jangan disamakan dengan hanya mewirid doa / amalan. Meditasi di halaman ini punya tujuan dan metode sendiri dan menjalankannya harus dengan rasa kebatinan. Semua lakunya harus dihayati.
Latihan olah rasa ini diawali dengan meditasi sederhana untuk latihan mempertajam kepekaan rasa pada ujung-ujung jari tangan kita, belajar membuka diri terhadap kegaiban.
Latihan awal dalam latihan olah rasa ini adalah untuk belajar memisahkan pikiran dan perasaan, dengan belajar memfokuskan batin pada kepekaan untuk merasakan adanya setruman listrik halus pada benda jimat / mustika / akik/ pusaka sebagai tanda / indikasi bahwa benda itu berpenghuni gaib (ada kandungan energinya).
Latihan ini adalah cara sederhana untuk mendeteksi apakah sebuah benda ada isi gaibnya ataukah kosong. Latihan dasar ini tidak ditujukan khusus untuk mengetahui / melihat sosok gaibnya atau kegunaannya. Tetapi bila kepekaan batin / rasa sudah terbentuk, biasanya juga dapat terbayang sosok gaibnya dan kegunaan / tuahnya.
Meditasi dalam latihan awal ini bisa dilakukan dengan duduk di kursi ataupun duduk bersila, bisa dilakukan kapan saja siang atau malam, tidak perlu mematikan lampu dan tidak harus memejamkan mata, bisa 5 menit atau lebih (terserah anda) dan bisa dilakukan sambil berdoa / zikir. Kendorkan pikiran, biar rasa dan batin yang bekerja.
Latihan Pembuka.
- Duduklah santai dengan punggung ditegakkan, tetapi tidak tegang dan tidak juga terlalu santai. Kedua tangan diletakkan di atas paha dan terbuka menghadap ke atas. Ujung ibu jari (jempol) ditempelkan dengan ujung jari tengah. Pejamkan mata. Dalam kondisi terpejam, pandangan mata diarahkan santai ke bawah.
- Tariklah nafas panjang dengan halus dan lepaskan juga dengan halus. Lakukan dengan rileks. Rasakan jalannya nafas. Rasakan detak jantung anda.
- Tenangkan hati dan pikiran anda. Sekalipun suasana tempat anda ramai, usahakan dapat mencari keheningan di dalam keramaian. Bisa juga sambil berdoa / zikir.
- Ulangi langkah-langkah di atas sampai anda dapat merasakan ketenangan dan keheningan dan bisa merasakan setruman listrik halus di ujung ibu jari dan ujung jari tengah. Bila setruman itu sudah dapat dirasakan, teruskan saja sampai setrumnya terasa kencang di jari-jari tangan anda. Jari tengah kemudian bisa diganti dengan jari telunjuk atau jari manis atau tangan mengepal (jempol dimasukkan ke dalam kepalan), supaya semua jari dan kepalan tangan mendapatkan ketajaman rasa yang sama.
- Jika sudah dianggap cukup, sebagai penutup, bentangkan kedua tangan ke samping dan hiruplah udara bersih yang panjang beberapa kali dan rasakan energi alam yang segar mengisi tubuh, hati dan pikiran anda dan setelah itu anda merasa bersih, sehat dan segar dan siap kembali beraktivitas.
Laku meditasi di atas tidak perlu dilakukan berlama-lama, biasanya 5 - 15 menit saja sudah cukup dan bisa dilakukan dimana saja kapan saja, tidak harus melakukannya secara khusus di waktu dan tempat yang khusus, tidak harus malam hari, siang hari pun bisa.
Latihan awal olah rasa di atas tujuan utamanya adalah untuk kita belajar memisahkan antara pikiran dengan rasa dan batin, untuk belajar mengedepankan kepekaan rasa dan belajar memfokuskan rasa pada tangan.
- Dengan cara itu fokus kita ada pada rasa , bukan pikiran.
- Kalau anda masih kuat berfokus dengan pikiran, maka anda tidak akan merasakan apa-apa.
- Kalau itu sudah bisa, sudah berhasl, berarti anda sudah berhasil memisahkan antara pikiran dengan rasa.
- Kalau latihan itu sudah benar dikuasai, barulah kemudian anda melangkah ke latihan tahap berikutnya.
Latihan di atas adalah contoh sederhana untuk kita belajar memisahkan pikiran dengan perasaan. Karena sifatnya adalah pelajaran dasar, maka tulisan itu tidak untuk menuliskan tentang bagaimana secara ekplisit kita melakukan pemisahan pikiran dengan perasaan, atau tentang bagaimana menggunakan sugesti kebatinan sesudah kita bisa memisahkan pikiran dan perasaan. Tapi kalau kita sudah bisa memisahkan pikiran dan perasaan, sesudahnya kita bisa berimprovisasi sendiri untuk menggunakannya.
Kalau kita sudah bisa memisahkan pikiran dengan perasaan, atas adanya suatu masalah / beban pikiran dalam sekejap kita bisa membalik pikiran dan perasaan kita untuk tidak lagi memikirkannya. Memang tidak bisa 100% hilang dari pikiran dan perasaan, tapi setidaknya kita bisa tidak merasa tersiksa. Malah kita bisa bersyukur jika pernah berkesempatan merasakan manisnya. Pahitnya yang kita berusaha melupakan.
Dengan cara itu kita bisa mengevaluasi dan "menikmati" penderitaan tanpa harus merasa menderita. Bisa juga dimanfaatkan untuk menganalisa / mengevaluasi masalah tertentu tanpa kita harus terbawa perasaan.
Kalau sudah bisa memisahkan pikiran dan rasa nantinya bisa dipraktekkan untuk kita memanipulasi pikiran kita sendiri. Dengan cara memanipulasi pikiran akan lebih mudah untuk kita bisa menghilangkan rasa sakit, sakit perut, pusing, dsb, dengan cara tidak merasakannya (tidak memikirkan rasa sakitnya, atau dengan cara mengalihkan pikiran memikirkan yang lain). Atau ketika sedang dipijat refleksi, atau sedang diurut karena keseleo, akan lebih mudah untuk kita tidak terlalu merasakan rasa sakitnya dengan cara tidak fokus kepada rasa sakitnya, tetapi dengan memikirkan hal yang lain atau sambil mengobrol.
Kita juga akan lebih mudah untuk memanipulasi pikiran kita sendiri untuk tidak berlarut-larut dalam rasa sedih ketika putus cinta atau kasus lain yang membuat kita stress / depresi (bahkan mungkin kita bisa membalik perasaan dan pikiran kita untuk seketika melupakannya). Juga dalam suasana yang berisik kita bisa tidak terganggu konsentrasinya, karena kita bisa mencari keheningan di dalam keramaian dan bisa tetap fokus kepada diri sendiri atau kepada sesuatu yang sedang kita kerjakan.
Biasanya orang laki-laki lebih kuat dengan pikirannya dan pikirannya kuat menyatu dengan perasaannya. Sedangkan orang perempuan lebih dekat dengan perasaannya, mudah larut / terbawa perasaan, kurang kritis dalam menggunakan pikirannya, karena selalu melibatkan perasaannya.
Dalam latihan di atas yang bisa cepat merasakan efek setruman di jari-jari tangan biasanya adalah orang perempuan, karena secara alami perempuan memang lebih dekat dengan perasaannya, lebih mudah merasakan rasa. Sedangkan orang laki-laki pikirannya kuat menyatu dengan perasaannya, diperlukan usaha yang lebih untuk bisa berhasil memisahkan pikiran dengan perasaan, harus benar-benar bisa mengendorkan pikirannya untuk bisa merasakan rasa (dan dalam laku kebatinan yang lain laki-laki harus bisa mengendorkan pikirannya untuk bisa mengedepankan batinnya).
Tetapi untuk bisa memanipulasi pikiran biasanya laki-laki lebih mudah melakukannya, karena secara alami laki-laki lebih dekat dengan pikirannya dan lebih kritis dalam menggunakan pikiran, sedangkan perempuan lebih sering terbawa / larut dengan perasaannya. Karena itu diharapkan yang perempuan jangan lagi mudah terbawa perasaan, harus bisa memisahkan pikiran dengan perasaannya, dan bisa fokus mengedepankan pikirannya, sehingga ia akan bisa lebih kritis, bisa mengedepankan pikirannya, atau jika diperlukan ia akan bisa memanipulasi pikirannya.
Setelah tahapan latihan di atas sudah anda kuasai, sesudah anda bisa merasakan adanya setruman halus di ujung-ujung jari tangan anda, maka anda sudah bisa lanjut ke latihan berikutnya untuk mengimplementasikan hasil latihan tersebut.
sumber: https://sites.google.com/site/thomchrists
Semua pertanyaan terkait artikel ini, bisa menghubungi penulis aslinya diwebsite tersebut.